25
dan meningkatkan kegiatan pembibitan dan pemassalan melalui jalur kurikuler dan ektrakurikuler.
Karakteristik atlet bibit unggul terdiri dari : 1 Memiliki kelebihan kualitas bawaan sejak lahir, 2 Memiliki fisik dan mental yang sehat, tidak cacat tubuh dan
postur tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang diminati, 3 Memiliki fungsi-fungsi organ tubuh yang baik seperti jantung, paru-paru, saraf dan lain-
lain, 4 Memiliki kemampuan gerak dasar yang baik seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan, koordinasi, kelincahan, power, dan lain-lain, 5 Memiliki intelegensi
yang tinggi, 6 Memiliki karakter bawaan sejak lahir yang dapat mendukung pencapaian prestasi prima, 7 Memiliki kegemaran berolahraga. Menpora dalam
Andi Suhendro,2002:2.8
2.5.3 Pemanduan Bakat
Pemanduan bakat dibangun sebagai upaya untuk menggali dan mengembangkan potensi sumber daya manusia sehingga pembangunan nasional
dalam bidang olahraga khususnya dalam meraih prestai optimal dapat berlangsung secara benar, efisien dan efektif sebagaimana doktrin pembinaan
renang memberikan persyaratan bahwa prestasi tinggi dari tim nasional hanya dapat tercapai jika para anggota tim terdiri dari bibit unggul yang terbina secara
baik sejak usia dini. Pemanduan bakat adalah usaha yang dilakukan untuk memperkirakan
peluang seorang atlet yang berbakat untuk dapat berhasil dalam menjalani program latihan sehingga mampu mencapai prestasi puncak. Pemanduan bakat
26
memiliki tujuan untuk memperkirakan seberapa besar seseorang untuk dapat berpeluang dalam menjalani program latihan sehingga mampu mencapai prestasi
yang tinggi. KONI 1998:B-10. Menurut Harsono dalam Andi Suhendro 2002:2.10 bahwa tujuan pemanduan bakat adalah memperkirakanmemprediksi
dengan probabilitas yang tinggi dan seberapa besar peluang seseorang untuk berhasil dalam mencapai maksimalnya dan apakah seorang atlet itu mampu
menyelesaikan program latihan dasar untuk kemudian ditingkatkan latihannya menuju prestasi puncak. Oleh karena itu bakat seseorang dalam olahraga adalah
merupakan kemampuan yang dihubungkan dengan sikap dan bentuk badan seseorang.
Didalam melaksanakan pemanduan bakat dapat ditempuh dengan langkah- langkah antara lain : 1 Melakukan analisis lengkap dari fisik dan mental sesuai
dengan karakteristik cabang olahraga, 2 Melaksanakan seleksi umum dan khusus dengan menggunakan instrumen dari cabang yang bersangkutan, 3 Melakukan
seleksi berdasarkan karakteristik antropometrik dan kemampuan fisik, serta disesuaikan dengan tahapan perkembangan fisik, 4 Mengevaluasi berdasarkan
data yang komperhensif dengan memperhatikan tiap anak terhadap olahraga di dalam dan luar sekolah. Menpora dalam Andi Suhendro,dkk 2002:2.5
Adapun cara mengukur kemampuan bakat dalam olahraga dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1 Tahap I
27
Mengidentifikasikan anak sekolah umur 11-16 tahun dilakukan dengan tes yang sederhana. Karena tim pemandu bakat tidak mungkin dapat
melakukan tes kepada siswa yang jumlahnya besar di sekolah, maka para guru pendidikan kesehatan jasmani dapat ditugasi untuk melakukan proses
identifikasi pada tahap awal guna mengukur bentuk ukuran dan tubuh kemampuan fisik I, dukungan orangtua serta minat terhadap olahraga.
2 Tahap II Hasil tes pertama segera dikumpulkan untuk dianalisis oleh petugas tim
pemandu bakat di tingkat klub sekolah. Tes ini dapat dilakukan oleh pelatih klubguru penjas untuk mengukur bentuk ukuran tubuh dan
kemampuan fisik. Tahap ini bertujuan untuk dapat mengetahui gambaran potensi siswa
sehingga dapat diidentifikasikan bakat olahraga mereka, khususnya dalam renang.
3 Tahap III Tahap ini siswa yang telah diidentifikasi dan diseleksi selanjutnya dibina
dan dikembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam cabang olahraga yang sesuai di pusat-pusat pembinaan olahraga. Tes-tes khusus yang
diperlukan diserahkan kepada para pelatih dan pakar olahraga prioritas masing-masing dan khususnya dalam renang.
28
Dengan pemanduan bakat pemain renang yang masih muda diharapkan dapat memberi sumbangan yang berarti bagi pengembangan prestasi perenang
Indonesia.
2.5.4 Pembinaan