Aspirin
3,5
Intoleransi aspirin dapat menyebabkan rinitis. Hipotesa yang berkaitan dengan ini adalah dengan menghambat jalur cyclo-oxygenase yang berperan
penting dalam metabolisme lipoxygenase dan meningkatkan produksi leukotrien dan slow reacting substance s. Gejala yang ditimbulkan adalah hidung beringus
encer termasuk gejala sistemik lain seperti urtikaria. Yang lebih penting lagi adalah aspirin dapat memperberat penyakit pada penderita asma dan polip
2.4.8 GUSTATORY RHINITIS
1
Hipersensitivitas terhadap makanan dibagi menjadi 2 bentuk yaitu food allergy dan food intolerance. Food allergy karakteristiknya melibatkan sistem
imun sedangkan food intolerance tidak bisa dibuktikan secara imunologis. Ada 3 jalur terjadinya proses sensitasi alergen pada food allergy, yaitu :
1. Adanya ingesti dari makanan, Jalur yang tersering , banyak terjadi pada
bayi dan anak — anak. Biasanya alergi terhadap susu 2.
Adanya sensitasi yang disebabkan oleh adanya allergen inhalan. 3.
Adanya sensitasi melalui kulit. Beberapa makanan yang menyebabkan terjadinya alergi antara lain susu,
telur, ikan, nikel dan kobalt.
Klinis
Reaksi hipersensitivitas pada makanan biasanya terjadi dalam jam-jam pertama setelah proses ingesti. Secara garis besar gejala yang terjadi melibatkan 2
Universitas Sumatera Utara
atau lebih organ respiratori, kulit dan gastrointestinal. Gejala yang sering terjadi adalah diare, urtikaria dan asma. Selain itu dapat pula terjadi konjungtivitis dan
rinitis. Amlot et. all 1987 melaporkan pasien- pasien yang hipersensitivitas terhadap makanan terjadi sindroma alergi oral dalam 10 menit pertama diikuti
dengan dengan munculnya tanda-tanda objektif dalam 30 menit kemudian urtikaria, konjungtivitis, asma, muntah dan mual. Gejala rinitis dan anafilaksis
merupakan gejala yang jarang timbul. Bindslev - Jensen, 1992 pernah meneliti pada orang dewasa, dengan hash bahwa gejala rinitis merupakan gejala yang
jarang timbul pada hipersensitivitas terhadap makanan dan biasanya timbul bersamaan dengan asma.
Diagnosis Terapi
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan tes kulit dan pemeriksaan IgE RAST. Terapi utama dari alergi makanan adalah dengan cars menghindari
sumber alergennya. Apabila sudah terjadi alergi maka diberikan antihistamin dan kortikosteroid.
2.4.9 RHINITIS ATROFI
OZAENA
1,3,7,8
Merupakan suatu infeksi kronis pada hidung yang ditandai dengan adanya atrofi yang progresif pada mukosa dan tulang konka. Secara klinis mukosa
hidung menghasilkan sekret yang kental dan cepat mengering sehingga terbentuklah krusta yang berbau busuk. Rintis atrofi sering terjadi pada usia
pubertas dan lebih banyak menyerang wanita dibandingkan laki- laki.
Universitas Sumatera Utara
Etiologi
Etiologi utama dari rhinitis atrofi sampai saat ini tidak diketahui dengan jelas. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya rinitis atrofi.yaitu :
Infeksi kuman spesifik terutama oleh Klebsiella ozaena. Kuman lainnya
Streptococcus, Staphilococcus dan Pseudomonas
Defisiensi Vitamin A
Defisiensi Fe
Sinusitis Kronis
Penyakit kolagen
Kelainan hormonal
Patologi
Beberapa penulis menyatakan bahwa terjadi metaplasia epitel kolumner bersilia menjadi epitel skuamosa. Dimana perubahan ini menyebabkan penurunan
jumlah dan ukuran dari kelenjar alveolar. Ada 2 bentuk patologis dari rhinits atrofi yaitu :
Tipe 1. Karakternya adalah adanya endarteritis dan periarteritis dari ujung
terminal arteri yang menghasilkan infeksi kronis
Tipe 2. Adanya vasodilatasi dari kapiler dan menjadi buruk dengan
pemberian terapi estrogen.
Universitas Sumatera Utara
Gejala
Gejala yang sering dikeluhkan yaitu hidung tersumbat dan epistaksis. Selain itu adalah hidung nafas berbau, ingus kental yang berwama hijau, krusta
dan anosmia. Kadang-kadang disertai dengan sakit kepala.
Pemeriksaan
Pada rhinoskopi anterior didapatkan konka yang atrofi terutama konka inferior dan media, sekret purulen berwarna hijau dan krusta berwarna hijau.
Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu antara lain transiluminasi, roentgen sinus, kultur dan resistensi dari sekret, pemeriksaan darah tepi, Fe serum
dan histopatologis.
Terapi
Konservatif Dapat diberikan antibiotika broad spectrum atau sesuai dengan hasil
kultur dan resistensi. Dilakukan pencucian hidung dengan larutan fisiologis atau larutan garam hangat. Pemberian preparat vitamin A dan preparat Fe. Bila
terdapat komplikasi sinusitis maka terapi sinusitis pun harus diberikan.
Pembedahan
Jika pengobatan konservatif tidak adekuat dan gagal, maka dilakukan operasi penutupan lubang hidung secara operasi plastik dengan tujuan mukosa
hidung akan menjadi normal kembali.
Universitas Sumatera Utara
2.4.9 RHINITIS AMONG CHIDREN