a. Pengertian Going Concern
Menurut Belkaoui 2006, going concern kelangsungan hidup perusahaan adalah kemampuan entitas menjalankan terus operasinya dalam
jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta aktivitas-aktivitasnya. Going Concern kelangsungan hidup
mencerminkan kemampuan entitas mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan dilikudasi dalam jangka waktu pendek.
Going Concern kelangsungan hidup entitas dikaji dari kondisi internal perusahaan dan prospek perusahaan dimasa mendatang. Suatu entitas
dianggap going concern apabila perusahaan dapat melanjutkan operasinya dan memenuhi kewajibannya. Kemampuan untuk melanjutkan operasi dan
kemampuan memenuhi kewajiban akan tergambar dalam laporan keuangan. semakin baik kelansungan hidup perusahaan going concern maka pelaporan
informasi keuangan akan semakin baik.
b. Pengukuran Going Concern
Kondisi yang mempengaruhi kelansungan hidup going concern perusahaan menurut SPAP 2002, seksi 341 terdiri dari empat hal yaitu :
pertama, trend negative meliputi kerugian operasional yang berulang kali,
kekurangan modal kerja, penurunan penjualan dan rasio keuangan yang tidak baik. Kedua, kesulitan keuangan yang meliputi kegagalan dalam memenuhi
kewajiban utangnya dan penjualan sebagian aktiva. Ketiga, masalah internal meliputi pemogokan kerja dan konflik yang terjadi antar manjaner. Keempat,
Universitas Sumatera Utara
masalah eksternal meliputi pemogokan kerja dan bencana alam seperti banjir dan kebakaran. Dalam penelitian ini untuk mengukur trend negative
digunakan rasio profitablitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Kesulitan keuangan yang meliputi kegagalan
dalam memenuhi kewajiban utangnya diukur dengan rasio likuiditas dan leverage sedangkan penjualan sebagian besar aktiva di ukur dengan ukuran
perusahaan. 1.
Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang
dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh Perusahaan besar akan
mengungkapkan informasi laporan keuangannya lebih besar daripada perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar memiliki public demand akan
informasi lebih yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Houston 2006 mendefenisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata
total aktiva perusahaan. Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset
2. Profitabilitas
Menurut Djarwanto 2004 profitabilitas bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan. Profibilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kagiatan penjualan.
Universitas Sumatera Utara
Djarwanto 2004 mengatakan bahwa rasio profitabilitas adalah alat untuk mengukur keuntungan yang diperoleh dari modal atau dana yang berasal dari
pinjaman dan dari modal sendiri yang telah digunakan dalam operasi perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi mendorong manajemen untuk
memberikan informasi yang lebih rinci untuk meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
cenderung akan mengungkapkan laporan keuangannya lebih luas untuk menarik investor melakukan investasi. Ada tiga rasio profitabilitas yaitu:
a Margin laba atas penjualan profit margin on sales
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya pada periode tertentu.
x 100
b Return on Asset ROA
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. ROA juga merupakan suatu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam mengelola aktivanya. Rumus untuk mencari ROA dapat digunakan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
c Return on Equity ROE
ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik karena posisi
perusahaan akan semakin kuat. Rumus untuk menentukan ROE adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio return on equity ROE yaitu hasil pengembalian atas total ekuitas.
3. Likuiditas
Rasio likuditas bertujuan untuk menguji kecukupan dana dan kemampuan perusahaan membayar kewajiban- kewajiban yang segera harus
dipenuhi. Djarwanto 2004 mengatakan bahwa likuiditas bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Pernyataan yang sama sama juga diungkapkan Munawir 2004 likuditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang segera harus dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.Tingkat likuiditas yang
lebih tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat likuditas yang tinggi akan melakukan pengungkapan
informasi yang luas kepada pihak luar. Dua rasio likuditas yang sering digunakan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a Current Ratio CR
Rasio lancar bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya jangka pendeknya dengan aktiva lancar. Semakin
tinggi rasio lancar maka kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya semakin besar. Rumus yang digunakan untuk menentukan CR
yaitu:
b Quick Ratio
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan yang sesungguhnya untuk memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu. Rasio cepat dihitung dengan
mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan kemudian membagi hasilnya dengan kewajiban lancar. Rumus yang digunakan untuk menentukan rasio
cepat yaitu:
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio lancar current asset yaitu rasio aktiva lancar terhadap hutang lancer.
Universitas Sumatera Utara
c. Cash Ratio
Rasio ini merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui kas. Semakin tinggi cash ratio menunjukkan
kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rumus yang digunakan untuk menentukan cash ratio yaitu:
4. Leverage
Munawir 2004 mengatakan bahwa rasio leverage atau solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan Djarwanto 2004 mengatakan bahwa rasio leverage
bertujuan mengukur sejauh mana kebutuhan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman. Semakin tinggi rasio leverage berarti semakin besar proporsi
pendanaan perusahaan yang dibiyai dari hutang. ada dua rasio leverage yaitu:
a Debt to Total Asset DTA
Rasio ini merupakan rasio total hutang terhadap total aktiva yang dibiayai dengan utang. semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko
keuangan dan sebaliknya semakin kecil rasio ini maka resiko keuangan. Rumus yang digunakan untuk menentukan debt to total asset yaitu:
x 100
Universitas Sumatera Utara
b Debt to Equity Ratio DER
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan seluruh
hutang dengan ekuitas. Rumus yang digunakan untuk mencari debt to equity ratio adalah:
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio hutang debt to equity ratio.
5. Kelengkapan Pengungkapan