57
secara pisik, psikis dan mental serta kondisi lainnya, ia harus memisahkan diri dari etnosentrisme, dengan segala bentuk moral, etika, kebiasaan, kebudayaan,
kepercayaan diri untuk menghindari kesulitan, bahkan kejutan budaya. Cara yang dapat digunakan adalah menggunakan pendekatan ’relativisme budaya’ yaitu
upaya untuk memahami setiap sifat dan sikap dalam rangka keseluruhan kebudayaan.
G. Objektivitas dan Keabsahan Data
Data yang didapatkan dari lapangan belum dianggap objektif sebelum dilakukan trianggulasi. Denzin membedakan triangulasi dalam empat jenis, yaitu
pengecekan sumber, metode, penyelidik dan teori Moleong, 2002: 178. Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan dan mengecek data
melalui waktu dan alat yang berbeda. Dalam penelitian ini memanfaatkan triangulasi sumber sebagaimana dikemukakan oleh Patton, yang dilakukan
dengan cara: 1 membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2 membandingkan apa yang dikatakan oleh responden satu dengan
apa yang dikatakan oleh responden lainnya, 3 membandingkan wawancara dengan studi dokumen Moleong, 2002: 178 . Sementara triangulasi dengan
metode, penyelidik, dan teori tidak dimanfaatkan dalam penelitian ini. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini dilakukan adalah
sebagai berikut: 1 data yang berupa dokumen yang ada di sekolah diuji kebenarannya dengan meminta tanggapan dari guru karyawan atau Kepala
Sekolah. 2 keterangan yang diberikan oleh seorang guru diuji keabsahannya
58
dengan meminta keterangan guru lain, atau dengan data yang ada. 3 data berupa keterangan yang diperoleh dari Kepala Sekolah akan diuji keabsahannya dengan
meminta tanggapan dari guru, atau dokumen yang ada. 4 demikian pula data yang diperoleh dari pengurus perhimpunan.
Data yang diperoleh di lapangan, tidak begitu saja ditafsirkan sepihak oleh peneliti, sebagaimana direkomendasikan oleh Moleong 2002: 175, beberapa
langkah perlu dilakukan antara lain: 1. untuk memenuhi kriteria kredibilitas dilakukan dengan:
1 perpanjangan keikutsertaan, artinya pada keterangan yang sama dilakukan pengamatan lebih dari sekali, sehingga dapat disimpulkan
kekonsistenannya. 2 ketekunan pengamatan, artinya tidak hanya melihat gejala yang nampak
sesaat, tetapi berusaha untuk dikonfirmasi dengan orang lain yang lebih memahami kesehariannya.
3 triangulasi, artinya keterangan yang diberikan akan dicek kembali sebelum dideskripsikan dan dianalisis, dapat juga dicocokkan dengan
keterangan responden lain, alat pencari data lain dan dokumen yang ada. 4 kecukupan referensi, artinya untuk menafsirkan suatu temuan, perlu
dianalisis dengan referensi dari pakar pada bidang yang sesuai, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
2. Kriteria keterangan perlu dilakukan langkah melakukan uraian secara lebih
rinci, agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran, sebab keterangan yang tidak rinci dapat ditafsirkan berbeda. Kelengkapan keterangan dilakukan
59
dengan mengecek kepada responden lain dan membandingkan keterangan yang dianggap belum lengkap dengan dokumen yang ada.
H. Model Analisis Data