commit to user
31
yang tidak sesuai dengan kepentingan nasional dari negara yang bersangkutan. Alhasil, muncullah beberapa pensyaratan atau resevasi
reservation dari negara yang bersangkutan tersebut. Pasal 19 sampai dengan Pasal 23 Konvensi Wina 1969 mengatur prosedur tentang
pensyaratan, Untuk menguji validitas suatu reservasi, Pasal 19 Konvensi Wina 1969 dijadikan sebagai acuan, dan sesuai dengan ketentuan Pasal
19 tersebut, negara tidak dapat menyampaikan pensyaratan apabila: a Reservasi dilarang oleh suatu perjanjian.
b Perjanjian mengatur hanya reservasi yang spesifik yang dapat dilakukan.
c Dalam hal tidak termasuk ayat 1 dan 2, reservasi tidak sesuai dengan tujuan dan maksud suatu perjanjian Eddy Pratomo. 2011:
277-278.
5. Tinjauan Tentang Efektivitas Hukum
Hukum itu sebagai alat yang dapat merubah masyarakat, yang artinya bahwa hukum digunakan sebagai alat untuk mengubah sistem
sosial. Hukum pula memiliki pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam mendorong terjadinya suatu perubahan sosial.
Hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat mempunyai peranan penting terutama dalam perubahan-perubahan yang dikehendaki atau
perubahan-perubahan yang direncanakan intended change dan planned change Soerjono Soekanto, 2011: 126.
Bila membicarakan efektivitas hukum dalam masyarakat berarti membicarakan daya kerja hukum itu sendiri dalam mengatur atau
memaksa masyarakat untuk taat terhadap hukum. Efektivitas hukum dimaksud, berarti mengkaji kaidah hukum yang harus memenuhi syarat,
commit to user
32
yaitu berlaku secara yuridis, berlaku secara sosiologi, berlaku secara filosofis. Faktor-faktornya yang membuat hukum itu berfungsi di dalam
masyarakat ada empat, yaitu kaidah hukum peraturan itu sendiri, petugas atau penegak hukum, sarana dan fasilitas yang digunakan
penegak hukum, dan kesadaran masyarakat. Faktor-faktor tadi mempunyai penjelasan masing-masing sehingga dapat menjadi faktor
yang menentukan yang membuat hukum itu berfungsi di dalam masyarakat.
Pertama, kaidah hukum memiliki tiga macam hal mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah, seperti kaidah hukum berlaku secara
yuridis, kaidah hukum berlaku secara sosiologis, dan kaidah hukum berlaku secara filosofis. Kedua, penegak hukum ialah yang bertugas
untuk menerapkan hukum mencakup ruang lingkup yang sangat luas, yang artinya dalam melaksanakan tugas-tugas penerapan hukum, harus
memiliki pedoman seperti peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang linkup tugas-tugasnya. Ketiga, sarana atau fasilitas amat penting
untuk mengefektifkan suatu aturan tertentu, terutama sarana fisik yang berfungsi sebagai faktor pendukung, dan yang terakhir adalah tentang
warga masyarakat, faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga masyarakat, kesadaran untuk mematuhi suatu peraturan perundang-
undangan, yang kerap disebut sebagai derajat kepatuhan. Derajat kepatuhan masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu indikator
berfungsinya hukum yang dibuat Zainuddin Ali, 2010: 62-64. Menurut Lawrence, tiga elemen penting yang menentukan
berfungsi atau tidaknya hukum antara lain :
commit to user
33
1. Struktur Hukum meliputi : tatanan daripada elemen lembaga hukum
kerangka organisasi dan tingkatan dari lembaga kepolisian, kejaksaan, kehakiman, pemasyarakatan, kepengacaraan.
2. Budaya hukum meliputi : nilai-nilai, norma-norma dan lembaga-
lembaga yang menjadi dasar daripada sikap perilaku hamba hukum. 3. Substansi hukum meliputi : peraturan - peraturan atau regulasi yang
di buat oleh lembaga yang berwenang Sabian Utsman.2009:356.
Hukum dalam merubah suatu masyarakat beserta sistemnya tidak dapat di lepas dari efektivitasnya sebagai hukum itu sendiri, hukum harus
dapat mengenai sasaranya secara tepat sehingga manfaat kegunaannya dapat terasa secara langsung, penilaian secara efektivitas inilah yang
sangat penting dan tidak dapat dilepaskan karena perlu adanya evaluasi terhadap hukum atau peraturan itu sendiri mengenai hasil output nya
kepada masyarakat, oleh karena itulah efektivitas suatu hukum yang ada dalam masyarakat perlu di ketahui secara yuridis, secara sosiologi, dan
secara filosofis agar dapat ditemukan apakah hukum tersebut telah berlaku sesuai dengan jalur atau track yang diinginkan atau malah di
dalam masyarakat peraturan tersebut tidak efektif baik sebagain maupun keseluruhan.
commit to user
34
B. Kerangka Pemikiran
[Sesuai Tidak Sesuai]
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Keterangan : Kekerasan terhadap perempuan yang berbasis gender merupakan hal
yang sudah terjadi sejak dahulu bahkan sejak jaman kerajaan sehingga menjadi sesuatu yang sudah membudaya dalam masyarakat baik di
Indonesia sendiri maupun masyarakat internasional, oleh karena itu dibentuklah Konvensi CEDAW sebagai jawaban atas permasalahan yang
Kekerasan Terhadap Perempuan
Konvensi CEDAW Lembaga Swadaya Masyarakat
SPEK HAM SOLO