3 Jumlah Pelanggan
Salah satu indikator dari pengembangan usaha kecil yaitu jumlah pelanggan. Pelanggan merupakan konsumen tetap yang membeli produk
pada satu tempat yang sama. Usaha kecil dikatakan berkembang, apabila jumlah pelanggan dari usaha kecil tersebut mengalami peningkatan.
F. Skala Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan untuk penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok mengenai fenomena sosial. Sugiyono, 2005: 79 Untuk keperluan analisis kuantitatif dalam penelitian ini, pertanyaan pada
lembar kuesioner menggunakan bentuk pilihan ganda, dimana responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang X
dalam kurung di depan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan responden. Jawaban masing-masing responden diberi skor, dimana skor pernyataan dengan
nilai nominal yang terkecil diberi skor 1, begitu seterusnya hingga nilai nominal yang tebesar, yang diberi skor 5. Kemudian skor responden dijumlahkan, dan
jumlah ini merupakan skor total. Skor total inilah yang akan ditafsirkan sebagai keadaan responden dalam Skala Likert.
Sebagai contoh dari kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Contoh Alternatif PernyataanJawaban dan Skor
No. PernyataanJawaban
Skor
1. 2.
3. 4.
5 Rp 5.000.000,-
Rp 50.000.001,- s.d. Rp 10.000.000,- Rp 10.000.001,- s.d. Rp 15.000.000,-
Rp 15.000.001,- s.d. Rp 20.000.000,-
Rp 20.000.000,- 1
2 3
4 5
Sumber: Penelitian Lapangan 2010, diolah.
G. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al- Washliyah, Jl. Sisingamangaraja No. 51D Medan. Penelitian ini juga dilakukan
pada usaha-usaha kecil yang telah menjadi mitra binaan dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al-Washliyah, yang menjadi sampel di dalam penelitian ini.
PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Al-Washliyah mulai beroperasi dan diresmikan pertama kali oleh Gubernur Sumatera Utara, Raja Inal Siregar, pada
tanggal 8 November 1994 di Tanjung Morawa. Pendirian lembaga keuangan syari’ah ini didorong oleh keinginan kuat dari warga Al-Washliyah untuk
memberikan sarana bagi umat dalam melaksanakanmengamalkan syari’ah Islam secara kaffah, khususnya dalam aspek perekonomian, dengan mengadopsi prinsip-
prinsip fiqh mu’amalah, untuk kemudian diaplikasikan dalam operasional sistem perbankan syari’ah.
Perusahaan ini pada awalnya dijalankan oleh sumber daya insani seadanya, dengan sumber dana yang seadanya pula, dimulai dengan modal awal
lebih kurang Rp 93,000,000.- sembilan puluh tiga juta Rupiah. Dalam
Universitas Sumatera Utara
perjalanannya sejak mulai beroperasi, perusahaan banyak mengalami kendala, terutama dalam hal lemahnya sumber daya manusia SDM di bidang perbankan
syari’ah. Perusahaan baru mulai dapat melewati Break Even Point BEP sekaligus mencatatkan keuntungan secara kumulatif pada akhir tahun 1999, pada
tahun kelima sejak perusahaan beroperasi, dimulai dengan total aset pada saat mulai beroperasi sebesar Rp 302,948,819.- tiga ratus dua juta sembilan ratus
empat puluh delapan ribu delapan ratus sembilan belas Rupiah, dan pada 31 Desember 2009 mencapai sebesar Rp 9,756,698,443.- sembilan milyar tujuh
ratus lima puluh enam juta enam ratus sembilan puluh delapan ribu empat ratus empat puluh tiga Rupiah. Modal dasar perusahaan sesuai dengan Akta No. 33
tanggal 31 Mei 2002 dinyatakan berubah menjadi Rp 3,000,000,000.- tiga milyar Rupiah, dan pada tanggal 31 Desember 2002 jumlah modal dasar dinyatakan
sebesar Rp 1,137,670,000.- satu milyar seratus tiga puluh tujuh enam ratus tujuh puluh ribu Rupiah. Sedangkan bagi hasil yang diberikan kepada shahibul maal
pemilik dana pihak ketiga relatif lebih besar dari tingkat suku bunga bank konvensional kurun waktu 2006 – 2009, yaitu:
1
1. Tabungan setara 7 per tahun;
2. Deposito 1 bulan setara 8 per tahun;
3. Deposito 3 bulan setara 10 per tahun;
4. Deposito 6 bulan setara 11 per tahun;
5. Deposito 12 bulan setara 13 per tahun.
1
Diolah dari data yang diperoleh dari PT. BPRS Al-Washliyah Medan, tanggal 4 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
Pada 31 Desember 2009, jumlah modal disetor adalah sebesar Rp 1,520,230,000.- satu milyar lima ratus dua puluh juta dua ratus tiga puluh ribu
Rupiah. Berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan pada tahun 2002, ternyata
90 dari dana pihak ketiga bersumber dari Kota Medan, dan potensi shihabul maal yang ada di Kota Medan belum digali secara optimal. Oleh karena itu, mau
tidak mau perusahaan harus mendekatkan diri kepada shahibul maal dalam rangka memberikan pelayanan yang maksimal.
Di samping itu, ada kendala-kendala yang memerlukan waktu relatif panjang untuk mengembangkan BPR Syari’ah di Tanjung Morawa, salah satunya
adalah rendahnya kepercayaan ummat pada lembaga keuangan syari’ah, yang antara lain disebabkan faktor-faktor:
1. Adanya Baitul Maal Wattamwil BMT sebagai lembaga keuangan syari’ah,
akan tetapi sudah tutup sekaligus juga diduga melarikan uang ummat. 2.
Sebagian tokoh agama dan tokoh masyarakat Tanjung Morawa terlibat dalam sosialisasi BMT-BMT tersebut, sehingga merusak kredibilitas tokoh-tokoh
yang bersangkutan, dan pada gilirannya para tokoh agama dan masyarakat itu pun enggan untuk mengajak masyarakat untuk kembali menabung di lembaga
keuangan syari’ah lainya. Oleh karena itu, karena telah sesuai dengan peraturan Bank Indonesia,
apabila modal setor telah mencapai Rp 1,000,000,000.- satu milyar Rupiah, sebuah bank dapat membuka kantor pusat di ibukota provinsi atau kotamadya
Surat Bank Indonesia No. 5108DPBPRIDBPRMdn tanggal 19 Maret 2003,
Universitas Sumatera Utara
maka sejak 2 April 2003, PT. BPRS Al-Washliyah telah pindah lokasi Kantor Pusat di Jalan Sisingamangaraja No. 51-D Simpang Limun, Medan, dan
diresmikan oleh Gubernur Sumatera pada saat itu, H.T. Rizal Nurdin. Struktur organisasi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Al-
Washliyah Medan adalah struktur organisasi garis, sebagai berikut:
Gambar 3.1. Struktur Organisasi
PT. BPR Syari’ah Al-Washliyah Medan
RUPS
DEWAN KOMISARIS DEWAN PENGAWAS SYARI’AH
1. Drs. H. Hasbullah Hadi, SH, MKn 1. H. Jalaluddin Abdul Muthalib, MA
2. Drs. H. Miftahuddin, MBA 2. Dr. H. Ramli Abdul Wahid, MA
DIREKTUR UTAMA
H. R. Bambang Risbagio, SE
DIREKTUR OPERASIONAL
Tri Auri Yanti, SE
Pjs. Spv. OperasionalInternal Control Spv. Bid. Marketing
Ika Widyani, SE Masykur, ST
KA. TELLER ACCOUNT OFFICER
Eka Ayu Kinanti Aliaman M.
ACCOUNTING ADM. PEMBIAYAAN ASSISTANT ACCOUNT
TELLER JASA NASABAH
PEMBIAYAAN LEGALAPPRAISAL OFFICER
.
- Ahmad Syukri
Maryunita Irma Agus Santi
Nur Saleh Rahmansyah Ginting
- Syahnun Saputra
Sumber : BPRS Al-Washliyah Medan 2010, diolah.
Universitas Sumatera Utara
Visi BPRS Al-Washliyah adalah menjadikan BPR Syari’ah sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan Ummat, yang dicerminkan dalam misi-misi sebagai
berikut: 1.
Memberikan pelayanan yang optimal berdasarkah prinsip syari’ah dengan mengutamakan kepuasan.
2. Menjalankan bisnis yang sehat, serta melahirkan ide-ide inovatif untuk
mendorong usaha bersama.
H. Waktu Penelitian