38
2.11 Kuat Tarik Belah
Kuat tarik belah ft adalah kuat tarik beton yang ditentukan berdasarkan kuat tekan belah dari silinder beton yang ditekan pada sisi panjangnya SKSNI-T-
15-1991-03. Setiap usaha perbaikan mutu kekuatan tekan hanya disertai peningkatan kecil kuat tariknya. Suatu perkiraan kasar dapat dipakai, bahwa nilai
kuat tarik bahan beton normal hanya berkisar antara 9-15 dari kuat tekannya. Kuat tarik bahan beton yang tepat sulit untuk diukur. Suatu pendekatan yang
umum dilakukan dengan menggunakan modulus of rupture, yaitu tegangan tarik lentur beton yang timbul pada pengujian hancur balok beton polos tanpa
tulangan sebagai pengukur kuat tarik sesuai dengan teori elastisitas Dipohusodo, 1994.
Kuat tarik bahan beton juga ditentukan melalui pengujian split cylinder yang umumnya memberikan hasil yang lebih baik dan lebih mencerminkan kuat
tarik yang sebenarnya. Nilai pendekatan yang diperoleh dari beberapa pengujian mencapai kekuatan
√ - √
, sehingga untuk beton normal digunakan nilai
√ . Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji terbelah menjadi dua
bagian dari ujung ke ujung. Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai split cylinder strength ASTM C 496, dan dihitung
menurut persamaan berikut Dipohusodo, 1994 : 2.5
dimana : ft
= kuat tarik belah MPa P
= beban pada waktu belah N L
= panjang benda uji silinder mm D
= diameter benda uji silinder mm
39
2.12 Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah rasio tegangan normal terhadap regangan terkait untuk tegangan tarik atau tekan di bawah batas proporsional material SNI 2847-
2013. Modulus elastisitas beton merupakan koefisien pembanding antara tegangan dan regangan pada keadaan elastik, seperti terlihat dalam Gambar 2.13.
2.6
Gambar 2.13 Hubungan antara tegangan dan regangan beton
Menurut Dipohusodo 1994, nilai modulus elastisitas beton sangat beragam tergantung pada nilai kuat tekan betonnya, sesuai dengan teori elastisitas. Sesuai
dengan teori elastisitas, secara umum kemiringan kurva pada tahap awal menggambarkan nilai modulus elastisitas suatu bahan. Karena kurva pada beton
berbentuk lengkung maka nilai regangan tidak berbanding lurus dengan nilai tegangannya berarti bahan beton tidak sepenuhnya bersifat elastis, sedangkan nilai
modulus elastisitas berubah-ubah sesuai dengan kekuatannya dan tidak dapat ditetapkan melalui kemiringan kurva. Bahan beton bersifat elasto plastis dimana
akibat dari beban tetap yang sangat kecil sekalipun, disamping memperlihatkan kemampuan elastis, bahan beton juga menunjukkan deformasi permanen.
SNI 2847-2013 pasal 8.5.1 menyebutkan rumus nilai modulus elastisitas beton sebagai berikut:
√ 2.7
Te ga
nga n f’c
Regangan beton ɛ
40 dimana :
Ec = modulus elastisitas beton MPa w
c
= berat volume beton kgm
3
f’c = kuat tekan beton MPa Rumus empiris tersebut hanya berlaku untuk beton dengan berat isi berkisar
antara 1440 dan 2560 kgm
3
. Untuk beton normal, Ec diizinkan diambil sebesar 4700
√ . Modulus elastisitas yang ditentukan berdasarkan rekomendasi ASTM C-
469 disebut modulus chord. Adapun perhitungan modulus elastisitas chord chord modul Ec adalah:
2.8 dimana :
Ec = modulus elastisitas beton MPa S
2
= tegangan beton mencapai 40 tegangan maksimum MPa S
1
= tegangan beton yang bersesuaian dengan regangan arah longitudinal sebesar 0,00005 MPa
= regangan arah longitudinal akibat S
2
2.13 Analisis Regresi