31
perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Jadi perbedaan antara ROI dan ROA
terdapat pada jumlah total asset operasinya. Jika investasi saham terdapat dalam aktiva tidak lancar yaitu pada aktiva lain-lain investasi saham, jadi total
aktivanya lebih banyak dibanding dengan tanpa adanya ROI. Jika tanpa adanya investasi maka ROA hanya terdapat 3 aktiva tidak lancarnya, yaitu tanpa aktiva
lain-lain. ROI diperoleh dengan cara membandingkan laba setelah pajak net income
after tax terhadap total aktiva asset. Semakin besar ROI menunjukan kinerja
yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar. Secara sistematis ROI dirumuskan sebagai berikut:
Dimana : NIAT : Net Income After Taxlaba bersih setelah pajak
2.6.1 Manfaat Return on Investment ROI
Menurut Munawir 2001:91-92 adalah: 1.
Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik, maka dengan analisis ROI dapat diukur efisiensi penggunaan modal
yang menyeluruh, yang sensitive terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
2. Dapat diperbandingakan dengan rasio industri sehingga dapat
diketahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.
32
3. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis ROI juga berguna
untuk kepentingan perencanaan. Menurut Halim dan Supomo 2001:151
1. Perhatian manajemen dititikberatkan kepada maksimalisasi laba atas
modal yang diinvestasikan. 2.
ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh setiap divisinya dan pemanfaatan akuntansi dan
divisinya. Selanjtnya dengan ROI akan menyajikan perbandingan berbagai macam prestasi antar divisi secara obyektif. ROI akan
mendorong divisi untuk menggunakan dalam memperoleh aktiva yang diperkirakan dapat meningkatkan ROI tersebut.
3. Analisis ROI dapat juga digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
masing-masing produksi yang dihasilkan.
2.6.2 Kelemahan Return on Investment ROI
Menurut Munawir 2001:94 adalah: 1.
ROI sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.
2. ROI mengandung distorasi yang cukup besar terutama dalam kondisi
infalsi. ROI akan cenderung tinggi akibat penyesuaian kenaikan harga jual sementara itu beberapa komponen biaya masih dinalai
dengan harga distorasi.
33
Menurut Halim dan Supomo 2001:157 adalah: 1.
ROI lebih menitikberatkan pada maksimasi pada rasio laba dibandingkan jumlah absolute laba.
2. Manejer divisi dengan menambah investasi yang menghasilkan ROI
rendah dalam jangka panjang. 3.
Manajer divisi mungkin mengambil investasi yang menguntungkan divisinya dalam jangka pendek tetapi dalam jangka panjang
bertentangan dengan keputusan perusahaan. 4.
Kurang mendorong divisi untuk menambah investasi, jika ROI yang diharapkan untuk divisi itu terlalu tinggi.
2.7 Devidend per Share DPS