12 stainless steel berdiameter 0,2 mm, panjang 20,0 mm dan memiliki tensile
strength 515 MPa. Variasi volume penggunaan serat sebesar 1,0, 1,5 dan 2,0 terhadap volume beton. Dalam pembuatan RPC, material yang digunakan
berupa semen, air, silica fume, quartz powder, pasir lokal dengan diameter maksimum 1,2 mm dan super plasticizer berbahan polycarboxilate. Teknik
penguapan bertemperatur 90
o
C digunakan untuk perawatan benda uji. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa serat lokal dapat digunakan sebagai
bahan pembuat RPC karena dapat meningkatkan kekuatan tekan, kekuatan lentur dan fracture energy. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa kuat tekan tertinggi
adalah beton yang mengandung volume serat 1, mengalami peningkatan kuat tekan hingga 35,51. Kuat lentur tertinggi adalah beton yang mengandung
volume serat 2 , mengalami peningkatan kuat lentur hingga 96,20. Penyerapan energi terbesar saat retak pertama adalah balok beton yang mengandung serat
1,5, mengalami peningkatan penyerapan energi hingga 79,6015.
3. Penelitian oleh Rusyanto, dkk. 2012
Penelitian ini membahas tentang kajian kuat tarik beton serat bambu. Beton mempunyai kekurangan yang cukup signifikan, yaitu mempunyai kuat tarik yang
rendah. Penambahan serat mikro merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan tersebut. Serat bambu adalah serat alami yang mudah didapat dan
pertumbuhan bambu relatif cepat. Serat dibuat dari kulit bambu dari bagian tanpa buku yang telah dikeringkan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji peningkatan
kuat tarik beton akibat penambahan serat bambu. Penelitian berupa studi eksperimental dengan membuat benda uji silinder berdiameter 150 mm dan tinggi
300 mm. Kadar serat yang digunakan adalah 1,5 dari berat semen dengan variasi panjang 15 mm BS1, 20 mm BS2, dan 25 mm BS3. Beton tanpa serat
BN juga dibuat sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan BN adalah 25,44 MPa, BS1 26,50
MPa naik 4,1, BS2 27,81 MPa naik 9,3, dan BS3 27,95 MPa naik 9,9. Kuat tarik BN adalah 1,88 MPa, BS1 2,27 MPa naik 20,7, BS2 2,46 MPa
naik 30,5, dan BS3 2,43 MPa naik 28,9. Terlihat bahwa penambahan serat hanya sedikit menaikkan kuat tekan beton, yaitu kenaikan terbesar pada BS3
13 sebesar 9,9. Tetapi penambahan serat menaikkan kuat tarik cukup signifikan,
yaitu sebesar 30,5 pada BS2. Dapat disimpulkan ukuran serat terbaik adalah 20 mm.
4. Penelitian oleh Jaya 2010
Penelitian ini adalah penelitian tentang pengaruh serat serabut kelapa terhadap perilaku mekanis beton yang meliputi kuat tekan, kuat tarik belah, kuat
tarik lentur, permeabilitas, dan modulus elastisitas beton. Penambahan serat serabut kelapa yang dilakukan sebesar 0 tanpa serat; 0,5; 1,0; 1,5; dan
2,0 terhadap volume beton. Benda uji yang digunakan berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm untuk uji kuat tekan, kuat tarik belah,
permeabilitas, dan modulus elastisitas. Untuk uji kuat tarik lentur digunakan balok dengan ukuran 150x150x600 mm. Jumlah benda uji masing-masing perlakuan
sebanyak 5 buah. Gradasi pasir dan kerikil dirancang menurut SNI 03-2834-2000. Pasir dirancang pada zona 2 dan kerikil dengan butiran maksimum 20 mm.
Rancangan campuran beton direncanakan menurut SKSNI T-15-1990-03 untuk mutu f’c = 25 MPa, yang memberikan komposisi dalam perbandingan berat
semen : pasir : batu pecah sebesar 1 : 1,94 : 2,19 dan fas 0,52. Pengujian terhadap sifat mekanis beton dilakukan pada umur 28 hari, dan hasilnya dibandingkan
dengan benda uji standar tanpa serabut kelapa. Uji regresi dilakukan untuk mendapatkan pengaruh penambahan serat serabut kelapa terhadap perilaku
mekanis beton. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan nilai sifat mekanis beton. Pada uji tekan, nilai optimum diperoleh pada kadar serat 1,89, dengan peningkatan kuat tekan maksimum sebesar
16,16 dari beton standar. Pada uji kuat tarik belah, hasil optimum diperoleh pada kadar serat 1,62, dengan peningkatan kuat tarik belah maksimum sebesar
15,25 dari beton standar. Pada uji kuat tarik lentur, hasil optimum diperoleh pada kadar serat 1,95, dengan peningkatan kuat tarik lentur maksimum sebesar
47,07. Peningkatan nilai juga terjadi pada uji modulus elastisitas beton. Pada uji ini hasil optimum diperoleh pada kadar serat 1,82, dengan peningkatan
maksimum sebesar 16,99 dari beton standar. Sedangkan terhadap pengujian
14 permeabilitas, penambahan serat makin meningkatkan nilai permeabilitas beton
dimana pada kadar serat 2 peningkatan koefisien permeabilitas mencapai 8,40 kali dari beton standar.
5. Penelitian oleh Yasa dan Wati 2015