BAB I PENDAHULUAN
Rinitis Non Alergi merupakan suatu inflamasi pada hidung dengan gejala berupa sumbatan hidung, hipersekresi dan hiperiritablilitas tetapi
etiologinya bukan dari alergi dan bersifat kronik.
2
Pada pemeriksaan skin test - dan tidak melalui perantaraan IgE. Berdasarkan etiologi rhinitis dapat
disebabkan beberapa faktor antara lain alergi Intermittent dan persisten, infeksi virus, bakteri dan jamur, Vasomotor idiopatik, obat-obatan,
hormonal, NARES, bisa juga faktor-faktor lain seperti tumor, septum deviasi , hipertrophi konka atau benda asing.
Secara umum Rinitis terbagi dua yaitu Rinitis Alergi dan Rinitis Non Alergi. Rinitis Alergi merupakan proses inflamasi yang mengenai membrane
mukosa hidung. Biasanya gejala yang timbul adalah sumbatan hidung, gatal pada hidung, hidung beringus dan bersin-bersin. Kadang-kadang juga dapat
juga dijumpai gejala gatal pada mata dan post nasal discharge. Penyebab terbanyak dari rhinitis adalah alergi, tetapi karena inflamasi juga disebabkan
oleh faktor non alergi, maka rinitispun dapat terjadi karenan faktor non alergi.
1,9
Pada umunya penderita yang didiagnosis kronis, sekitar 50 mempunyai riwayat alergi. Pada pasien rinitis non alergi kronis sekitar 25
diketahui mempunyai jumlah eosinofil pada pemeriksaan secret hidung yang biasa dikenal dengan Non Allergic Rhinitis with Eosinophilia Sindrome.
1,3
Universitas Sumatera Utara
Meskipun penyakit Rinitis ini tidak bersifat fatal dan sering diangap tidak serius, tapi pada keadaan tertentu dapat menyebabkan masalah dalam
gangguan kualitas hidup seperti gangguana belajar di sekolah, bekerja, gangguan prestasi kerja, gangguan saat tidur dan bersantai. Sehingga
penderita terbatas melakukan aktifitas sehari-hari dan akibatnya menyebabkan frustasi, lekas marah, rendah diri dan depresi.
Pada pasien dengan keluahan gangguan di hidung yang kronis, untuk mencari penyebabnya diperlukan pemeriksaan THT yang teliti. Selain itu juga
diperlukan pemeriksaan penunjang seperti radiology, endoscopy dan CT-can
yang akan membantu mempermudah penegakan diagnose.
Universitas Sumatera Utara
BAB II RINITIS NON ALERGI