10 3 Menggulingkan badan dari
sikap jongkok
dengan memeluk kedua lutut.
4 Menggulingkan badan dari sikap
jongkok dengan
memeluk kedua lututkaki dan diakhiri dengan sikap
jongkok sambil memeluk kedua lututkaki.
5 Merendahkan badan dengan merendahkan tumpuan kedua
tangan. 6
Bermain menggulingkan
badan dari sikap berdiri kangkang tanpa tumpuan
kedua telapak tangan. 7 Bermain menggunakan badan
berpasangan sambil
berpegangan kedua
pergelangan kaki. 8 Mengangkat kedua kaki ke
belakang kepala dari sikap tidur terlentang dan kedua
lengan lurus
disamping badan.
9 Mengangkat kedua kaki ke belakang kepala dari sikap
tidur terlentang dan kedua telapak tangan menempel
matras disamping telinga.
i. Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
1 Dinamika Siswa dalam Belajar
2 Dinamika Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
5. Pendekatan Bermain a. Pengertian Pendekatan
Bermain
Menurut Wahjoedi 1999 yang dikutip Hendra Pranata
2011:17, dikatakan bahwa, “pendekatan bermain adalah
pembelajaran yang diberikan dalam
bentuk atau
situasi permainan”.
b. Manfaat Bermain
Mayke S
Tedjasaputra 2001:39 menyatakan bahwa
manfaat bermain
dapat dibedakan menjadi 10, yaitu:
1 Untuk perkembangan
perkembangan aspek fisik 2 Untuk perkembangan aspek
motorik kasar dan motorik halus
3 Untuk perkembangan aspek sosial
4 Untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian
5 Untuk perkembangan aspek kognisi
6 Untuk mengasah ketajaman penginderaan
7 Untuk mengembangkan keterampilan olahraga dan
menari perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
11 8 Pemanfaatan bermain oleh
guru 9 Pemanfaatan bermain
sebagai media terapi 10
Pemanfaatan bermain
sebagai media intervensi
c. Macam-Macam Bermain
Menurut Gallahue 1989 yang
dikutip M.
Furqon Hidayatullah 2008:6, dikatakan
bahwa, “permainan seringkali diklasifikasikan ke dalam tiga
macam dari yang sederhana sampai yang kompleks, yaitu 1
permainan dengan
organisasi rendah dan lari beranting; 2
permainan yang mengarah ke olahraga
lead-up game
; dan 3 olahraga yang sesungguhnya”
d. Tahap Perkembangan Bermain
Menurut Jean Piaget 1962 yang
dikutip Mayke
S Tedjasaputra
2008:24, dikatakan
bahwa, tahapan
perkembangan bermain sebagai
berikut :
1
Sensory Motor Play
± ¾ bulan
– ½ tahun Bermain di mulai pada
periode perkembangan
kognitif sensori
motor, sebelum usia 3-4 bulan,
gerakan atau kegiatan anak belum dapat di kategorikan
sebagai bermain. 2
Symbolic atau Make Belive Play
± 2-7 tahun
Symbolic
atau
Make Belive Play
merupakan ciri periode pra operasional yang
terjadi antara usia 2-7 tahun yang
di tandai
dengan bermain khayal dan bermain
pura-pura. 3
Social Play Games with Rules
±8 tahun-11 tahun Dalam
bermain tahap
yang tertinggi, penggunaan simbol lebih banyak di
warnai oleh nalar, logika yang bersifat objektif. Sejak
usia 8-11 tahun anak lebih banyak
terlibat dalam
kegiatan
games with rules.
4
Games With Rules Sports
11 tahun keatas Kegiatan bermain lain
yang memiliki aturan adalah olah raga. Kegiatan bermain
ini masih menyenangkan dan dinikmati
anak-anak, meskipun aturannya jauh
commit to user
12 lebih ketat dan dibelakukan
secara kaku dibandingkan dengan
permainan yang
tergolong
games
seperti kartu atau kasti.
Dari tahapan perkembangan bermain yang di kemukakan di
atas, tahapan
games with rules sports
sangat cocok untuk kategori siswa SMP karena usia
siswa SMP termasuk dalam tahapan
games with rules sport
yaitu usia 11 tahun ke atas. Dalam ruang lingkup
pembelajaran penjas, pada saat kegiatan
bermain tidak
meninggalkan rasa
senang meskipun ada peraturan yang
ada didalamnya.
Pada pembelajaran penjas, khususnya
dalam senam lantai guling depan, diubah ke dalam bentuk
bermain akan menjadi hal yang baru dan menyenangkan.
e. Penerapan Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran