Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

33 3. Hasil Penilaian Afektif Berdasarkan hasil rekapitulasi data penilaian afektif yang terdapat pada lampiran 21 terlihat bahwa sebanyak 93,38 siswa menjawab setuju atas pertanyaan yang terdapat pada lembar angket penilaian afektif. 4. Hasil Analisis Tanggapan Siswa Berdasarkan hasil rekapitulasi angket tanggapan siswa terlihat bahwa sebanyak 88,37 siswa menyatakan sangat senang dan tertarik mengikuti pembelajaran menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI pada materi pewarisan sifat.

B. Pembahasan

1. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Tabel 5 diketahui sebanyak 95 siswa mencapai ketuntasan belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini dihitung dari rata-rata nilai LDS A, rata-rata nilai penugasan B, dan 2 x nilai tes evaluasi akhir 2C kemudian dijumlahkan dan dibagi 4. Sebanyak 5 siswa 4 siswa belum mencapai KKM disebabkan nilai tes evaluasi akhir yang diperoleh rendah. Meskipun rata – rata nilai tugas dan rata – rata nilai LDS yang diperoleh ke empat siswa tersebut tinggi namun nilai tes evaluasi akhir yang diperoleh hanya 50 sehingga siswa tersebut tidak dapat mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil pengolahan data hasil belajar siswa terlihat bahwa nilai tertinggi sebesar 92,5 sedangkan untuk nilai terendah berturut-turut adalah 68. Pembelajaran menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI dilaksanakan secara berkelompok. Hal ini didasarkan pada pernyataan Anni 2005 yang mengemukakan bahwa banyak penelitian menemukan siswa yang belajar kelompok akan belajar dan mengingat secara lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar sendiri. Namun pembelajaran berkelompok dalam penelitian ini juga memberikan beberapa kelemahan antara lain ada beberapa 34 siswa yang kurang berperan aktif dalam diskusi dan praktikum, siswa yang lebih banyak berperan adalah siswa yang termasuk kategori pandai di dalam kelompok tersebut sehingga perlu dilakukan pembentukan kelompok baru dalam setiap pertemuanya agar proses pembelajaran tidak hanya di dominasi oleh siswa yang pandai saja. Pembelajaran berkelompok juga membuat nilai tugas dan nilai LDS yang diperoleh siswa sangat tinggi sehingga nilai tugas dan nilai LDS mempunyai kontribusi paling tinggi pada nilai akhir siswa jika dibandingkan dengan nilai tes evaluasi akhir. Ketuntasan klasikal pada kelas sampel sebesar 95 dan tergolong dalam kualitas belajar yang sangat baik. Kriteria ketuntasan belajar yang tergolong sangat baik tersebut dikarenakan guru menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI dalam pembelajaran. Pemakaian media yang menarik dapat memotivasi siswa untuk belajar sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain itu perasaan senang terhadap pembelajaran akan menimbulkan ketertarikan dan motivasi yang besar untuk menggali pengetahuan yang ada sehingga mereka mempunyai kesan yang mendalam terhadap materi yang disajikan. Penggunaan media comic strip dalam pembelajaran dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, gambar – gambar yang menarik pada comic strip membuat siswa antusias untuk membaca informasi yang terdapat didalamnya. Teks yang terdapat pada comic strip menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Handayani 2008 yang menyatakan bahwa kesan seorang siswa terhadap pembelajaran akan selalu diingat oleh siswa karena masuk dalam memori jangka panjang yang setiap saat dapat diingat kembali, misalnya pada saat tes hasil belajar. Pola pengalaman belajar yang dikemukakan oleh Magnesen 1983 diacu dalam De porter et al 2005 memberikan gambaran bahwa apabila kita belajar dengan cara melihat, mengatakan, mendengar, dan melakukan maka kita ingat 90 dari apa yang kita lihat, dengar, katakan dan lakukan, karena hal itu akan melibatkan lebih banyak alat indera dalam proses belajar. Hal tersebut sangat 35 sesuai jika pembelajaran dilakukan dengan pendekatan SAVI, karena pendekatan SAVI merupakan suatu pendekatan belajar yang menggabungkan aktivitas fisik, dan aktivitas intelektual serta lebih banyak melibatkan alat indera sehingga pengalaman belajar dapat diperoleh melalui pemecahan masalah dengan berdiskusi dengan teman sekelompok, dan melalui pengalaman langsung dengan praktikum. Hasil belajar dan ketuntasan belajar aspek kognitif yang diperoleh menunjukan bahwa media comic strip dan pendekatan SAVI efektif digunakan pada pembelajaran materi pewarisan sifat. Hal ini terbukti dari ketuntasan klasikal pada kelas sampel dapat memenuhi indikator kinerja yaitu sebesar minimal 75 siswa memenuhi KKM untuk materi pewarisan sifat yaitu ≥ 70. Hal ini sesuai dengan penelitian Marisa 2008, dan Yunita 2008 yang menemukan bahwa penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas, hasil belajar, dan ketuntasan belajar siswa. Namun ada beberapa kelemahan dalam penelitian ini antara lain penilaian yang dilakukan oleh guru sebagian besar adalah penilaian kelompok kecuali penilaian pada saat tes evaluasi akhir. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal, berdasarkan Tabel 5, ketuntasan klasikal yang dicapai sangat tinggi yaitu sebesar 95 hal ini tidak hanya disebabkan oleh penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI saja tetapi juga dipengaruhi oleh cara penilaian yang dilakukan oleh guru. Dari hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai tugas dan nilai LDS yang sangat tinggi hal ini disebabkan karena tugas dan LDS dikerjakan secara berkelompok, penggunaan bahasa yang sederhana pada soal LDS dan tugas membuat siswa lebih mudah untuk memahami dan mengisi soal yang terdapat di dalamnya, selain itu soal – soal pada LDS dan LKS juga perlu ditambahkan soal dalam bentuk studi kasus. 2. Hasil Observasi Aktivitas dan Kinerja Siswa Selama Pembelajaran Analisis data aktivitas siswa yang disajikan dalam Tabel 6 menunjukan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan I memiliki persentase keaktifan 36 klasikal sebesar 95 dengan kriteria keaktifan sangat tinggi, sedangkan pada pertemuan II memiliki persentase keaktifan klasikal sebesar 98,75 dengan kriteria keaktifan sangat tinggi, pada pertemuan III memiliki persentase keaktifan klasikal sebesar 98,75 dengan kriteria keaktifan sangat tinggi, dan pada pertemuan IV memiliki persentase keaktifan klasikal sebesar 98,75 dengan kriteria keaktifan sangat tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Marisa 2008, dan Yunita 2008 yang menemukan bahwa pembelajaran menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI dapat meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang tinggi dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar dan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa pada pertemuan I jumlah siswa yang mempunyai keaktifan sangat tinggi relatif lebih sedikit dibanding jumlah siswa yang mempunyai keaktifan tinggi. Hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa untuk mempresentasikan hasil diskusi dan praktikum di depan kelas. Keberanian dan kesadaran siswa untuk maju ke depan tanpa harus ditunjuk oleh guru masih rendah sehingga guru harus menunjuk salah satu kelompok terlebih dahulu untuk melaporkan hasil diskusi dan praktikum di depan kelas. Namun pada pertemuan berikutnya siswa sudah terbiasa untuk mempresentasikan hasil diskusi dan praktikum sehingga jumlah siswa yang keaktifanya sangat tinggi mengalami peningkatan. Dari hasil pengamatan oleh observer selama proses pembelajaran diketahui bahwa aktivitas yang paling menonjol selama kegiatan pembelajaran adalah aktivitas bertanya namun karena kurangnya efisiensi waktu maka tidak semua siswa mendapat kesempatan untuk bertanya. Waktu yang tersedia banyak terbuang sia – sia pada saat pembentukan kelompok. Sedangkan aktivitas yang kurang menonjol selama kegiatan pembelajaran adalah aktivitas mencatat. Hal ini dikarenakan siswa mempunyai buku penunjang mata pelajaran biologi yang diberi oleh pemerintah kabupaten pemalang sehingga siswa merasa tidak perlu mencatat. Namun guru sering mengingatkan dan menyuruh siswa untuk mencatat setiap kali 37 ada konsep – konsep penting yang tidak tercantum pada buku biologi milik pemerintah. Sugandi 2004 menyatakan bahwa proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari pengalaman subjek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif siswa, kepadanya perlu diciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa belajar sendiri. Hal tersebut terintegrasi dalam penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI dimana siswa sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada materi pewarisan sifat yang menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI memungkinkan siswa untuk mendiskusikan informasi pada media tersebut berkaitan dengan materi pelajaran yang disampaikan dengan teman sekelompoknya, selain itu siswa secara langsung dapat mengamati perbedaan ciri genetik pada teman sekelas, serta dapat melakukan simulasi persilangan monohibrid dan dihibrid melalui kegiatan praktikum. Minat siswa yang tinggi terhadap kegiatan pembelajaran juga disebabkan karena tampilan gambar yang menarik pada media comic strip, serta penggunaan bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami. Penggunaan media dan pendekatan belajar yang menarik dapat memotivasi siswa untuk belajar sehingga aktivitas pembelajaran akan meningkat yang akan mengakibatkan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain itu perasaan senang terhadap pembelajaran akan menimbulkan ketertarikan dan motivasi yang besar untuk mencapai hasil belajar yang baik. Dari hasil analisis diketahui bahwa keaktifan klasikal siswa pada 4 kali pertemuan termasuk dalam kategori keaktifan yang sangat tinggi hal ini tidak hanya disebabkan oleh adanya penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI saja tetapi juga disebabkan oleh adanya kalimat yang rancu pada rubrik no. 6, 7, dan 8 Lampiran 15 sehingga membuat observer lebih banyak memberi skor 5 skor maksimal pada saat mereka melakukan pengamatan untuk rubrik no. 6, 7, dan 8. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan skor keaktifan yang diperoleh siswa menjadi sangat tinggi. Selain melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa observer juga 38 melakukan pengamatan terhadap kinerja siswa selama proses pembelajaran yang digunakan sebagai data pendukung. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan pada saat siswa berdiskusi tentang materi pelajaran yang terdapat di dalam comic strip dan berdiskusi tentang soal – soal pada LDS. sedangkan pengamatan terhadap kinerja siswa dilakukan pada saat siswa sedang melakukan praktikum dan berdiskusi tentang hasil praktikum. Berdasarkan observasi secara umum kinerja siswa dalam proses pembelajaran menunjukan kategori sangat terampil, baik pada saat siswa melakukan diskusi maupun pada saat praktikum. Hal ini dikarenakan kegiatan praktikum yang dilakukan tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh siswa. Praktikum yang dilakukan siswa meliputi praktikum mengenai keanekaragaman ciri pada manusia, praktikum simulasi persilangan monohibrid, dan praktikum simulasi persilangan dihibrid. Berdasarkan gambar 2 tentang distribusi kinerja siswa selama proses pembelajaran tampak bahwa pada pertemuan 2 jumlah siswa yang mempunyai kinerja sangat terampil lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertemuan berikutnya, hal ini dikarenakan pada saat melakukan praktikum simulasi persilangan monohibrid banyak siswa yang kurang tertib dalam memakai alat praktikum yang telah dibuat guru sehingga ada beberapa alat yang tercecer dan berpengaruh terhadap kinerja siswa selama melakukan kegiatan praktikum persilangan monohibrid. Namun pada saat pertemuan berikutnya siswa sudah terbiasa untuk tertib baik pada saat diskusi maupun praktikum. Meskipun masih ada beberapa siswa yang belum bisa tertib dalam mengikuti pelajaran namun secara keseluruhan kinerja siswa mengalami peningkatan pada pertemuan 3, dan 4. 3. Hasil analisis penilaian afektif siswa Data penilaian afektif diambil dengan menggunakan angket. Berdasarkan hasil analisis terhadap angket dapat diketahui bahwa nilai afektif secara klasikal berada pada kriteria yang sangat baik dengan persentase sebesar 93,38 siswa menyatakan setuju terhadap pernyataan yang terdapat pada angket. Berdasarkan hasil rekapitulasi angket penilaian afektif siswa menunjukan 39 bahwa pernyataan yang paling menojol adalah pernyataan nomor 4 saya akan menghargai perbedaan fisik orang lain sebagai salah satu bentuk adanya keanekaragaman ciri genetik pada manusia yaitu sebanyak 100 siswa menyatakan setuju terhadap pernyataan nomor 4. Hal ini menunjukan bahwa guru telah berhasil mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari – hari. Guru juga telah berhasil menanamkan salah satu sifat positif berkaitan dengan materi pewarisan sifat yaitu sifat menghargai adanya perbedaan fisik setiap orang sebagai salah satu bentuk adanya keanekaragaman ciri genetik pada manusia. Sedangkan pernyataan yang kurang menonjol adalah pernyataan nomor 5 saya selalu aktif dalam mengajukan menjawab pertanyaan serta dalam mengajukan pendapat hal ini dikarenakan siswa kurang percaya diri dengan jawaban yang mereka miliki sehingga mereka merasa takut salah untuk menjawab pertanyaan dari guru. Namun untuk aktivitas bertanya pada awal pertemuan mereka masih merasa malu untuk mengajukan pertanyaan tetapi guru selalu memotivasi siswa untuk bertanya sehingga pada pertemuan berikutnya siswa sudah terbiasa untuk mengajukan pertanyaan, hal ini sesuai dengan hasil observasi keaktifan siswa yang menunjukan bahwa aktifitas bertanya adalah aktifitas yang paling menonjol selama kegiatan pembelajaran. Menurut Haryati 2007 aspek afektif memiliki karakteristik yang penting diantaranya sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Aspek afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Artinya aspek afektif sangat menentukan keberhasilan seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat atau karakter terhadap mata ajar, maka hal ini akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara maksimal. Oleh karena itu seorang guru selain membantu peserta didik belajar, juga harus mampu membangkitkan minat atau karakter peserta didik untuk belajar. 4. Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa Penelitian ini selain mengamati hal-hal seperti yang telah disebutkan di 40 atas juga mengamati tanggapan siswa sebagai pelaku proses pembelajaran. Tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan media comic strip dan pendekatan SAVI diambil dengan menggunakan angket. Dari análisis terhadap angket yang diberikan kepada siswa diperoleh adanya respon positif terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari analisis angket siswa yang menunjukan rata-rata prosentase sebesar 88,37 . Dari hasil rekapitulasi angket tanggapan siswa dapat diketahui bahwa pernyataan yang paling banyak mendapat respon positif dari siswa adalah pernyataan nomor 1 suasana pembelajaran menyenangkan yaitu sebanyak 92,5 siswa menyatakan bahwa suasana pembelajaran yang dilakukan menyenangkan. Hal ini terjadi karena media comic strip dan pendekatan SAVI mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pernyataan yang paling sedikit mendapat respon positif adalah pernyataan nomor 10 apakah anda menyukai pendekatan pembelajaran yang dilakukan saat ini yaitu sebanyak 85 siswa menyatakan suka dengan pendekatan belajar yang digunakan oleh guru dan sebanyak 15 siswa menyatakan tidak suka terhadap pendekatan belajar yang digunakan oleh guru. Pernyataan nomor 10 mendapatkan persentase yang paling sedikit dibanding pernyataan yang lain. Hal ini dikarenakan kelompok yang dibuat pada pertemuan I berlaku untuk pertemuan berikutnya sehingga siswa merasa bosan untuk bekerjasama dengan orang yang sama pada setiap pertemuanya. Seharusnya guru melakukan pembentukan kelompok baru pada setiap kali pertemuan sehingga siswa tidak merasa bosan. Dari hasil tanggapan yang diberikan siswa menunjukan bahwa penggunaan media comic strip dan pendekatan SAVI pada materi pewarisan sifat mendapat respon positif dari siswa karena materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk comic strip lebih menarik untuk dibaca dan dipahami sehingga siswa merasa senang dalam proses pembelajaran, selain itu penggunaan pendekatan SAVI dalam proses pembelajaran membuat siswa lebih banyak berperan aktif dalam pembelajaran. 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Membaca Total Gaya SAVI Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Kelas III MIN 15 Bintaro Tahun Pelajaran 2014/2015

1 29 168

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SD

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SD

0 1 13

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIA Pada Materi Kepadatan Populasi Dan Pencemaran Lingkungan MTs Al-Falah Margo

0 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) Peningkatan Hasil IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Ka

0 1 16

Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia Kelas VIII dengan Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual).

0 1 1

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL).

0 0 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual) - MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN PARTISIPASI KONTRIBUTIF SISWA KELAS VII SMP N 1 SUMBANG MELALUI PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL)

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIF SMP N 1 KARANGANYAR MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual)

0 0 15