commit to user
22
perempuan, termasuk juga kekerasan berbasis gender, yaitu kekerasan yang ditujukan kepada perempuan karena dia adalah perempuan, atau
menimbulkan akibat pada perempuan secara tidak proporsional Achie Sudiarti Luhulima, 2000: 132-133.
Kekerasan dalam pengertian secara yuridis sebagaimana yang diatur dalam Pasal 89 juncto Pasal 90 KUHP, menyebutkan bahwa
Pasal 89 KUHP “membuat orang menjadi pingsan atau tidak berdaya
lagi lemah disamakan dengan menggunakan kekerasan”, dalam Pasal 90 KUHP mengatur mengenai kekerasan yang menghasilkan luka
berat pada korban, luka berat berarti kehilangan salah satu panca indera, mendapat cacat berat, menderita sakit lumpuh, terganggunya
daya pikir selama empat minggu lebih, dan gugurnya kandungan seorang perempuan. Menurut Mansour Fakih kekerasan violence
adalah serangan assault terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang Mansour fakih, 2010: 17.
Peraturan yang mengatur tentang kekerasan lainnya terdapat dalam KUHPidana, misalkan tentang kejahatan dan pelanggaran
terhadap nyawa dan tubuh orang, seperti penganiayaan yang diatur pada Pasal 351-358 KUHP, pembunuhan dalam buku II KUHP mulai
dari Pasal 338-350 KUHP, kejahatan dan pelanggaran mengenai kesopanan yang dimuat dalam Pasal 284 KUHP, perkosaan untuk
bersetubuh dalam Pasal 285 KUHP, dan lain-lain.
b. Jenis-Jenis Kekerasan Terhadap Perempuan
Kekerasan terhadap perempuan menurut E. Kristi Poerwandari, terdapat pemetaan-gambaran umum mengenai kekerasan terhadap
perempuan, sebagai berikut :
commit to user
23
Bentuk-bentukdimensi kekerasan 1 Fisik. Memukul, menampar mencekik, menendang, melempar
barang ke tubuh korban, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau alatsenjata, membunuh.
2 Psikologis. Tindakan-tindakan yang menimbulkan rasa takut termasuk yang diarahkan kepada orang-orang dekat korban,
misalnya keluarga, anak, suami, teman dekat, dll 3 Seksual. Melakukan tindakan-tindakan yang mengarah ke
ajakandesakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium, danatau
melakukan tindakan-tindakan
lain yang
tidak dikehendaki korban.
4 Finansial. Mengambil uang korban, menahan atau tidak memberikan pemenuhan kebutuhan financial korban dengan
maksud untuk dapat mengendalikan tindakan korban. 5 Spiritual. Merendahkan keyakinan dan kepercayaan korban,
memaksa korban untuk meyakini hal-hal yang tidak diyakininya Achie Sudiarti Luhulima, 2000: 11-12.
Pengertian kekerasan yang telah dijelaskan diatas ialah kekerasan yang secara garis besar atau umumnya, sedangkan untuk
ranah yang lebih khusus salah satunya adalah kekerasan dalam rumah tangga yang sebagian besar korbannya adalah perempuan atau isteri.
Untuk kekerasan seperti ini negara memberikan perhatian khusus dengan mengesahkan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004
tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Kekerasan dalam rumah tangga menurut UU No 23 Tahun
2004 Pasal 1 adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
commit to user
24
fisik, seksual, psikologis, danatau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Jenis kekerasan dalam lingkup rumah tangga menurut
Pasal 5 UU PKDRT adalah :
1 Kekerasan fisik, perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat Pasal 6.
2 Kekerasan psikis, perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya, dan penderitaan psikis berat pada seseorang Pasal 7.
3 Kekerasan seksual, pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga
tersebut Pasal 8. 4 Penelantaran rumah tangga, setiap orang dilarang untuk
menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan
atau perjanjian ia wajib memberika kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut Pasal 9.
3. Tinjauan Tentang Konvensi CEDAW