RINITIS KARENA JAMUR KLASIFIKASI

pada alkoholisme, anemia, nutrisi yang buruk dan bisanya selalu berhubungan dengan cuaca yang kering, panas dan pekerjaan yang berdebu. Secara patologis terjadi defisiensi dan tidak aktifnya kelenjar seromukus dan terjadi metaplasia epitel kolumnar bersilia menjadi epitel kuboid atau epitel skuamosa dan terjadi defisiensi dari mucus blanket. Selain itu juga terjadi ulserasi yang berpenetrasi ke bagian anterior dari kartilago septum. Klinis Penderita biasanya mengeluh tidak nyaman, rasa iritasi atau rasa kering di hidung yang kadang-kadang deisertai dengan epistaksis dan krusta krusta tipis, kering dan berbau. Pada pemeriksaan rhinoskopi tampak lapisan membran mukosa yang keputihan, kering dan kadang-kadang disertai komplikasi berupa perforasi septum. Terapi Terapi biasanya berdasarkan jenis etiologinya, jika perlu diberikan suplemen vitamin dan zat besi. Terapi lokal dapat diberikan obat pencuci hidung.

2.4.2 RINITIS KARENA JAMUR

1,3,7,9 Pada pemeriksaan hidung terlihat adanya secret mukopurulen yang berbau dan terdapat pseudomembran. Dapat terlihat ulkus atau perforasi pada septum. Bentuknya antara lain Aspergilosis, Blastomikosis, dan Candidiasis. Terapinya diberikan anti jamur oral dan topikal serta diberikan obat cuci hidung Universitas Sumatera Utara

A. ASPERGILLOSIS

3,7 Aspergillus merupakan salah satu jamur terbanyak pada hidung dan sinus. Jenis jamur aspergillus terbanyak yang sering menyebabkan infeksi adalah Aspergillus fumigatus diikuti oleh Aspergillus niger dan flavus. Penyakit ini bisa menyerang semua kelompok umur baik wanita maupun pria. Bentuk infeksi aspergillus pada hidung dan sinus dibagi menjadi : non- invasif Aspergilloma, Allergic, Invasif dan Fulminan.  Bentuk non-invasif adalah aspergiloma atau fungus ball. Bentuknya berupa endapan berwarna hijau kecoklatan yang mengisi sinus terutama antrum maksila. Pada pcmeriksaan roentgen terlihat deposit kalsium.  Bentuk Alergic aspergillus sinusitis pertama kali diterangkan oleh Kalfenstein, Sale dan Greenberger tahun 1983, dimana bentuk ini berhubungan dengan allergic bronchopulmonary aspergillosis dan merupakan kombuinasi dari reaksi tipe 1 dan tipe 3 respon imun terhadap aspergilosis. Biasanya terjadi pada dewasa muda yang mempunyai riwayat asma dan polip. Klinis akan didapatkan sekret yang tebal yang berasal dari sinus yang mengandung eosinofil dan bipyramidal atau rectangular structure in longitudinal section.  Bentuk invasif dijelaskan oleh Hora tahun 1963, mempunyai sifat yang mirip dengan bentuk keganasan maligna dan dapat menyebar Universitas Sumatera Utara  Bentuk fulminan merupakan bentuk angioinvasif progresif cepat, menyebabkan destruksi dan angka kematiannya tinggi. Berkaitan erat dengan pasien-pasien yang imunocompromised. Ekstensinya bisa ke intra cranial. Gambaran histologis memperlihatkan adanya infiltrasi hifa aspergilus dengan respon radang yang kecil dan menyebabkan fibrosis. Rowe - Jones membuat klasifikasi baru tahun 1993 dengan mengelompokkan menjadi 3 bagian yaitu  Non Invasif, termasuk kedalammnya tipe aspergiloma dan allergic.  Semi invasif, dimana terjadi destruksi local tanpa adanya invasi ke jaringan  Invasif, jamur dengan infasi ke jaringan baik bentuk fulminan maupun yang non fulminan. Terapi Non-invasif memerlukan terapi surgical debridement dan sinus ventilation. Semi invasif memerlukan terpai pembedahan ditambah dengan terapi ajuvan berupa Itraconazole Sporanox. Tipe Allergic memerlukan terapi debridement ditambah dengan pemberian kortikosteroid. Tipe Invasif Universitas Sumatera Utara memerlukan tindakan pembedahan secara radikal dikombinasikan dengan pemberian amfotericin intravena ditambah dengan anti jamur oral.

B. BLASTOMYCOSIS

7 Blastomycosis merupakan penyakit jamur yang jarang disebabkan oleh jamur Blastomyces dermatidis yang merupakan jamur diamorphic thermally diamorphic. Pada suhu kamar jamur ini berbentuk mycelial atau mold yang menghasilkan spora yang dapat terhisap masuk kedalam paru-paru, dimana dalam suhu tubuh dapat berubah bentuk menjadi bentuk walled round budding yeast. Penyebaran ke ekstra paru bermanifestasi sebagai blastomycosis di kulit, laring, oral dan kavum nasi. Klinis Lesi mukosa di vestibulum atau alar rim berisi papillary hyperplasic dengan kista yang berisi leukosit polimorfonuklear. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaaan histopatologis Gomoti stained dan PAS dan tes serologi yang positif untuk jamur. Terapi Pemberian amfoterisin yang bisa dikombinasikan dengan pemberian anti jamujr oral seperti ketokonazole, Itrakonazole.

C. ACTINOMYCOSIS

7 Universitas Sumatera Utara Ada 2 spesies dari Actinomyces yaitu Actinomyces bovis yang menyebabkan actinomycosis Lumpy jaw dan Actinomyces israelli yang menyebabkan actinomycosis pada manusia. Jamur anaerob A. israelli hidup di jaringan dalam bentuk koloni dan terlihat dalam pus sebagai sulphur granules. Spesies ini bertindak sebagai parasit yang tidak patogen pada mulut dan ditemukan pada tonsil dan gigi. Trauma merupakan faktor predisposisi utama timbulnya actinomycosis, sedangkan penyebab spesifiknya belum diketahui. Infeksi bisa berasal dari soket gigi dan menyebar ke jaringan sekitarnya. Hidung jarang merupakan tempat primer tumbuhnya actinomycosis. Klinis Secara umum penderita merasakan demam, toksemia dan jarang menimbulkan kematian. Kadang kadang ditemukan destruksi jaringan dan timbulnya scar. Terapi - Terapi utama adalah dengan pemberian penisilin dosis tinggi selama 4-6 minggu dan surgical drainase.

D. CANDIDIASIS

Moniliasis 7 Dikenal juga sebagai thrush yang disebabkan oleh Candida albicans yang merupakan jamur utama yang hidup pada kulit dan rongga mulut. Infeksi biasanya sering terjadi pada mulut dan kadang - kadang bisa menyerang hidung terutama pada pasien yang marasmus dan orang tua. Universitas Sumatera Utara Predisposisi terjadinya candidiasis adalahapasien yang menderita diabetes, AIDS dan tuberkulosis. Klinis Tampak lesi kecil, dislcret berwarna putih kotor pada mukosa dengan permukaan yang berwarna merah. Lesi dapat dengan mudah diangkat tanpa ada perdarahan Terapi Dilakukan pembersihan dengan larutan 1 gentian violet atau pemberian nistatin. Selain itu dapat diberikan pula amphoterisin dan Flucytosine.

E. HISTOPLASMOSIS

7 Histoplasmosis disebabkan oleh yeast like fungus, Histoplasma capsulatum. anyak terjadi di central regions of USA. Merupakan penyakit difus yang menyerang sistem retikuloendotelial dan bermanifestasi dengan pembesaran limps, hati kelenjar limfe dengan ulserasi pada usus dan anemia. Lesi di hidung biasanya jarang dan dapat berbentuk nodular atau bentuk infective secondary lymphadenitis. Diagnosis ditegakkan dari biopsi dan histoplasmin skin test untuk membedakan dengan tuberculosis pare. Terapinya biasanya diberikan Amphotericin. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 RINITIS HORMONAL