Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Kredit 1. Pengertian Kredit

e. Dilihat dari segi sektor usaha 1 Kredit pertanian, yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor perkebunan atau pertanian rakyat. 2 Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek, misalnya untuk peternakan ayam; dan untuk kredit jangka panjang, misalnya seperti peternakan sapi atau kambing. 3 Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah atau besar. 4 Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang, yang dibiayai, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang timah. 5 Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar. 6 Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara. 7 Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.

6. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Kasmir 2002 menyebutkan kriteria penilaian umum yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk Universitas Sumatera Utara diberikan kredit, yang dilakukan dengan analisis 5 C character, capacity, capital, condition, dan collateral. a. Character Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang- orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur, dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi, seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini, dapat dijadikan suatu ukuran tentang “kemauan” nasabah untuk membayar. b. Capacity Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yan disalurkan. Capacity sering juga disebut dengan istilah capability. c. Capital Untuk melihat pengggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan neraca dan laporan laba-rugi yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Analisis kapital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal Universitas Sumatera Utara yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman. d. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar- benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. e. Collateral Hal ini merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat digunakan secepat mungkin untuk mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya, Kasmir 2002 menyebutkan penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P, dengan unsur penilaian sebagai berikut: a. Personality Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan bagaimana cara ia menyelesaikan masalah tersebut. Universitas Sumatera Utara b. Party Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan- golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Nasabah yang digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. c. Purpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam- macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif, dan lain sebagainya. d. Prospect Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting, mengingat jika suatu fasilitas kredit diberikan tanpa mempunyai prospek, bukan hanya si pemberi kredit yang akan mengalami kerugian, tetapi juga nasabah. e. Payment Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, maka akan semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usahanya yang lain. Universitas Sumatera Utara f. Profitability Untuk menganalisis bagaimana mengukur kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. g. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapat jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

5. Proses Pemberian Kredit

Dokumen yang terkait

Tinjauan Tentang Kesejahteraan Keluarga Pedagang Kecil Di Pasar Sore Padang Bulan Medan

16 103 115

Aspek Hukum Pemberian Kredit Usaha Kecil Dalam Prakteknya Di BRI Cabang Tarutung

0 37 127

Tinjauan Tentang Kesejahteraan Keluarga Pedagang Kecil di Pasar Petisah Medan

23 133 123

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Bank Mandiri Kantor WilayaH I Medan

0 36 92

Pengaruh Kebijakan Kredit Usaha Kecil dan Menengah terhadap Peningkatan Pendapatan Debitur pada PT. Bank Bukopin Cabang Medan

0 26 90

Peran Hukum Perbankan Dalam Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Cabang Lubuk Pakam)

1 62 141

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN USAHA DAN PEMBERIAN KREDIT PD. BPR GIRI SUKADANA Analisis Pengaruh Pengalaman Usaha Dan Pemberian Kredit PD. BPR Giri Sukadana Terhadap Pendapatan Pedagang Kecil Di Kabupaten Wonogiri.

0 5 13

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN USAHA DAN PEMBERIAN KREDIT PD. BPR GIRI SUKADANA Analisis Pengaruh Pengalaman Usaha Dan Pemberian Kredit PD. BPR Giri Sukadana Terhadap Pendapatan Pedagang Kecil Di Kabupaten Wonogiri.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL DARI BPR BKK DAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KREDIT DENGAN PERKEMBANGAN USAHA PEDAGANG KECIL DI MASARAN SRAGEN (Studi Kasus di BPR BKK Masaran Sragen).

0 1 7

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL PADA PD. BPR BKK TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 13