Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Kerangka Konsep Hipotesis Jenis Penelitian Defenisi Operasional

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan ialah rendahnya pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor internal pengetahuan, sikap dan faktor fisik ibu dan faktor eksternal ibu dukungan keluarga, budaya dan dukungan tenaga kesehatan dengan rendahnya pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. 2. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. 3. Untuk mengetahui hubungan faktor fisik ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. 4. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. 5. Untuk mengetahui hubungan budaya dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. 6. Untuk mengetahui hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif maka dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas Bahorok dalam menyusun perencanaan kegiatan untuk meningkatkan pencapaian ASI eksklusif. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu ASI 2.1.1 Pengertian ASI Air Susu Ibu ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose gula dan garam organik yang diproduksi karena pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin yang didapat setelah kelahiran bayi pada buah dada atau mamae ibu. ASI sebagai anugerah, hadiah terbaik yang dapat diberikan ibu kepada bayinya Byrom dan Edward, 2009. ASI merupakan makanan pertama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah yang dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang senantiasa diberi ASI jarang mengalami salesma dan infeksi saluran pernafasan bagian atas pada tahun pertama kelahiran, jika dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI Prasetyono, 2009. Dalam ASI selain terkandung antibodi, mudah, murah serta praktis dalam pemberian, kebutuhan psikologis anak juga terpenuhi, karena saat memberikan ASI ibu dapat memeluk dan mendekap anak sehingga anak merasa hangat dan nyaman dalam pelukan ibunya Supartini, 2004.

2.1.2 Komposisi Gizi dalam ASI 1. Komposisi Kandungan ASI

ASI merupakan makanan yang utama bagi bayi yang sangat dibutuhkan. Tidak ada makanan lain yang mampu menyaingi kandungan gizinya Prasetyono, 2009. ASI tidak hanya menyesuaikan diri untuk merespon terhadap infeksi. ASI mengubah unsur-unsur sesuai kebutuhan bayi. ASI untuk bayi yang berusia 4 minggu berbeda dengan ASI untuk bayi yang umurnya lebih tua, komposisi ASI berubah seiring dengan pertumbuhan bayi Henderson dan Jones, 2005. Komposisi kandungan ASI dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Komposisi kandungan ASI Kandungan Kolostrum Transisi ASI matur Energi kg kla 57,0 63,0 65,0 Laktosa g100 ml 6,5 6,7 7,0 Lemak g100 ml 2,9 3,6 3,8 Protein g100 ml 1,195 0,965 1,324 Mineral g100 ml 0,3 0,3 0,2 Imunoglobin : Ig A mg100 ml 335,9 - 119,6 Ig G mg100 ml 5,9 - 2,9 Ig M mg100 ml 17,1 - 2,9 Lisosim mg100 ml 14,2-16,4 - 24,3-27,5 Laktoferin 420-520 - 250-270 Sumber : Ambarwati dan Wulandari, 2009.

2.1.3 Perbedaan Komposisi ASI, Susu Sapi dan Susu Formula

Bayi 0-12 bulan memerlukan ASI, susu formula dan makanan padat, tetapi pada enam bulan pertama yang dibutuhkan oleh bayi ialah ASI tanpa diberikan susu formula. Karena dalam ASI selain vitamin dan mineral yang sesuai untuk bayi 0-6 bulan juga pemberiannya mudah, murah dan praktis Supartini 2004. Perbedaan komposisi ASI, susu sapi dan susu fomula dapat di lihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2 Perbedaan komposisi ASI, susu sapi dan susu formula Komposisi 100 ml ASI matur Susu sapi Susu formula Kalori 75 69 67 Protein 1,2 3,5 1,5 Lactalbumin 80 1,8 60 Kasein 20 82 40 Tabel 2.1 Lanjutan Komposisi 100 ml ASI matur Susu sapi Susu formula Air ml 87,1 87,3 90 Lemak 4,5 3,5 3,8 Karbohidrat 7,1 4,9 6,9 Ash gr 0,21 0,72 0,34 Mineral ASI matur Susu sapi Susu formula Na 16 50 21 K 53 144 69 Ca 33 128 46 P 14 93 32 Mg 4 13 5,3 Fe 0,05 Trace 1,3 Zn 0,15 0,04 0,42 Vitamin ASI matur Susu sapi Susu formula A IU 182 140 210 C mg 5 1 5,3 D mg 2,2 42 42 E IU 0,08 0,04 0,04 Thiamin mg 0,01 0,04 0,04 Riboflavin mg 0,04 0,03 0,06 Niacin mg 0,2 0,17 0,7 Sumber : Ambarwati dan Wulandari, 2009

2.1.4 Jenis-jenis ASI

Menurut Maritalia 2012 ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu: 1. Kolostrum Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat setelah persalinan. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental, lengket dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari pada ASI matur, yang berfungsi : a. Sebagai pembersih selaput usus Bayi Baru Lahir BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan. b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi. c. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan enam bulan. 2. ASI transisi peralihan Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur, disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan kadar lemak dan laktosa meningkat. 3. ASI matur Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya, komposisinya relatif konstan. ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Susu ini lebih cair dan lebih encer dari pada susu transisi tetapi dikeluarkan dalam kuantitas yang meningkat.

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Produksi ASI

Menurut Saleha 2009, faktor – faktor yang memengaruhi produksi ASI ialah: 1. Frekuensi pemberian susu. 2. Usia kehamilan saat melahirkan 3. Usia ibu dan paritas 4. Stress dan penyakit akut. 5. Mengonsumsi rokok 6. Mengonsumsi alkohol. 7. Menggunakan pil kontrasepsi.

2.2 ASI eksklusif

ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan kepada bayi tanpa tambahan apa pun sejak dari lahir, dengan kata lain pemberian susu formula, air matang, air gula, dan madu untuk bayi baru lahir tidak dibenarkan Saleha, 2009. ASI eksklusif mengandung zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan efisien, mencegah berbagai penyakit infeksi pada bayi, dan dapat sebagai KB metode amenore laktasi pada ibu Muslihatun, 2010. Menurut World Health Organization WHO pada tahun 2001 menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian ketentuan sebelumnya bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan sudah tidak berlaku lagi.

2.2.1 Manfaat Pemberian ASI eksklusif

Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, dan negara. Selain ASI eksklusif adalah makanan yang paling sempurna untuk bayi 0-6 bulan, ASI juga baik diberikan sampai umur 2 tahun. ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat immunoglobuluin. ASI bersifat praktis, mudah diberikan kepada bayi, murah serta bersih Prasetyono, 2009.

1. Bagi bayi

a. Komposisi sesuai kebutuhan. ASI adalah sumber gizi yang paling ideal, berkomposisi seimbang, dan sesuai dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan tunggal yang paling sempurna untuk bayi baik kualitas atau kuantitas bayi hingga 6 bulan. b. ASI mengandung antibodi. ASI mampu memberikan perlindungan bagi bayi karena ASI mengandung zat immonoglobulin. ASI juga mengandung zat anti infeksi, sehingga bayi dapat terlindung dari berbagai macam infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasit. Maka dari itu pemberian ASI sampai 6 bulan pertama sangat dianjurkan yang dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan padat Ambarwati dan Wulandari, 2009. c. Mengurangi kejadian karies dentis. Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. d. Memberikan rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi. Dengan ibu memberikan ASI kepada bayinya maka akan terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik kepada bayi. e. Terhindar dari alergi. Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. f. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi. Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, dimana nutrisi yang paling sempurna utnuk bayi pada saat pertumbuhan otak adalah ASI, dimana Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal. g. Membantu perkembangan rahang Gerakan menghisap mulut bayi pada payudara ibu dapat membantu merangsang perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi.

2. Manfaat bagi ibu

ASI eksklusif selain memberikan keuntungan pada bayi, menyusui juga sangat menguntungkan bagi ibu, adapun manfaatnya yaitu : a. Mengurangi perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim kebentuk semula. Menyusui bayi segera setelah lahir akan mengurangi perdarahan pada ibu, karena dengan langsung menyusui bayi akan terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk kontraksipenutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti dan involusi rahim juga akan lebih cepat pulih Rukiyah dkk, 2011. b. Mencegah anemia defisiensi zat besi. Dengan berkurangnya perdarahan pasca persalinan maka kejadian prevalensi anemia defisiensi besi akan berkurang. c. Menunda kesuburan. Pemberian ASI secara eksklusif memberikan 98 metode kontrasepsi akan efisien selama 6 bulan. Hisapan mulut bayi pada puting susu ibu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. d. Aspek penurunan berat badan. Pada saat hamil berat badan ibu akan bertambah, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh, dimana cadangan lemak ini sebenarnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Nah, dengan ibu menyusui maka akan menghasilkan ASI lebih banyak pula, kemudian cadangan lemak yang digunakan sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Maka badan ibu akan lebih cepat kembali ke berat badan semula. e. Aspek psikologis. Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga bermanfaat untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, serta meningkatkan rasa kasih sayang terhadap keduanya.

3. Manfaat bagi keluarga

a. Aspek ekonomi. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. selain itu, penghematan juga terjadi karena bayi yang diberi susu formula akan jarang sakit, sehingga mengurangi dana untuk berobat. b. Aspek psikologi. Ibu yang memberikan ASI eksklusif akan dapat menjarangkan kehamilan, sehingga ibu akan lebih fokus terhadap bayi yang dimilikinya sekarang, dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga. c. Aspek kemudahan. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan kapan saja dan dimana saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol ataupun dotnya yang harus dibersihkan.

4. Manfaat bagi Negara

Menurut Ambarwati dan Wulandari 2009, manfaat ASI eksklusif bagi Negara ialah: a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian bayi. Karena beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah. Manfaat ASI kecuali karena adanya zat antibodi, juga nutrien yang berasal dari ASI seperti, asam amino, dipeptid, heksose menyebabkan penyerapan natrium dan air lebih banyak, sehingga mengurangi frekuensi diare dan volume tinja. Bayi yang diberi ASI ternyata juga terlindung dari diare yang disebabkan makanan yang tercemar oleh bakteri. b. Menghemat devisa negara. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional, jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa negara sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula. c. Peningkatan kualitas generasi penerus. Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

2.2.2 Faktor Yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Banyak faktor yang memengaruhi seorang ibu dalam menyusui secara eksklusif kepada bayinya, beberapa penelitian yang telah dilakukan didaerah perkotaan maupun pedesaan di Indonesia dan negara berkembang lainnya, menunjukkan bahwa faktor sistem dukungan, pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI secara eksklusif, promosi susu formula dan makanan tambahan mempunyai pengaruh terhadap praktek pemberian ASI eksklusif itu sendiri. Adapun faktor-faktor yang dapat memengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif, dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan akan mempengaruhi sikap terhadap prilaku hidup sehat dan dalam menanggulangi masalah yang kurang mengerti tentang manfaat pemberian ASI eksklusif tersebut Notoatmodjo, 2003. 2. Sikap Menurut Notoatmodjo 2003, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu masih merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. 3. Status Pekerjaan Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu merasa kesulitan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Banyak diantaranya disebabkan karena ketidaktahuan dan kurangnya minat untuk menyusui. Ibu yang bekerja sebenarnya tidak ada alasan untuk menghentikan menyusui, khususnya bagi ibu yang bekerja diluar rumah, dapat melakukan langkah – langkah sebagai berikut:  Susuilah bayi sebelum berangkat kerja.  Peras atau pompa ASI yang berlebihan, kemudian simpan dilemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja.  Selama ibu bekrja, ASI dapat diperas atau dan disimpan di lemari es di tempat kerja atau diantar pulang.  Setelah ibu dirumah, perbanyak menyusui termasuk pada malam hari.  Sebaiknya ibu banyak beristirahat, banyak minum dan makan makanan dengan gizi untuk menambah produksi ASI. 4. Faktor fisik ibu Keadaan payudara ibu mempunyai peran dalam keberhasilan menyusui, seperti putting tenggelam, mendatar atau putting terlalu besar yang sebenarnya dapat diatasi. Alasan ibu yang sering muncul untuk tidak menyusi adalah karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang mengaharuskan ibu untuk berhenti menyusui. Lebih jauh berbahaya untuk mulai memberi bayi berupa makanan buatan dari pada membiarkan bayi menyusui dari ibunya yang sakit Sugiarti, 2013. Umumnya jika ibu menderita penyakit ringan seperti flu batuk, pilek, demam dan diare tetap dapat memberikan ASI, begitu juga pada penyakit tuberkulosis ibu tetap dapat menyusui tetapi perlu memakai masker, patuh pada pengobatan yang diberikan, serta memeriksakan status tuberkulosis bayi, dan hepatitis A,B, dan C ibu tetap dapat menyusui karena transmisi virus hepatitis melalui ASI sangat rendah. Kemudian tetap berkonsultasi pada dokter imunisasi apa yang perlu diberikan pada bayi. Ada beberapa obat yang efek sampingnya dapat timbul pada bayi dan atau mengurangi produksi ASI sehingga perlu dipikirkan alternatif lain. Jika ibu sakit jangan lupa memberitahu dokter bahwa ibu sedang menyusui, agar dapat diberikan obat yang lebih sesuai untuk ibu dan bayi serta tidak mengganggu proses menyusui Handy, 2010.

2. Faktor Eksternal

1. Dukungan keluarga Dukungan keluarga adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan Sarwono, 2003. 2. Budaya Dijaman yang moderen ini masih banyak ibu yang masih percaya pada kebudayaan leluhur mereka, yaitu seperti bahwa dengan memberi ASI saja tidak cukup utnuk bayi mereka, sehingga ibu memberikan makanan lain selain ASI eksklusif, seperti memberikan pisang, minuman lain selain ASI susu formula atau makanan. Menurut penelitian Ludin 2009 di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru berdasarkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif pada 78 responden, diketahui 48 responden 61,5 menyatakan salah jika ASI eksklusif hanya merupakan pemberian ASI kepada bayi tanpa tambahan apapun, seperti pisang, yang dimaksud agar bayi merasa kenyang, tidak rewel dan tubuhnya tidak lembek atau lemah, madu dengan maksud agar kelak setelah besar anak akan kelihatan manis dan cantik, dan roti atau nassi dicampur pisang, dengan maksud agar tubuh bayi padat, disamping itu bayi akan selalu tidur denagn pulas, dan ibu lebih leluasa mengerjakan tugas rumah tangga. Pada 41 responden 52,6 menyatakan salah asupan gizi ibu dalam ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi 0-6 bulan. Pada 43 responden 55,1 mmenyatakan salah dalam ASI terdapat zat antibodi yang dapat melindungi bayi dari penyakit. Terdapat 46 responden 59,0 menyatakan salah ASI mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi samapi umur 6 bulan, kemudian terdapat 46 responden 59,0 mengatakan salah tentang ASI boleh disimpan dalam termos, pada suhu dan kemasan yang benar. 5. Dukungan petugas kesehatan Kurangnya petugas kesehatan didalam memberikan informasi kesehatan, menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan informasi atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 900Men.KesSKVII2002 tentang Registrasi dan praktik Bidan yang menyatakan diharapkan semua bidan yang memberikan pelayanan kesehatan melahirkan dan menyusui senantiasa berupaya memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif sejak pemeriksaan kehamilan Prasetyono, 2009. Begitu juga dengan ibu yang melahirkan dengan bedah seksio caesaria, jika ibu dan bayi dalam keadaan baik, sebenarnya ibu dapat segera menyusui bayi di ruang pemulihan dengan bantuan bidan atau perawat setelah pembedahan selesai. Bedah seksio caesaria dengan anestesi local tidak menghambat kontak dini ibu dan bayi setelah lahir.

2.2.3 Masalah dalam Pemberian ASI Eksklusif

Masalah dalam pemberian ASI eksklusif yaitu : a. Kurang atau salah informasi Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula yang mahal itu sama baiknya atau mala lebih baik dari ASI sehingga ibu langsung memberi susu formula. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. Terkadang ASI belum keluar pada hari pertama, sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain, padahal bayi yang lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran tidak mempengaruhi produksi ASI. Produksi ASI tetap mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar. b. Sindrom ASI kurang Sering sekali ibu dan keluarga merasa bahwa bayinya tidak cukup dengan diberi ASI saja. Padahal terkadang bayi menangis belum tentu dikarenakan kurang minum, melainkan bisa karena hal yang lain seperti popok bayi yang basah. c. Ibu yang bekerja Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu yang bekerja. 1. Susuilah bayi sebelum ibu bekerja. 2. ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja. 3. Pengosongan payudara di tempat kerja setiap 3-4 jam. 4. ASI dapat disimpan di lemari pendingin. 5. Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui. 6. Minum dan makan makanan yang bergizi.

2.3 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.1 Kerangka konsep Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif.

2.4 Hipotesis

1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. 2. Ada hubungan sikap dengan pemberian ASI eksklusif. 3. Ada hubungan faktor fisik ibu dengan pemberian ASI ekkslusif. Faktor internal : Pengetahuan Sikap Faktor fisik Faktor eksternal : Dukungan keluarga Budaya Dukungan tenaga kesehatan Pemberian ASI eksklusif 4. Ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. 5. Ada hubungan budaya dengan pemberian ASI eksklusif. 6. Ada hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif. 25 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November 2013 sd Mei 2014. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 7- 12 bulan dan pernah memberikan ASI pada bayinya di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014 sebanyak 58 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh atau mengumpulkan data. Metode yang dilakukan yaitu dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

3.4.1 Data Primer

Diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner yang ditanyakan kepada responden.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data pelengkap atau penunjang penelitian, yang diperoleh dari Puskesmas Kelurahan Pekan Bahorok dan Kelurahan Pekan Bahorok.

3.5 Defenisi Operasional

1. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, pisang, biskuit, nasi tim dan lain-lain sampai bayi berusia 6 bulan kecuali obat dan vitamin sesuai resep dokter. 2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang manfaat ASI eksklusif, cara penyimpanan, tempat penyimpanan dan kapan sebaiknya ASI diberikan. 3. Sikap adalah tanggapan atau pandangan responden terhadap pernyataan yang berkaitan dengan pemberian, manfaat ASI eksklusif, kolostrum, dan kapan sebaiknya bayi diberi makanan tambahan selain ASI. 4. Faktor fisik adalah penyakit atau gangguan fisik yang di derita ibu sehingga tidak memungkinkan ibu menyusui. 5. Dukungan keluarga adalah partisipasi orang tua atau mertua atau suami dalam menganjurkan atau tidak melarang ibu untuk memberikan ASI eksklusif. 6. Budaya adalah kebiasaan yang dilakukan baik dalam keluarga maupun lingkungan ibu dalam pemberian ASI eksklusif. 7. Dukungan tenaga kesehatan adalah adanya ajakan atau penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan tentang ASI eksklusif.

3.6 Aspek Pengukuran 1. Pemberian ASI Eksklusif