perkotaan maupun pedesaan di Indonesia dan negara berkembang lainnya, menunjukkan bahwa faktor sistem dukungan, pengetahuan ibu terhadap pemberian
ASI secara eksklusif, promosi susu formula dan makanan tambahan mempunyai pengaruh terhadap praktek pemberian ASI eksklusif itu sendiri.
Adapun faktor-faktor yang dapat memengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif, dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan akan mempengaruhi sikap terhadap prilaku hidup sehat dan dalam menanggulangi masalah yang kurang mengerti tentang
manfaat pemberian ASI eksklusif tersebut Notoatmodjo, 2003. 2.
Sikap Menurut Notoatmodjo 2003, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu masih merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
3. Status Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Seringkali alasan pekerjaan
membuat seorang ibu merasa kesulitan untuk memberikan ASI secara eksklusif.
Banyak diantaranya disebabkan karena ketidaktahuan dan kurangnya minat untuk menyusui. Ibu yang bekerja sebenarnya tidak ada alasan untuk menghentikan
menyusui, khususnya bagi ibu yang bekerja diluar rumah, dapat melakukan langkah –
langkah sebagai berikut:
Susuilah bayi sebelum berangkat kerja.
Peras atau pompa ASI yang berlebihan, kemudian simpan dilemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja.
Selama ibu bekrja, ASI dapat diperas atau dan disimpan di lemari es di
tempat kerja atau diantar pulang.
Setelah ibu dirumah, perbanyak menyusui termasuk pada malam hari.
Sebaiknya ibu banyak beristirahat, banyak minum dan makan makanan dengan gizi untuk menambah produksi ASI.
4. Faktor fisik ibu
Keadaan payudara ibu mempunyai peran dalam keberhasilan menyusui, seperti putting tenggelam, mendatar atau putting terlalu besar yang sebenarnya dapat
diatasi. Alasan ibu yang sering muncul untuk tidak menyusi adalah karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang
mengaharuskan ibu untuk berhenti menyusui. Lebih jauh berbahaya untuk mulai memberi bayi berupa makanan buatan dari pada membiarkan bayi menyusui dari
ibunya yang sakit Sugiarti, 2013. Umumnya jika ibu menderita penyakit ringan seperti flu batuk, pilek,
demam dan diare tetap dapat memberikan ASI, begitu juga pada penyakit tuberkulosis ibu tetap dapat menyusui tetapi perlu memakai masker, patuh pada
pengobatan yang diberikan, serta memeriksakan status tuberkulosis bayi, dan hepatitis A,B, dan C ibu tetap dapat menyusui karena transmisi virus hepatitis
melalui ASI sangat rendah. Kemudian tetap berkonsultasi pada dokter imunisasi apa yang perlu diberikan pada bayi. Ada beberapa obat yang efek sampingnya dapat
timbul pada bayi dan atau mengurangi produksi ASI sehingga perlu dipikirkan alternatif lain. Jika ibu sakit jangan lupa memberitahu dokter bahwa ibu sedang
menyusui, agar dapat diberikan obat yang lebih sesuai untuk ibu dan bayi serta tidak mengganggu proses menyusui Handy, 2010.
2. Faktor Eksternal