31
BAB III ELABORASI TEMA
3.1.Arsitektur Metafora 3.1.1.Pengertian Arsitektur Metafora
3.1.1.1.Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan , digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab www.tripod.com
Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya dan dilengkapi dengan proses belajar, dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni mengutip
Vituvius, De Architectura Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup perancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,lansekap hingga ke level mikro yaitu desain
perabot dan desain produk. Arsitektur juga nerujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut www.wikipedia.com
3.1.1.2.Metafora
Menurut Aristoteles, Metafora adalah memberi nama pada sesuatu yang menjadi milik sesuatu yang lain; pemindahan dari genus menjadi spesies, atau dari spesies menjadi genus
atau dari spesies menjadi spesies atau pada dasar analogi….. Aristoteles juga mengatakan ,” Metafora memberi gaya , kejernihan , daya tarik dan berbeda dari yang lain: dan ini
bukanlah hal yang penggunaannya bisa diajarkan oleh satu orang ke orang lain “ Abel, 1997.
Dengan kata lain ,Metafora adalah perumpamaan suatu hal dengan suatu yang lain.
3.1.1.3.Arsitektur Metafora
Arsitektur metafora adalah salah satu ilmu dalam arsitektur yang mengidentifikasi suatu bangunan arsitektural dengan pengandaian sesuatu yang abstrak sehingga setiap pengamat
akan mempunyai persepsi masing-masing sesuai dengan persepsi yang timbul pada saat pertama kali melihat bangunan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
32
Ada tiga kategori metafora yaitu:
Intangible matafora metafora abstrak Intangible metafora merupakan metafora yang diterapkan dalam arsitektur dimulai
dari konsep, kondisi manusia atau kualitas tertentu individualisasi, kealamiahan, tradisi, budaya
Tangible metafora metafora nyata
Tangible metafora merupakan metafora yang diterapkan dalam arsitektur dimulai dari visual atau karakter material seperti rumah sebagai istana, atau kuil sebagai langit
combined metafora metafora kombinasi
combined metafora merupakan metafora gabungan antara Intangible dan Tangible metafor
Beberapa kelebihan dalam menggunakan arsitektur metafora antaralain:
penggalian bentuk-bentuk arsitektur yang lebih baik, yang tidak hanya terbatas pada plantonis, fungsialis, dan sebagainya
memberi peluang untuk melihat suatu karya dalam sudut pandang lain
membawa pikiran seseorang ke suatu hal yang belum diketahui
memberi nilai tambah untuk bangunan yang dimetaforakan
Universitas Sumatera Utara
33
3.2.Studi Banding Tema sejenis 3.2.1.Intangible Metaphors
Beberapa karya arsitek Jepang menerapkan Metafora Abstrak ini. Salah satu arsiteknya adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya-
karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada “Engawa” tempat peralihan sebagai ‘ruang antara’ pada bangunan : antara alam dan buatan, antara
masa lalu dan masa depan. Konsep ini diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu “Nagoya City Art Museum” . Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak
dan tidak dapat dibendakan intangible. Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada Intangible Metaphors Metafora abstrak
Gambar.3.1.Nagoya City Art Museum
3.2.2.Tangible Metaphors 3.2.2.1.Stasiun TGV
Salah satu karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa tangible Metaphors Metafora Konkrit adalah Stasiun TGV, Lyon,Perancis. Stasiun ini dirancang oleh Santiago Calatrava,
seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini
didesain menyerupai seekor burung . Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2.2.
Bangun Clyde,
Armadi itu, ban
3.2.3.C 3.2.3.1.
Contoh Budima
bahwa hasil ek
dan me
.The Clyde
nan The Cly sebelah b
illo” karena ngunan ini te
ombined M .EX Plaza I
Karya arsit an Hendrop
gubahan m kspresi dari
erespon gay
Auditoriu
yde Auditori arat jemba
a bentuknya ergolong da
Gamb
Metaphors Indonesia
tektur Meta purnomo D
massa E.X y gaya kinet
ya sentripug
Gamb
m The Ar
ium ini diran atan Kingst
a diadopsi d alam jenis T
bar.3.3.The Cl
afora Kombi DCM. Dal
yang terdiri tic mobil-m
gal dari bu
bar.3.2.Stasiun
madillo
ncang oleh ton dan pu
dari binatan Tangible Me
lyde Auditoriu
inasi adalah lam buku “
atas lima mobil yang s
undaran Ho
n TGV
Norman Fo usat kota.
g “Armadil etaphors M
um The Arm
h pada gedu “Indonesian
buah kotak sedang berg
tel Indones oster, terleta
Bangunan llo” trengg
Metafora kon
adillo
ung E.X Pla n Architectu
k dengan po gerak denga
sia yang pa ak di pinggi
ini dijuluk giling. Oleh
nkrit.
aza Indonesi ure Now”
osisi miring an kecepata
adat. Kolom
34
ir sungai ki “The
h karena
ia, karya , ditulis
g adalah an tinggi
m-kolom
Universitas Sumatera Utara
35
penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya
kinetic merupakan sebuah obyek yang abstrak intangible. Kita tidak dapat melihat gaya kinetic secara visual akantetapi ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara
visual tangible. Perpaduan antara gaya kinetic obyek abstrak dan ban-ban mobil obyek konkrit inilah yang menghasilkan metafora kombinasi combined metaphors.
Gambar.3.4.E.X.Plaza Indonesia
3.2.3.2.Museum Of Fruit
Museum of Fruit ini merupakan salah satu karya arsitektur dengan menggunakan tema Metafora dalam kategori combined metaphor. Karya Itsuko Hazegawa ini mengambil sifat-
sifat dari bibit yang tumbuh, buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang ditampilkan dalam sebuah bangunan. Itsuko menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke tanah
dalam penampilan keseluruhan kompleks bangunannya, termasuk dalam menemukan bentuk denah dari tiga massa utama. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible metaphor.
Universitas Sumatera Utara
36 Gambar.3.5.Site Plan Museum Of Fruit
Gambar.3.6.Massa Museum Of Fruit
Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada gambaran sebuah bibit yang tumbuh menjadi pohon yang besar, ini ditampilkan ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaza.
Kemudian dia menampilkan kenangan akan matahari tropis di mana bibit berkecambah pada green house. Dia juga menggambarkan dunia gen buah-buahan ke dalam rancangan
exhibition hall.
Universitas Sumatera Utara
37 Gambar.3.7.Fruit Plaza
Gambar.3.8.Interior Fruit Plaza
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
38
BAB IV ANALISA