xii
DAFTAR DIAGRAM BAB I PENDAHULUAN
Diagram 1.1.Kerangka berpikir merancang 6
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Diagram 2.1.Alur kegiatan pengelola 25
Diagram 2.2.Alur kegiatan pendidikan 26
Diagram 2.3.Alur kegiatan pengunjung 26
BAB III ELABORASI TEMA BAB IV ANALISA
Diagram 4.1.Hubungan antar ruang 56
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Diagram 5.1.Konsep penzoningan ruang dalam 62
BAB VI HASIL RANCANGAN
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Pada negara yang sedang berkembang , salah satunya adalah negara Indonesia, kehidupan masyarakat akan mengalami perkembangan ke arah struktur dan sistem masyarakat yang
modern dan demokratis. Pertumbuhan masyarakat modern bersamaan dengan peningkatan daya beli akan meningkatkan konsumsi, dan pada banyak kasus akan mengakibatkan perubahan gaya
hidup. Gaya hidup yang paling mudah terpengaruh dan paling sensitif sekaligus mudah dilakukan affordable akibat perubahan ini adalah pada dunia mode fashion.
Di era globalisasi sekarang ini, dimana arus informasi dan komunikasi yang sangat mudah diperoleh akibat kemajuan teknologi , salah satunya internet , menimbulkan pengaruh
yang sangat besar terhadap gaya hidup dan kesadaran akan fashion. Sebuah tren mode yang baru muncul di belahan dunia lain dengan cepat dapat terinformasi di kota-kota di Indonesia. Dan
segera pula akan muncul produk-produk dengan model sejenis di pasar mode lokal, meskipun produk lokal ini baru terbatas pada peniruan tampilan luar produk, belum pada kualitas bahan
ataupun kualitas craftsmanship serta kehalusan pengerjaan produk. Menimbang fashion adalah bagian dari gaya hidup, maka kesan modern, eksklusif dan
global memang akan didapatkan apabila arah orientasi fashion ke luar negri. Akan tetapi apabila dikembangkan secara konsisten dengan visi yang kuat, maka tidak tertutup kemungkinan budaya
busana lokal di Indonesia dapat dijadikan unsur khas dari mode atau fashion yang dikembangkan dengan unsur-unsur lokal.
Banyak muncul bibit-bibit baru perancang muda Indonesia juga menunjukkan bahwa produk fashion juga memiliki potensi yang besar di Indonesia yang merupakan bagian dari karya
seni. Hal yang diperlukan adalah upaya-upaya sistematis dan terarah untuk mengembangkan bakat-bakat yang ada di dunia mode atau fashion ini agar mereka memiliki dasar-dasar
pengetahuan dan teknik perancangan mode yang memungkinkan tumbuhnya perancang mode baru dalam jumlah yang lebih banyak dan berkualitas. Lahirnya talenta mode atau desainer baru
dalam jumlah yang banyak akan dapat memberikan karakter spesifik produk fashion di Indonesia, sehingga dapat memicu industri fashion di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
2 Dari tinjauan potensi pasar dan potensi kreatif lokal di sektor industri fashion ini, terlihat
bahwa bidang usaha industri fashion di Indonesia merupakan bidang usaha yang sangat menjanjikan.
No Nama Kota
Nama Sekolah
1 Jakarta Esmod
Jakarta LaSalle College International Jakarta
LPTB Susan Budihardjo Bunka School of Fashion
Phalie Studio Sekolah Mode Poppy Dharsono
Sekolah Tinggi Desain Interstudi Lembaga Kursus Tata Busana Wiwi
IKKIS Sekolah Privat Mode Tehnik Menjahit Busana Halus
2 Bandung
Sekolah Tinggi Seni Indonesia STSI Sekolah Tinggi Seni Rupa Desain
Indonesia STISI 3
Surabaya Arva School of Fashion
4 Medan
Dolling School of Fashion Design di Medan
Tabel 1.1. Sekolah Fashion yang ada di Indonesia sumber: http:www.leadcamp.com
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa minat masyarakat pada perancangan fashion cukup bagus. Dan juga banyak desainer Indonesia yang telah menjelma menjadi orang-
orang sukses dan terkenal di Indonesia dan telah go International dalam dunia fashion seperti Adjie Notonegoro, Anne Avantie, Arantxa Adi, Biyan Wanaatmadja, Carmanita, Didi
Budiarjo,dsb.sumber:www.google.com Sedangkan desainer yang merupakan kebanggaan kota Medan antaralain Edward
Hutabarat, Oki Wong, Nilawaty Iskandar Ketua BPD APPMI Sumut periode 2009-2014,dsb. www.google.com
Universitas Sumatera Utara
3 Di Indonesia sendiri memiliki suatu lembaga yang menjadi wadah bagi para perancang maupun
pengusaha di bidang fashion yaitu APPMI Assosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia. APPMI ini telah berdiri sejak tahun 1993,namun hanya beberapa kota di Indonesia yang
diizinkan untuk bergabung dalam assosiasi ini. Sumatera Utara sendiri baru dibentuk dan dilantik ketua beserta pengurusnya tahun 2009. Keinginan untuk membentuk APPMI di Sumut sudah ada
sejak lima tahun yang lalu, hal ini diungkapkan oleh Nilawaty Iskandar Ketua APPMI Sumut www.google.com. Namun karena syarat pembentukkan tidak dapat dipenuhi maka
pembentukkan APPMI Sumut tidak dapat terlaksana. Adapun syaratnya antaralain keharusan sedikitnya lima perancang yang juga pengusaha dan tiga tahun secara berkesinambungan
melakukan aktifitas tersebut. Dapat disimpulkan masih minimnya desainer fashion di Medan. Untuk itulah proyek sekolah Mode ini dibuat agar dapat mewadahi masyarakat khususnya
Medan dan sekitarnya yang ingin mendalami desain fashion tanpa harus ke luar negri.
1.2.MAKSUD DAN TUJUAN PERANCANGAN 1.2.1.Maksud Perancangan
Maksud dari perancangan proyek ini antaralain: 1.
Sebagai wadah pembelajaran bagi masyarakat yang ingin mempelajari dan memperdalam pemahaman modefashion.
2. Sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin menjadi seorang desainer.
3. Menyediakan fasilitas-fasilitas yang meningkatkan wawasan mode baik untuk siswa
maupun masyarakat yaitu berupa perpustakaan mode, galeri, peragaan busana fashion show ,dsb.
1.2.2.Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan proyek ini antaralain: 1.
Mengembangkan dunia mode di Indonesia khususnya di Medan. 2.
Selain sebagai sekolah juga menjadi pusat informasi tentang dunia modefashion di Medan.
3. Memicu pertumbuhan aktivitas kreativitas yang lain.
4. Menciptakan bangunan yang menarik secara visual dan memberikan nuansa yang baru,
sehingga mencerminkan suatu ketertarikan antara bangunan dan fungsi di dalamnya. 5.
Menciptakan suatu tempat yang dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
Universitas Sumatera Utara
4
1.3.MASALAH PERANCANGAN
Masalah perancangan yang timbul dalam kasus proyek ini adalah: 1.
Bagaimana menciptakan sebuah tempat yang merupakan fungsi pendidikan namun menampilkan citra fashionmode.
2. Bagaimana menciptakan suasana yang nyaman untuk aktivitas pendidikan sehingga siswa
dan pengajar dapat berkonsentrasi dengan baik , sekaligus pengunjung juga merasa nyaman.
3. Bagaimana menciptakan ruang-ruang kreatif studio untuk mewadahi proses berkreasi
para siswa. 4.
Bagaimana merancang bangunan dalam konteks kota yang terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya.
1.4.PENDEKATAN PERANCANGAN
Pendekatan yang dilakukan dalam merancang sekolah mode melalui beberapa metode yaitu studi literature, pengamatan lapangan dan studi banding.
1.4.1.Studi Literatur
1. Pendekatan masalah melalui cara deskriptif dengan mempelajari aspek-aspek mengenai
dunia mode dan perkembangannya, melalui studi pustaka buku, majalah dan internet. 2.
Mempelajari penerapan teknologi dalam desain sekolah mode yang berkaitan dengan visualisasi dan representasi bangunan.
3. mempelajari standar yang diperlukan bagi ruang-ruang dalam bangunan pendidikan, serta
ruang-ruang fasilitas lainnya.
1.4.2.Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan dilakukan dengan mendokumentasi kondisi tapak perancangan, khususnya karakter lahan. Pengamatan dilakukan dengan mendatangi tapak perancangan untuk
mendapatkan data-data mengenai kondisi, masalah dan potensi lingkungan , serta hal-hal lain untuk kemudian diproses dan menjadi pertimbangan dalam merancang.
1.4.3.Studi Banding
Studi banding pada perancangan sekolah mode dilakukan melalui pengumpulan data dari internet, buku, dsb. Studi banding yang dilakukan antaralain studi banding proyek sejenis dan
studi banding tema sejenis.
Universitas Sumatera Utara
5
1.4.3.Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang memahami akan pendidikan mode guna memperoleh data mengenai kebutuhan akan kegiatan yang dilakukan di sekolah mode.
1.5.LINGKUP DAN BATASAN PERANCANGAN
Untuk mencapai maksud dan tujuan perancangan sekolah mode, maka lingkup dari perancangan sekolah mode ini adalah sebagai berikut:
1. Menelusuri sejarah dan proses perkembangan mode lokal maupun Internasional.
2. Menelusuri kebutuhan akan ruang-ruang standar sekolah dan fasilitas pendukung sekolah
mode seperti ruang peraga,galeri, dsb. 3.
Menerapkan tema arsitektur metafora ke dalam bentukkan ruang dan bentukkan massa bangunan.
Batasan-batasan dalam merancang sekolah mode ini adalah sebagai berikut: 1.
Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah sekolah .
2. Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam perancangan proyek ini yaitu arsitektur
metafora.
Universitas Sumatera Utara
6
1.6.KERANGKA BERPIKIR
Diagram 1.1.Kerangka berpikir merancang.
Latar Belakang
kebutuhan akan pakaian bukan sekedar sebagai penutup badan,namun sekarang pakaian menunjukkan gaya hidup setiap orang.
banyak muncul para desainer muda yang menunjukkan mulai berkembangnya
fashion di Indonesia
masih belum ada institusi pendidikan formal sekolah khusus fashion di Medan sedangkan banyak lembaga pendidikan nonformal mode seperti kursus menjahit
Judul Perancangan Sekolah Mode Medan
Tema Perancangan Arsitektur Metafora
Tujuan dan Manfaat
Mengembangkan dunia mode di Indonesia
khususnya di Medan.
Selain sebagai sekolah juga menjadi pusat informasi tentang dunia modefashion di Medan.
Memicu pertumbuhan aktivitas kreativitas yang lain.
Menciptakan bangunan yang menarik secara visual
dan memberikan nuansa yang baru, sehingga mencerminkan suatu ketertarikan antara bangunan
dan fungsi di dalamnya.
Menciptakan suatu tempat yang dapat menarik
wisatawan untuk datang berkunjung.
Perumusan Masalah
Bagaimana menciptakan sebuah tempat yang
merupakan fungsi pendidikan namun menampilkan citra fashionmode.
Bagaimana menciptakan suasana yang nyaman untuk
aktivitas pendidikan sehingga siswa dan pengajar dapat berkonsentrasi dengan baik , sekaligus
pengunjung juga merasa nyaman.
Bagaimana menciptakan ruang-ruang kreatif studio
Data Perencanaan
Data Tapak
Studi Literatur
Studi Banding
Survei Lapangan
Analisa Tapak Analisa Fisik View, sirkulasi, orientasi,dll.
Analisa Fungsional Analisa Nonfisik Pengguna, alur kegiatan,dll.
Programming Program ruang dalam dan ruang luar
Hubungan Antarruang Konsep Perancangan
Konsep ruang luar, ruang dalam, massa, tema, struktur dan utilitas
Desain Perancangan
umpan balik
Universitas Sumatera Utara
7
1.7.SISTEMATIKA LAPORAN
Adapun Sistematika pembahasan pada laporan ini adalah sebagai berikut: 1.
BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang kajian latar belakang pembangunan Sekolah
Mode Medan, maksud dan tujuan perancangan, masalah perancangan, pendekatan perancangan dan lingkup dan batasan perancangan
2. BAB II DESKRIPSI PROYEK, membahas mengenai terminologi judul, pemilihan
lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.
3. BAB III ELABORASI TEMA, menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil,
interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding dengan tema sejenis. 4.
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema.
5. BAB V KONSEP PERANCANGAN, menjelaskan konsep penerapan hasil analisis
komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah. 6.
BAB VI HASIL PERANCANGAN, berisi akan hasil rancangan berupa site plan, denah, tampak, potongan, hingga suasana baik eksterior maupun interior.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II DESKRIPSI PROYEK