commit to user
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Konsep Seks dan Gender
Untuk memahami konsep gender harus dibedakan kata gender dengan kata seks jenis kelamin. Pengertian jenis kelamin merupakan
pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya,
bahwa manusia jenis laki-laki adalah manusia yang memiliki atau bersifat seperti daftar berikut ini: laki-laki adalah manusia yang memiliki penis,
memiliki jakala kala menjing dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk
melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina, dan mempunyai alat menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis melekat pada manusia jenis
perempuan dan laki-laki selamanya. Artinya secara biologis alat-alat tersebut tidak bisa dipertukarkan antara alat biologis yang melekat pada
manusia laki-laki dan perempuan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai ketentuan
Tuhan atau kodrat Mansour fakih, 2010: 7-8. Konsep gender sendiri adalah suatu sifat yang melekat pada laki-
laki dan perempuan, merupakan hasil dari konstruksi sosial maupun kultural yang diciptakan oleh masyarakat sendiri. Contohnya yaitu, laki-
laki itu dianggap harus kuat, jangan lemah, gagah dan berkepribadian keras. sedangkan untuk perempuan itu harus lemah lembut, keibuan,
feminim, emosional, dan tunduk kepada suami. Contoh-contoh yang disebutkan tadi merupakan hasil dari konstruksi yang diciptakan
commit to user
19
masyarakat, yang sebenarnya dalam kenyataannya dalam hidup bisa terjadi sebaliknya, karena ada juga perempuan yang sifatnya lebih
kepriaan dan ada juga pria yang sifatnya lebih keperempuanan. Hal ini juga tergantung dari suatu masyarakat atau wilayah memandangnya
karena di setiap tempat, pandangan mengenai gender itu bisa berbeda- beda satu sama lain, hal ini disebabkan gender sendiri seperti yang
dijelaskan tadi adalah hasil konstruksi suatu masyarakat. Disini juga perlu di jelaskan pula bahwa Gender tidak hanya membahas mengenai atau
perihal perempuan saja, tetapi di dalamnya ada pembahasan tentang pencapaian kesetaraan dan kesederajatan atau kesederajatan dan keadilan,
dalam tatanan kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara. Dengan kata lain ketika kita berbicara tentang gender, berarti yang
dibicarakan adalah tentang relasi sosial perempuan dan lelaki serta aspek- aspek dalam kehidupan.
Gender dan peran gender cenderung kurang menawarkan prestasi di semua lingkup kehidupan, kurangnya kesempatan terhadap
kepemilikan kekayaan serta asset-aset lainnya, terhadap kekuasaan politik, pendidikan, kesehatan yang baik, dan penghidupan yang
layak. Peran gender dikonstruksi dari tumpukan batu bata bangunan biologis dasar di mana kita semua dilahirkan, tetapi kelas, suku,
warna kulit, agama, kasta, dan kebangsaan memiliki peranan vital dalam memutuskan secara tepat tentang kesempatan hidup, apa yang
dimiliki perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki dengan latar belakang yang sama Ariefa Efianingrum, 2008: 8.
commit to user
20
Secara universal, peran gender untuk perempuan dan laki-laki diklasifikasikan dalam tiga peran pokok yaitu peran reproduktif, peran
produktif, dan peran sosial, berikut tabel klasifikasi tiga peran yang timbul dalam gender Aida Vitayala S. Hubeis, 2010: 83-84.
Gender Reproduktif
Produktif Sosial
Perempuan Peran Utama:
Istri, Ibu, Ibu rumah tangga
Keluarga 1.Acap
. diasumsika
n tidak memiliki peran produktif.
2.Turut .
mencari nafkah keluarga.
1. Manajemen, Jasa penyuluhan
terkait pada aspek peran
reproduktif.
2. Pekerja tidak di bayar
informal
Lelaki Bapak, Kepala
keluarga. Peran Utama :
Mencari nafkah keluarga
1.Kepemimpina n
2. Politik 3.Ketahanan
4. Pekerja dibayar
Kita juga telah menyadari bahwa perbedaan gender Gender Differences telah melahirkan ketidakadilan gender Gender Inequalities,
perbedaan gender ini ternyata telah melahirkan sifat dan stereotipe yang sebetulnya merupakan konstruksi ataupun rekayasa sosial dan akhirnya
terkukuhkan menjadi kodrat kultural yang telah mengakibatkan terkondisikannya beberapa posisi perempuan terutama dalam hal
kekerasan berdasarkan gender baik secara fisik maupun secara mental.
commit to user
21
Keberagaman bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan terjadi karena perbedaan gender muncul dalam berbagai bentuk, secara fisik
seperti pemerkosaan, persetubuhan antar anggota keluarga, dan yang lebih sadis seperti pemotongan alat genital perempuan, sedangkan dalam
bentuk non fisik yang sering terjadi misalnya pelecehan seksual yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi perempuan secara emosional
Mansour Fakih, 2010: 147-151.
2. Tinjauan Umum Tentang Kekerasan a.