commit to user
24
fisik, seksual, psikologis, danatau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Jenis kekerasan dalam lingkup rumah tangga menurut
Pasal 5 UU PKDRT adalah :
1 Kekerasan fisik, perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat Pasal 6.
2 Kekerasan psikis, perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya, dan penderitaan psikis berat pada seseorang Pasal 7.
3 Kekerasan seksual, pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga
tersebut Pasal 8. 4 Penelantaran rumah tangga, setiap orang dilarang untuk
menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan
atau perjanjian ia wajib memberika kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut Pasal 9.
3. Tinjauan Tentang Konvensi CEDAW
Pada 18 Desember 1979, Majelis Umum PBB menyetujui sebuah rancangan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan. Konvensi ini dinyatakan berlaku pada tahun 1981 setelah 20 negara menyetujui dan telah di ratifikasi oleh Indonesia pada
tanggal 24 juli tahun 1984 dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1984 , dengan pensyaratan reservation terhadap Pasal 29
commit to user
25
1 tentang penyelesaian perselisihan mengenai penafsiran atau penerapan Konvensi ini, dengan konsekuensi bahwa Indonesia harus menerapkan
Pasal-Pasal yang tertuang dalam CEDAW disetiap kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan.
Teks yang paling penting tentang perjuangan untuk menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan adalah Deklarasi Umum Majelis
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Diskriminasi Terhadap Perempuan dan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan CEDAW. CEDAW dilengkapi dan diberikan kekuatan hukum dari apa yang telah dihasilkan oleh Deklarasi
Majelis Umum. Deklarasi tentang Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan menyatakan keprihatinan bahwa diskriminasi yang luas
terhadap perempuan terus eksis meskipun sudah adanya instrumen seperti Piagam dari Amerika Serikat, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia,
dan Kovenan Internasional tentang Hak Asasi Manusia Felipe Gomez Isa. 2003 : 8.
Konvensi CEDAW ini di dalamnya terdapat 30 Pasal yang mengatur dengan pembagian per bagian sebanyak enam bagian yang
berisi tentang : a. Bagian I, Pasal 1-6, berisi tentang prinsip-prinsip konvensi yang di
bagi ke dalam tiga bagian yaitu, prinsip non diskriminatif, prinsip persamaan atau keadilan substantif, dan prinsip kewajiban negara.
b. Bagian II, Pasal 7-9, berisi tentang hak-hak sipil dan politik perempuan. Pasal 7 yang berisi mengenai hak perempuan dalam
kehidupan politik dan kemasyarakatan negaranya. Termasuk di dalam hak ini adalah, hak untuk memilih dan dipilih, berpartisipasi
dalam perumusan kebijaksanaan pemerintah dan implementasinya,
commit to user
26
memegang jabatan dalam pemerintahan, berpartisipasi dalam organisasi-organisasi non pemerintah. Pasal 8 tentang hak
perempuan untuk mendapat kesempatan mewakili pemerintah pada tingkat
internasional dan
berpartisipasi dalam
organisasi internasional. Pasal 9 tentang hak perempuan dalam kaitan dengan
kewarganegaraannya c. Bagian III, Pasal 10-14, berisi tentang hak ekonomi, sosial, dan
budaya kaum perempuan, yang juga meliputi hak di bidang pendidikan pada Pasal 10 yang berisi tentang kesempatan untuk
mengikuti pendidikan disegala tingkatan yang ada, hak dibidang pekerjaan pada Pasal 11 yang berisi tentang hak untuk bekerja, hak
atas kesempatan kerja, hak memilih profesi dan pekerjaan, hak menerima upah, hak atas jaminan social, hak atas masa cuti yang
dibayar, hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja. Hak dibidang kesehatan pada Pasal 12 tentang hak untuk bebas dari
kematian pada saat melahirkan, perkembangan kesehatan sejak kanak-kanak, lingkungan yang sehat, mendapatkan pelayanan dan
perhatian medis. Hak lainnya dalam bidang ekonomi dan sosial pada Pasal 13 dalam hal mendapatkan hak atas tunjangan keluarga, atas
pinjaman bank, hipotek dan lain-lainnya, hak untuk ikut serta dalam kegiatan rekreasi, olahraga dan lain sebagainya. Hak khusus untuk
perempuan pedesaan pada Pasal 14 yang meliputi hak berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan disegala tingkatan, memperoleh
fasilitas kesehatan yang memadai, memperoleh segala jenis pelatihan dan pendidikan, berpartisipasi dalam semua kegiatan masyarakat.
d. Bagian IV, Pasal 15-16, berisi tentang persamaan hak antara laki-laki dengan perempuan di mata hukum, dan penjaminan tentang hak-hak
perempuan di dalam perkawinan. Pasal 15 mencantumkan
commit to user
27
persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dihadapan hukum yang meliputi, hak untuk berurusan dengan instansi hukum, diakui
kecakapan hukumnya, mengurus harta benda, serta perlakuan yang sama pada setiap tingkatan prosedur di muka penegak hukum. Pasal
16 secara khusus memberi tekanan hak yang sama dalam memasuki jenjang perkawinan, memilih suami secara bebas, tanggung jawab
yang sama sebagai orang tua dalam hal urusan anak, hak pribadi yang sama sebagai suami istri, hak yang sama yang berhubungan dengan
pemilikian atas perolehan, pengelolaan, penikmatan dan pemindahan harta benda.
e. Bagian V, Pasal 17-22, berisi tentang komite CEDAW dan mekanisme pelaporan dan pemantauan.
f. Bagian VI, Pasal 23-30, berisi tentang penegasan terhadap pentingnya menegakkan prinsip persamaan di dalam undang-undang
negara khususnya di dalam undang-undang negara pihak maupun di dalam setiap Konvensi, traktat, atau perjanjian internasional yang
berlaku terhadap para pihak ELSAM, 2004 : 6-21. Prinsip non diskriminatif di dalam Konvensi CEDAW adalah
prinsip yang menjamin kaum perempuan untuk tidak dibedakan, tidak di kucilkan atau dibatasi berdasarkan jenis kelaminnya yang dapat
mempengaruhi pengurangan atau penghapusan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan di
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan sipil terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan.
Prinsip persamaan atau keadilan substantif terdapat di dalam Konvensi CEDAW merupakan sebuah pendekatan yang mendasarkan pada hasil
akhirnya, yaitu keadilan. Keadilan yang dimaksud disini adalah sesuai dengan proporsi atau bagiannya masing-masing antara laki-laki dengan
commit to user
28
perempuan, keadilan yang dimaksud disini dapat berbentuk perlakuan yang sama, perlakuan khusus untuk menyamakan situasi yang berbeda
dengan tujuan agar dipercepatnya penghapusan kesejangan sehingga situasi menjadi sama.
Prinsip kewajiban negara merupakan prinsip ketiga yang terkandung di dalam Konvensi CEDAW ini, dimana negara wajib untuk
menjalankan Konvensi ini. Kewajiban negara yang dimaksud dalam Konvensi ini adalah melaksanakan prinsip non diskriminatif dengan cara
melindungi perempuan dari segala bentuk diskriminasi dan memenuhi segala hak-hak fundamentalnya, kemudian kewajiban negara dalam segi
hukum seperti mengubah dan mencabut ketentuan yang diskriminatif serta memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak perempuan.
4. Tinjuan Tentang Perjanjian Internasional