COMMON COLD Coryza RHINITIS INFLUENZA

A. COMMON COLD Coryza

Merupakan penyakit virus yang terbanyak ditemukan pada manusia. lnsidensinya umur yang terkena bervariasi, tetapi biasanya mengenai anak-anak dan dewasa muda. Etiologi Penyebab utama adalah beberapa jenis virus dan yang utamanya adalah Rhinovirus. Virus lainnya adalah Myxovirus, Coxsackie dan ECHO virus. Beberapa faktor predisposisi terjadinya common cold antara lain :  Iklim.  Lingkungan, Temperatur, Udara Dingin dan Kelembaban Udara  Status imunologis  Nutrisi dan vitamin deficiency  Kelelahan, Fitness dan Exercise  Sumbatan Hidung  Penyakit Sistemik seperti gangguan darah, diabetes dan tuberkulosis Gejala Klinis Pada stadium prodormal ischaemic stage berlangsung beberapa jam, didapatkan rasa panas, kering dan gatal pada hidung. Pada fase reaksi awal dan iritasi, berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari. Pada fase ini timbul bersin berulang-ulang, hidung tersumbat, beringus, tenggorokan terasa kering dan nyeri. Keluhan juga biasanya disertai Universitas Sumatera Utara dengan panas badan. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan membran mukosa yang hiperemis dan bengkak. Selanjutnya akan terjadi infeksi sekunder oleh bakteri sehingga sekret menjadi kental dan sumbatan hidung bertambah. Pada stadium resolusi, gejala akan berkurang bila tidak terjadi komplikasi dan akan sembuh dalam waktu 5 - 10 hari. Komplikasi Komplikasi yang mungkin terjadi adalah nasofaringitis, sinusitis, otitis media limfadenitis, tonsillitis, gastroenteritis, dan komplikasi pada traktus respiratorius bagian bawah. Terapi Tidak ada terapi spesifik untuk common cold. Disamping istirahat dapat diberikan obat-obatan simptomatis seperti anal getik, antipiretik atau dekongestan

B. RHINITIS INFLUENZA

Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari 3 grup virus influenza grup A, B, C . Secara klinis virus influenza dapat menyebabkan nekrosis dari epitel bersilia dari traktus respiratorius bagian atas terutama hidung, sehingga memudahkan terjadinya infeksi bakteri. Gejala bersin, beringus dan hidung tersumbat sebanding beratnya dengan common cold, namun infeksi bakteri sekunder lebih sering terjadi. Universitas Sumatera Utara Pencegahan Pemberian imunisasi dengan menggunakan vaksin influenza yang tidak aktif dianjurkan pada kelompok resiko tinggi. Dimana dengan vaksinasi dapat mencegah hingga 80 angka morbiditas akibat influenza. Antibiotika diberikan hanya bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri.

2.4.1.2 RHINITIS BAKTERI