Perkembangbiakan Bakteri Uraian Bakteri

Bakteri Gram positif menyerap zat warna pertama yaitu kristal violet yang menyebabkan berwarna ungu, sedangkan bakteri Gram negatif menyerap zat warna kedua yaitu safranin dan menyebabkannya berwarna merah muda Dwijoseputro,1982. Bakteri Gram positif memiliki kandungan peptidoglikan yang tinggi dapat mencapai 50 dibandingkan bakteri Gram negatif sekitar 10. Sebaliknya kandungan lipida dinding sel bakteri Gram positif rendah sedangkan pada dinding sel bakteri Gram negatif tinggi yaitu sekitar 11-22 Lay,1992.

2.4.1 Perkembangbiakan Bakteri

Pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dipengaruhi oleh: 1. Suhu Setiap spesies bakteri tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu. Atas dasar ini maka bakteri dapat diklasifikasikan sebagai: psikrofil, yang tumbuh pada 0 sampai 30 o C; mesofil, yang tumbuh pada 25 sampai 40 o C; dan termofil, yang tumbuh pada suhu 50 o C atau lebih Pelczar,1988. Suhu terendah dimana bakteri dapat tumbuh disebut minimum growth temperature. Sedangkan suhu tertinggi dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik disebut maximum growth temperature. Suhu dimana bakteri dapat tumbuh dengan sempurna diantara kedua suhu tersebut disebut suhu optimum Mikrobiologi FKU, 2003. 2. Derajat Keasaman pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 dan 7,5. Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat asam atau sangat alkalis alkalinofil. Bagi kebanyakan spesies, nilai pH Universitas Sumatera Utara minimum dan maksimum ialah antara 4 dan 9. Bila bakteri dibiakkan dalam suatu medium yang mula-mula disesuaikan pHnya maka mungkin sekali pH ini berubah karena adanya senyawa asam atau basa yang dihasilkan selama pertumbuhan Pelczar,1988. 3. Oksigen Berdasarkan akan kebutuhan terhadap oksigen , bakteri dapat digolongkan menjadi: Bakteri aerob mutlak, yaitu bakteri yang untuk pertumbuhannya memerlukan adanya oksigen; Bakteri anaerob fakultatif, yaitu bakteri yang dapat tumbuh, baik ada oksigen maupun tanpa adanya oksigen; Bakteri anaerob aerotoleran, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen tetapi tidak mati dengan adanya oksigen; Bakteri anaerob mutlak, yaitu bakteri yang hidup bila tidak ada oksigen; dan Bakteri mikroaerofilik, yaitu bakteri yang kebutuhan oksigennya rendah Mikrobiologi FKU, 2003. 4. Nutrisi Sumber zat makanan nutrisi bagi bakteri diperoleh dari senyawa karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur logam natrium, kalsium, magnesium, mangan, besi, tembaga dan kobalt, vitamin dan air untuk fungsi-fungsi metabolik dan pertumbuhannya Dwijoseputro,1982. 5. Pengaruh Kelembapan dan Kekeringan Bakteri sebenarnya adalah makhluk yang suka akan keadaan basah atau lembab, bahkan dapat hidup didalam air, hanya didalam air yang tertutup mereka tidak dapat hidup subur, hal ini disebabkan karena kurangnya udara. Tanah yang basah baik untuk kehidupan bakteri. Banyak Universitas Sumatera Utara bakteri yang mati, jika terkena udara kering. Bakteri yang tahan panas disebut bakteri xerophyl Dwijoseputro,1982. 6. Tekanan Osmosa Medium yang paling cocok untuk kehidupan bakteri ialah medium yang isotonik terhadap isi sel bakteri. Ada beberapa jenis bakteri dapat hidup pada larutan garam yang disebut bakteri halophyl Dwijoseputro,1982.

2.4.2 Media Pertumbuhan Bakteri

Dokumen yang terkait

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol serta Fraksi n-Heksana Etilasetat dan Air Herba Kurmak Mbelin (Enydra fluctuans Lour.)

1 75 100

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Pisang Raja (Musa X paradisiaca AAB) Dalam Sediaan Gel HPMC”.

66 340 83

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksana Dan Etilasetat Serta Etanol Alga Merah (Galaxaura oblongata)

4 76 89

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 59 77

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Perbedaan Percepatan Penyembuhan Luka Bakar dari Ekstrak Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.)

10 91 97

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Kulit Buah Tumbuhan Jengkol (Pithecollobium lobatum Benth.)

46 164 73

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain) terhadap Bakteri Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, dan Esherichia coli

24 140 104

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Salmonella typhimurium

9 55 82

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul (Sandoricum Koetjape (Burm. f.) Merr) Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro

1 50 66