RINITIS HORMONAL RINITIS VASOMOTOR

2.4.3 RINITIS HORMONAL

1,3,5 Estrogen menyebabkan pelebaran vascular tidak hanya di uterus, tapi juga pada hidung. Untuk alas an yang sama bebrpa wanita mengalami kongesti nasal pada periode premenstruasi yang mungkin keliru dinamakan cold. Banyak wanita memperhatikan adanya kongesti nasal selama kehamilan. Keadaan ini bertambah buruk selama kehamilan dan berhubungan langsung dengan level estrogen endogen yang meningkat tajam selama trimester terakhir kehamilan. Banyak ahli Obstetri lebih senaang pasien mereka menderita kongesti hidung diri pada memberi obat. Banyak pasien memilih sendiri obat anti histamine dan dekongestan. Obat tersebut digunakan dalam waktu jangka lama sedangkan efek terhadapjanin belum jelas. Secara umum perparat antihistamin generasi lama seperti trepilennamine dan elorphenirmine lebih disukai untuk penderita dimana kondisinya dicetusakan oleh rhinitis alergi secara koinsidental Schatz et al, 1987 ;Zeiger 1989 Pemakaian kortikosteroid topical seperti beclometasone lebih disukai.Dekongestan pseudoefedrin oral Sudafed memiliki keamanan untuk pemakaian jangka panjang dan berguna bagi pasien non alergi, kecuali bagi mereka yang memiliki hipertensi. Lebih jauh pada penderita dengan kengesti nasal berat mungkin memerlukan penanganan operatif. Efek samping sementara dari tindakan bedah ini dapat diterima karena kehamilan sendiri merupakan kondisi yang bersifat self limited. Universitas Sumatera Utara Pada HIPOTIROID, sekitar 2 -3 psien rinitis vasomotor didiagnosis sebagai hipotiroid Settipane,1987. Hipoaktifitas simpatis scara umum menyebabkan parasimpatis lebih dominan dengan efek vasodilatasi. Sesudah abnormalitas endokrin ditegakkan, tingkat perubahan residual dalam vaskularisasi nasal dapat diperiksa dan diatasi.

2.4.4 RINITIS VASOMOTOR

1,3,4,5,8 Rinitis vasomotor mempunyai karakteristik klinis yang hampir sama dengan rinitis alergi tetapi dalam rinitis vasomotor pasien dapat mengidentifikasikan dengan jelas pencetus timbulnya serangan tersebut Trigger stimuli contohnya adalah cuaca, iritasi udara. AC atau faktor stres. Ada beberapa nama lain untuk rinitis vasomotor yaitu :  Rinitis non alergi, non infeksi yang menggambarkan kelompok heterogen penderita dengan gejala nasal kronis yang bukan bersifat imunologis atau infeksi murni biasanya tidak berhubungan dengan eosinofilia nasal.  Rhinophaty intrinsic dimana pada beberapa kasus rhinitis vasomotor tidak ditemukan bukti adanya inflamasi  Rhinitis intrinsik, pada penyakit kompleks dengan etiologi dan patofisiologi yang belum dimengerti. Universitas Sumatera Utara Rinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologis lapisan mukosa hidung terutama mukosa septum dan konka yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas saraf parasimpatis. Pasien dengan diagnosa rinitis mempunyai gejala utama antara lain kongesti hidung, sneezing, nasal ithcing, rinonhea kadang-kadang disertai dengan hiposmia dan post nasal discharge. Pada rinits alergi gejala yang signifikan adalah sneezing dan nasal itching, dimana keadaan ini cenderung tidak didapatkan pada pada rhinitis vasomotor. Begitu pula pada rintis vasomotor didapatkan hasil tes kulit yang negatif dan jumlah eosinofil yang rendah pada nasal smears. Persarafan dari septum nasi dan konka terutama berasal dan nervus kranialis ke 5 cab ophthalmic dan maxillary, nervus kranial ke 7 dan serabut sensoris khusus dari nervus cranial ke 1. Saraf parasimpatis berasal dari nukleus salivatorius superior di pons. Pada saat hipotalamus mengeluarkan perintah agar saraf parasimpatis bekerja pada septum nasi dan konka, maka neurotransmiter kolinergik asetilkolin pada ujung serabut saraf parasimpatis akan keluar dan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dalam konka serta meningkatkan permeabilitas kapiler dan hipersekresi kelenjar. Sebagai akibatnya akan terjadi edema mukosa konka, dinding lateral cavum nasi dan septum, sehingga akan menyebabkan sumbatan hidung dan beringus. Universitas Sumatera Utara Penyebab dari rintis vasomotor adalah : 1. Drug Induced Antihipertensi :Spray hidung,antihipertensi, kokain, Pil KB dan aspirin. 2. Kehamilan and premenstrual colds 3. Hipotiroid 4. Penyebab kecemasan 5. Temperature mediated 6. Rinitis Irritatif 7. End - stage vascular atony of chronic allergy of inflammatory rhinitis 8. Recumbency rhinitis 9. Paradoxic nasal obstruction and nasal cycle 10. Rinitis karena tidak ada aliran udara laringektomi, choanal atresia, hyperplasia adenoid 11. Compensatory hypertrophies rhinitis 12. Eosinofil and basofililic rinitis non alergi 13. Kelainan sistemik yang lain 14. Rinitis Idiopatik

2.4.5 NON ALLERGIC RHINITIS EOSINOPHILIA SYNDROME NARES