b. Perorangan Pengrajinindustry rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan,
penambang, pedagang barang dan jasa dan sebagainya.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 304KEPDir tanggal 4 April 1997 tentang pemberian kredit usaha kecil, usaha kecil di defenisikan sebagai usaha yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memilki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000;
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 satu milyar
c. Milik warga Negara Indonesia
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.
e. Bentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang
tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.
2.4.1 Masalah-masalah yang di Hadapi Usaha Pedagang Kecil
A. Permodalan
Hampir semua pelaku usaha kecil dan menengah mengakui bahwa permodalan merupakan masalah klasik yang selalu dialami dalam usaha mengembangkan usaha kecil yang
mereka kelola, mereka mengeluhkan terbatasnya modal yang mereka miliki sehingga tersendatnya usaha mereka.
B. Management
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan usaha kecil biasanya hanya bertumpu pada seorang saja, selain pemilik modal, pelaku usaha biasa juga merangkap sebagai pekerja, tenaga administrasi dan sekaligus
pemasaran, kalaupun pelaku usaha ini memiliki karyawan, tanpa adanya pembagian kerja Job Description
yang jelas.
C. Kondisi Usaha
Pasca Otonomi Daerah di 134 kabupatenkota di Indonesia telah menerbitkan 709 Perda atau SK Surat Keputusan tentang retribusi yang dibebankan kepada dunia usaha. Di Sumatera
Utara sendiri tercatat ada 68 Perda, selanjutnya berdasrkan KPPOD Komisi Pemantau Pelaksana Otonomi Daerah perda-perda ini dinilai akan memperburuk iklim usaha sekaligus berdampak
enggannya investor menanam modalnya ke daerah ini.
Di daerah ini, Deli Serdang, Simalungun dan Medan ada tiga kabupatenkota dengan produk perda retribusi terbanyak masing-masing 16, 11, 15 perda bermasalah yang memberatkan
kalangan dunia usaha kecil, di Medan diantaranya yaitu penggantian biaya cetak, pajak hiburan, pajak reklame, retribusi bunga hias, retribusi izin trayek, retribusi izin usaha penggilingan padi
huller dan selain itu pada waktu lalu, warga Medan dikejutkan dengan dikeluarkan perda retribusi parkir, pada ruas jalan strategis yang notabenenya adalah tempat usaha kecil dan
menengah, dimana setiap kendaraan berbagai jenis dikenakan biaya parker sebesar Rp. 7.500jam. Retribusi ini bahkan dinilai sebagai retribusi parker termahal di Indonesia. Oleh
kalangan masyarakat seperti Ir. Soekirman dari BITRA Indonesia, namun karena protes yang cukup keras dan asosiasi usaha dan masyarakat akhirnya pemberlakuannya di tunda.
D. Perizinan
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan tentang pengurusan perizinan usaha industry dan perdagangan telah diatur dalam keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 408MPPKEP101997 tentang
ketentuan dan tata cara pemberian tanda daftar usaha perdagangan TDUP dan Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP yang berlaku selama perubahan yang bersangkutan menjalankan kegiatan
usaha perdagangannya.
Selain itu ada juga keputusan Menteri Perindag No. 255MPPKEP71997 tentang pelimpihan wewenang dan pemberian izin di bidang industry dan perdagangan sesuai dengan
surat edaran sekjen No. 771SJ91997 ditetapkan bahwa setiap perusahaan yang mengurus SIUP baik kecil, menengah dan besar berkewajiban membayar biaya administrasi 0 rupiah nihil
artinya disini bahwa perizinan tidak dikenai biaya.
Persoalannya pasca otonomi daerah berbagai kewenangan telah dialihkan dari pemerintah pusat kepada pemerintah kotakabupaten. Biaya-biaya pengurusan menjadi tanggung
jawab pemerintah pusat. Bertolak dengan ketentuan tersebut, Pemerintah kabupatenpemerintah kota melihat bahwa perizinan sebagai sumber pendapatan asli daerah PAD, sehingga perizinan
dibuat dengan tarif tertentu disesuaikan dengan nilai investasi. Selama jangka waktu tertentu, pelaku usaha kecil dan menengah ini harus memperbarui kembali, artinya mengeluarkan biaya
kembali untuk perizinan, ini bertentangan dengan SK Memperindag di atas yang menyebutkan izin usaha yang berlaku selama kegiatan yang berlangsung.
E. Jaringan Usaha dan Akses Pasar