Faktor Risiko Aterosklerosis Aterosklerosis

++ Gambar 2.4 Inflamasi dalam Aterosklerosis Sumber : LaMorte, W.,2013

2.5.1 Faktor Risiko Aterosklerosis

Antara faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner adalah : a. Kolesterol serum:LDL dan HDL Kolesterol tidak dapat melarut dalam darah.Jadi terdapat beberapa protein transport yang akan berikatan dengan kolesterol dan membawanya ke tempat yang ditujukan masing-masing melalui darah.Pembawa kolesterol ini disebut lipoprotein.Low Density Lipoprotein LDL adalah salah satu contoh lipoproteinWebMD, 2014.LDL ini akan menyebabkan penumpukan lemak atau lipid di dalam arteri sehingga menyebabkan penyumbatan di dalam arteri dan seterusnya mengakibatkan serangan jantung Harvard Health Publications,2005.Kini sudah dibuktikan bahwa risiko penyakit kardiovaskular dan kematian dari penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan dengan konsentrasi kolesterol dalam darahLaMorte, W., 2013.National Cholesterol Education Program2002mengatakan bahwa hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar kolesterol LDL merupakan salah satu penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner. Universitas Sumatera Utara High Density lipoprotein HDL pula berfungsi dengan mengumpul kolesterol dari sel dan darah dan membawa kolesterol tersebut ke hati untuk dieksresikanHarvard Health Publications.Jadi penurunan kadar HDL dalam darah juga merupakan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koronerLaMorte, W.,2013. b. Obesitas Kelebihan lemak tubuh merupakan indikasi dari kondisi metabolik yang berhubungan dengan peningkatan risiko terhadap penyakit jantung, beberapa jenis kanker, diabetes tipe 2, hipertensi tekanan darah tinggi, dislipidemia kadar kolesterol totalyang tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi, stroke, penyakit batu empedu, apnea tidur, dan penyakit gastroesophageal reflux GERD.Penilaian obesitas dapat ditentukan dengan menghitung Indeks Massa Tubuh seseorang.Formula yang biasanya digunakan untuk menghitung Indeks MassaTubuh adalahLaMorte, W., 2013 : Gambar : Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Sumber: WHO dalam American Society for Clinical Pharmacology and Therapeutics, 2014. Berat badankg [Tinggim] 2 Namun,penghitungan Indeks Massa Tubuh kadang-kadang tidak dapat digunakan oleh karena hitungan indeks massa tubuh tidak 18.5 18.5 – 25.0 25.0 - 30.0 35.0 - 40.0 40 30.0 - 35.0 Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan perkembangan otot atau distribusi lemak tubuh,dan klasifikasi obesitas pada anak perlu mempertimbangkan usia dan jenis kelamin.Misalnya adipositas pusat yaitu penumpukan lemak terutama pada bagian abdomen lebih menunjukkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.Hal ini dapat ditentukan berdasarkan pengukuran lingkar pinggangLaMorte, W.,2013. Tabel 2.1 Interpretasi Lingkar Pinggang Sumber : Harvard Health Publications, 2009 Risiko Laki-laki Perempuan Kurang 94 cm 80 cm Sedang 94-100 cm 80-88.9 cm Tinggi 100 cm 88.9 cm c. Sindroma Metabolik Banyak orang memiliki sekelompok faktor risiko yang disebut sindroma metabolik.Faktor-faktor ini termasuk obesitas perut, dislipidemia aterogenik peningkatan kadar trigliserida, dan LDL, penurunan kadar HDL, tekanan darah yang meningkat, resistensi insulin dengan atau tanpa intoleransi glukosa, dan kondisi protrombotikdan proinflamasi. Seseorang itu dapat dikatakan mengalami sindroma metabolik kalau memiliki 3 atau lebih dari sifat-sifat berikut LaMorte, W., 2013: • Tekanan darah 13085 mmHg. • Gula darah puasa glukosa :100 mg dL. • Ukuran lingkar pinggang :Pria: 100 cm ;Wanita: 88.9 cm. • Kadar HDL yang rendah : Pria : 40 mg dL ; Wanita : 50 mg dL. • Trigliserida 150 mg dL. Seseorang individu dengan sindroma metabolik memiliki risiko 1,4 kali lipat peningkatan semua penyebab kematian dan 2,3-2,8 kali lipat peningkatan risiko kematian kardiovaskular LaMorte, W.,2013. Universitas Sumatera Utara d. Diabetes Peningkatan kadar gula darah setelah makan dapat merangsang sekresi hormon insulin oleh sel- β di pankreas. Insulin yang disekresikan akan beredar dalam darah dan berikatan dengan reseptor insulin pada membran-membran sel.Ikatan dengan reseptor ini akan memicu fosforilasi protein yang disebut insulin reseptor substrate atau IRS-1. Hal ini, akan selanjutnya memicu insersi glucose transporter GLUT4 pada membran sel, di mana transporter-transporter ini bertindak sebagai saluran untuk memfasilitasi masuknya glukosa dari aliran darah ke dalam sel.Diabetes tipe 1 terjadi akibat dari proses autoimun yang destruksi sel- β,yang akan menyebabkan kekurangan sekresi insulin.Akibatnya, glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel lagi, sehingga menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat.Sebaliknya, diabetes tipe II pula terjadi akibat dari keadaan resistensi insulin.Akibatnya, transporter GLUT4 tidak akan terbentuk pada membran sel dan konsentrasi glukosa dalam darah meningkat hiperglikemia.Hal ini akan seterusnya menyebabkan disfungsi sel endotel.Kedua diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 merupakan faktor risiko untuk penyakit arteri koroner LaMorte, W.,2013. Peningkatankadar gula dalam darah dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf.Diabetes juga dapat mempengaruhi kadar kolesterol dan trigliserida.Selain itu,diabetes juga dapat menyebabkan hipertensi.Jadi,diabetes juga dapat meningkatkan risiko untuk penyakit jantung koroner dan strokeCohen, B., 2011. e. Aktivitas fisik Tingkat aktivitas fisik yang kurang merupakan salah satu faktor risiko untuk kesehatan yang buruk dan kematian dari semua penyebab.Mereka yang tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup berisiko tinggi menderita penyakit jantung, kanker kolon dan payudara, diabetes tipe 2 dan osteoporosisAIHW, 2014.Kurang berolahraga dan mengkonsumsi makanan berlebihan dapat menyebabkan seseorang itu Universitas Sumatera Utara menjadi obese, mengalami peningkatan tekanan darahdan kadar kolesterol,dan menderita diabetes.Kesemua faktor ini dapat menyebabkan obesitas Cohen, B., 2011. f. Stress Dalam penelitian yang dilakukan oleh University of North Carolina mereka yang tidak dapat menangani stress dan sering marah mempunyai risiko sebesar 19 kali untuk menderita penyakit jantung iskemik.Ini adalah karena pada orang yang sering stress arteri koronaria dan pembuluh darah yang lain akan menyempit untuk jangka waktu yang agak lamaCohen, B.,2011. g. Kadar homosistein yang tinggi Homosistein merupakan suatu substansi yang digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan. Terdapat beberapa teori yang menyatakan homosistein dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan pembentukan klot dengan mengganggu proses antikoagulasi Cohen, B.,2011. h. Alkohol Konsumsi alcohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.Peningkatatn tekanan darah merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jatung koronerCohen, B.,2011. i. Usia Apabila kita bertambah usia jaringan ikat yang terdapat pada dinding arteri akan menjadi kurang fleksibel secara alami.Kondisi ini dikatakan arteriosklerosis.Kekurangan fleksibilitas pembuluh darah akan menyebabkan tekanan darah meningkat.Peningatan tekanan darah dapat merusakkan arteri-arteri sehingga terbentuknya plak pada arteri.Selain itu,kenaikan tekanan darah dan penurunan fleksibilitas pembuluh darah Universitas Sumatera Utara dapat menyebabkan jantung untuk bekerja dengan lebih keras.Akibatnya,otot-otot jantung akan menjadi lebih tebal dan tegang Cohen, B.,2011. j. Merokok Kalau kita merokok atau sering terpapar ke asap rokok,tekanan darah kita akan naik dan denyut jantung serta curahan jantung akan bertambah sehingga menyebabkan jantung untuk bekerja lebih keras.Ateri- arteri yang terdapat pada lengan dan kaki akan menyempit.Jaringan di dalam arteri juga akan rusak dan menyebabkan pembentukan plak.Darah yang menyuplai otot-otot jantung akan berkurang.Platelet-platelet yang terkandung dalam darah akan menjadi lebih lengket dan clotting time akan berkurang.Plak yang terbentuk dalam arteri juga akan ruptur dan menyebabkan pembentukan klot di dalam pembuluh darah dan rongga jantungCohen, B.,2011. k. Hipertensi Hipertensi dapat meningkatkan aktivitas jantung dan selanjutnya melemahkan jantung.Hipertensi juga dapat merusakkan arteri sehingga fleksibilitas arteri itu semakin berkurang.Pembentukan plak akan terjadi pada arteridan ini akan menyumbatkan aliran darahCohen, B.,2011. Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa Sumber: The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure,2003 Universitas Sumatera Utara l. Riwayat penyakit keluarga Risiko penyakit jantung koroner meningkat kalau seseorang itu mempunyai anggota keluarga yang lain yang juga pernah menderita penyakit jantung, serangan jantung dan stroke. Warisan gen diabetes,obesitas,dan peningkatan tekanan darah membuatkan seseorang itu lebih rentan menderita PJK Cohen, B.,2011. m. Jenis kelamin Laki-laki lebih rentan menderita penyakit jantung kalau dibandingkan dengan wanita.Namun ini tergantung pada perbedaan hormon pada laki-laki dan wanita,kadar kejadian penyakit jantung lebih tinggi dalam kalangan laki-laki meskipun, dibandingkan dengan golongan wanita yang sudah menopause Cohen, B.,2011. 2.6Diagnosis PJK Pengumpulan keterangan dilakukan melalui anamnesa wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dengan menggunakan alat. • Anamnesa Keluhan yang terpenting adalah nyeri dada.Biasanya ditanya apakah pasien itu terasa nyeri pada dada atau tidak, nyerinya, kapan dirasakan, berapa lama, di dada sebelah mana, apakah menjalar.Nyeri dada yang dirasakan seperti ditindih beban berat, ditusuk-tusuk, diremas, rasa terbakar adalah yang paling sering dilaporkan.Biasanya nyeri dirasakan di dada kiri dan menjalar ke lengan kiri. Selain itu akan ditanya juga semua faktor risiko PJK, antara lain: apakah pasien itu merokok, menderita darah tinggiatau penyakit gula diabetes, pernahkah memeriksakan kadar kolesterol dalam darah, dan adakah anggota keluarga yangmenderita PJK dan faktor resikonya? Idris Idham, 2007. Tergantung kebutuhannya, beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis PJK danmenentukan derajatnya Idris Idham, 2007. Universitas Sumatera Utara a. ElektrokardiogramEKG Biasanya dokter jantung akan merekomendasikan untuk dilakukan treadmill. Alat treadmill ini digunakan untuk menegakkan diagnosis PJK. Treadmill ini dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG. Jadi, ini akan merekam aktivitas fisik jantung seseorang itu saat melakukan latihan Idris Idham, 2007. Kalau seseorang itu mengalami kesakitan saat latihan, pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasikan apakah kesakitan tersebut disebabkan oleh angina yang biasanya terdapat pada pasien PJK NHS choices, 2012. b. Ekokardiogram Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung.Dengan pemeriksaan ini, dokter dapat menentukan apakah semua bagian jantung berfungsi normal atau tidak.Kalau didapati hasil yang menunjukkan bagian jantung yang berfungsi secara lemah, itu menandakan kemungkinan terjadinya kerusakan pada bagian tersebut akibat dari serangan jantung atau kekurangan suplai oksigen NHS choices, 2012. c. Kateterisasi jantung Kateterisasi jantung “Gold Standard” untuk PJK, karena dapat terlihat jelas tingkat penyempitan dari pembuluh arteri koroner, apakah ringan ,sedang, atau berat bahkan total. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam selang langsung ke pembuluh arteri.Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui pembuluh darah di lengan bawah.Kateter didorong dengan tuntunan alat rontgen langsung ke muara pembuluh koroner.Setelah tepat dilubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh koroner tersebut.Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan Idris Idham, 2007. Universitas Sumatera Utara d. Tomografi jantung Teknologi tomografi jantung dapat membantu mendeteksi penumpukan kalsium di arteri. Kalau sejumlah besar kalsium ditemukan, maka itu dapat menegakkan diagnose penyakit jantung koroner Mayo Clinic, 2014. Universitas Sumatera Utara 2.7Kerangka teori Faktor Risiko Mayor Faktor Risiko Minor Stress Kadar homosistein yang tinggi Alkohol • Disfungsi endotel pada struktur lapisan arteri. • Sel-sel lipid dan inflamasi masuk ke dalam dinding arteri. • Migrasi sel-sel leukosit. • Pembentukan foam cell. • Migrasi dan akumulasi sel-sel otot polos pada lapisan tunika intima. • Pembentukan fibrous cap • Pembentukan dan pembesaran plak. Aterosklerosis Penyakit Jantung Koroner Kadar fibrinogen yang tinggi Viskositas darah meningkat Mengganggu proses antikoagulasi Faktor-Faktor Risiko Aterosklerosis Sindroma metabolik Resistensi insulin Dislipidemia Obesitas Hipertensi Merokok Usia Obesitas tipe genoid Obesitas sentral 70 Obesitas tipe ovid Universitas Sumatera Utara

Bab 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang hubungan obesitas sentral dengan penyakit jantung koroner akan diuraikan.

3.2 Definisi Operasional

1. Variabel Independen : Obesitas Sentral. Definisi Operasional : Laki-laki dengan ukuran lingkar pinggang lebih dari 90cm danwanita dengan ukuran lingkar pinggang lebih dari80cm dikategorikan mengalami obesitas sentral. Alat ukur : Pita ukur cm Cara ukur :Diukur lingkar perut dari pertengahan arkus kostarum kanan dengan krista iliaka kanan secara horizontal, pada akhir ekspirasi normal. Hasil ukur :Ukuran lingkar pinggang yang normal pada laki-laki adalah 90cm dan pada wanita adalah 80cm.Hasil diklasifikasikan kepada dua yaitu obesitas sentral dan non-obesitas sentral. Skala ukur: Nominal. 2. Variabel dependen: Penyakit Jantung KoronerPJK.