Skala Pengukuran Variabel R. Bambang Risbagio, SE

3 Jumlah Pelanggan Salah satu indikator dari pengembangan usaha kecil yaitu jumlah pelanggan. Pelanggan merupakan konsumen tetap yang membeli produk pada satu tempat yang sama. Usaha kecil dikatakan berkembang, apabila jumlah pelanggan dari usaha kecil tersebut mengalami peningkatan.

F. Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan untuk penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok mengenai fenomena sosial. Sugiyono, 2005: 79 Untuk keperluan analisis kuantitatif dalam penelitian ini, pertanyaan pada lembar kuesioner menggunakan bentuk pilihan ganda, dimana responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang X dalam kurung di depan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan responden. Jawaban masing-masing responden diberi skor, dimana skor pernyataan dengan nilai nominal yang terkecil diberi skor 1, begitu seterusnya hingga nilai nominal yang tebesar, yang diberi skor 5. Kemudian skor responden dijumlahkan, dan jumlah ini merupakan skor total. Skor total inilah yang akan ditafsirkan sebagai keadaan responden dalam Skala Likert. Sebagai contoh dari kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Contoh Alternatif PernyataanJawaban dan Skor No. PernyataanJawaban Skor 1. 2. 3. 4. 5 Rp 5.000.000,- Rp 50.000.001,- s.d. Rp 10.000.000,- Rp 10.000.001,- s.d. Rp 15.000.000,- Rp 15.000.001,- s.d. Rp 20.000.000,- Rp 20.000.000,- 1 2 3 4 5 Sumber: Penelitian Lapangan 2010, diolah.

G. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al- Washliyah, Jl. Sisingamangaraja No. 51D Medan. Penelitian ini juga dilakukan pada usaha-usaha kecil yang telah menjadi mitra binaan dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al-Washliyah, yang menjadi sampel di dalam penelitian ini. PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Al-Washliyah mulai beroperasi dan diresmikan pertama kali oleh Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar, pada tanggal 8 November 1994 di Tanjung Morawa. Pendirian lembaga keuangan syari’ah ini didorong oleh keinginan kuat dari warga Al-Washliyah untuk memberikan sarana bagi umat dalam melaksanakanmengamalkan syari’ah Islam secara kaffah, khususnya dalam aspek perekonomian, dengan mengadopsi prinsip- prinsip fiqh mu’amalah, untuk kemudian diaplikasikan dalam operasional sistem perbankan syari’ah. Perusahaan ini pada awalnya dijalankan oleh sumber daya insani seadanya, dengan sumber dana yang seadanya pula, dimulai dengan modal awal lebih kurang Rp 93,000,000.- sembilan puluh tiga juta Rupiah. Dalam Universitas Sumatera Utara perjalanannya sejak mulai beroperasi, perusahaan banyak mengalami kendala, terutama dalam hal lemahnya sumber daya manusia SDM di bidang perbankan syari’ah. Perusahaan baru mulai dapat melewati Break Even Point BEP sekaligus mencatatkan keuntungan secara kumulatif pada akhir tahun 1999, pada tahun kelima sejak perusahaan beroperasi, dimulai dengan total aset pada saat mulai beroperasi sebesar Rp 302,948,819.- tiga ratus dua juta sembilan ratus empat puluh delapan ribu delapan ratus sembilan belas Rupiah, dan pada 31 Desember 2009 mencapai sebesar Rp 9,756,698,443.- sembilan milyar tujuh ratus lima puluh enam juta enam ratus sembilan puluh delapan ribu empat ratus empat puluh tiga Rupiah. Modal dasar perusahaan sesuai dengan Akta No. 33 tanggal 31 Mei 2002 dinyatakan berubah menjadi Rp 3,000,000,000.- tiga milyar Rupiah, dan pada tanggal 31 Desember 2002 jumlah modal dasar dinyatakan sebesar Rp 1,137,670,000.- satu milyar seratus tiga puluh tujuh enam ratus tujuh puluh ribu Rupiah. Sedangkan bagi hasil yang diberikan kepada shahibul maal pemilik dana pihak ketiga relatif lebih besar dari tingkat suku bunga bank konvensional kurun waktu 2006 – 2009, yaitu: 1 1. Tabungan setara 7 per tahun; 2. Deposito 1 bulan setara 8 per tahun; 3. Deposito 3 bulan setara 10 per tahun; 4. Deposito 6 bulan setara 11 per tahun; 5. Deposito 12 bulan setara 13 per tahun. 1 Diolah dari data yang diperoleh dari PT. BPRS Al-Washliyah Medan, tanggal 4 Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara Pada 31 Desember 2009, jumlah modal disetor adalah sebesar Rp 1,520,230,000.- satu milyar lima ratus dua puluh juta dua ratus tiga puluh ribu Rupiah. Berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan pada tahun 2002, ternyata 90 dari dana pihak ketiga bersumber dari Kota Medan, dan potensi shihabul maal yang ada di Kota Medan belum digali secara optimal. Oleh karena itu, mau tidak mau perusahaan harus mendekatkan diri kepada shahibul maal dalam rangka memberikan pelayanan yang maksimal. Di samping itu, ada kendala-kendala yang memerlukan waktu relatif panjang untuk mengembangkan BPR Syari’ah di Tanjung Morawa, salah satunya adalah rendahnya kepercayaan ummat pada lembaga keuangan syari’ah, yang antara lain disebabkan faktor-faktor: 1. Adanya Baitul Maal Wattamwil BMT sebagai lembaga keuangan syari’ah, akan tetapi sudah tutup sekaligus juga diduga melarikan uang ummat. 2. Sebagian tokoh agama dan tokoh masyarakat Tanjung Morawa terlibat dalam sosialisasi BMT-BMT tersebut, sehingga merusak kredibilitas tokoh-tokoh yang bersangkutan, dan pada gilirannya para tokoh agama dan masyarakat itu pun enggan untuk mengajak masyarakat untuk kembali menabung di lembaga keuangan syari’ah lainya. Oleh karena itu, karena telah sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, apabila modal setor telah mencapai Rp 1,000,000,000.- satu milyar Rupiah, sebuah bank dapat membuka kantor pusat di ibukota provinsi atau kotamadya Surat Bank Indonesia No. 5108DPBPRIDBPRMdn tanggal 19 Maret 2003, Universitas Sumatera Utara maka sejak 2 April 2003, PT. BPRS Al-Washliyah telah pindah lokasi Kantor Pusat di Jalan Sisingamangaraja No. 51-D Simpang Limun, Medan, dan diresmikan oleh Gubernur Sumatera pada saat itu, H.T. Rizal Nurdin. Struktur organisasi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Al- Washliyah Medan adalah struktur organisasi garis, sebagai berikut: Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. BPR Syari’ah Al-Washliyah Medan RUPS DEWAN KOMISARIS DEWAN PENGAWAS SYARI’AH 1. Drs. H. Hasbullah Hadi, SH, MKn 1. H. Jalaluddin Abdul Muthalib, MA 2. Drs. H. Miftahuddin, MBA 2. Dr. H. Ramli Abdul Wahid, MA DIREKTUR UTAMA

H. R. Bambang Risbagio, SE

DIREKTUR OPERASIONAL Tri Auri Yanti, SE Pjs. Spv. OperasionalInternal Control Spv. Bid. Marketing Ika Widyani, SE Masykur, ST KA. TELLER ACCOUNT OFFICER Eka Ayu Kinanti Aliaman M. ACCOUNTING ADM. PEMBIAYAAN ASSISTANT ACCOUNT TELLER JASA NASABAH PEMBIAYAAN LEGALAPPRAISAL OFFICER . - Ahmad Syukri Maryunita Irma Agus Santi Nur Saleh Rahmansyah Ginting - Syahnun Saputra Sumber : BPRS Al-Washliyah Medan 2010, diolah. Universitas Sumatera Utara Visi BPRS Al-Washliyah adalah menjadikan BPR Syari’ah sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan Ummat, yang dicerminkan dalam misi-misi sebagai berikut: 1. Memberikan pelayanan yang optimal berdasarkah prinsip syari’ah dengan mengutamakan kepuasan. 2. Menjalankan bisnis yang sehat, serta melahirkan ide-ide inovatif untuk mendorong usaha bersama.

H. Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Tentang Kesejahteraan Keluarga Pedagang Kecil Di Pasar Sore Padang Bulan Medan

16 103 115

Aspek Hukum Pemberian Kredit Usaha Kecil Dalam Prakteknya Di BRI Cabang Tarutung

0 37 127

Tinjauan Tentang Kesejahteraan Keluarga Pedagang Kecil di Pasar Petisah Medan

23 133 123

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Bank Mandiri Kantor WilayaH I Medan

0 36 92

Pengaruh Kebijakan Kredit Usaha Kecil dan Menengah terhadap Peningkatan Pendapatan Debitur pada PT. Bank Bukopin Cabang Medan

0 26 90

Peran Hukum Perbankan Dalam Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) (Studi Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Cabang Lubuk Pakam)

1 62 141

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN USAHA DAN PEMBERIAN KREDIT PD. BPR GIRI SUKADANA Analisis Pengaruh Pengalaman Usaha Dan Pemberian Kredit PD. BPR Giri Sukadana Terhadap Pendapatan Pedagang Kecil Di Kabupaten Wonogiri.

0 5 13

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN USAHA DAN PEMBERIAN KREDIT PD. BPR GIRI SUKADANA Analisis Pengaruh Pengalaman Usaha Dan Pemberian Kredit PD. BPR Giri Sukadana Terhadap Pendapatan Pedagang Kecil Di Kabupaten Wonogiri.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN KREDIT USAHA KECIL DARI BPR BKK DAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KREDIT DENGAN PERKEMBANGAN USAHA PEDAGANG KECIL DI MASARAN SRAGEN (Studi Kasus di BPR BKK Masaran Sragen).

0 1 7

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL PADA PD. BPR BKK TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 13