Beton Ringan TINJAUAN PUSTAKA

14 permeabilitas, penambahan serat makin meningkatkan nilai permeabilitas beton dimana pada kadar serat 2 peningkatan koefisien permeabilitas mencapai 8,40 kali dari beton standar.

5. Penelitian oleh Yasa dan Wati 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serat nanas, proporsi material yang digunakan untuk membuat beton serat dengan target kuat tekan 25 MPa, jumlah biaya bahan yang dikeluarkan, dan pengaplikasian beton serat dari serat nanas di lapangan. Serat nanas yang digunakan dalam penelitian ini disebut juga serat Bagu. Adapun metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian pustaka dan penelitian laboratorium, sedangkan batasan masalah dalam pengumpulan data laboratorium adalah hanya dicoba 1 kadar serat yaitu 2 nilai maksimum sesuai persyaratan terhadap volume beton. Beton yang dibuat merupakan beton normal dengan tambahan serat. Serat nanas yang digunakan memiliki karakteristik tahan lama dan cukup kuat. Proporsi material dalam kondisi SSD untuk 1 m 3 campuran beton serat dari serat nanas adalah 205 kg air, 410 kg semen, 652 kg pasir, 918 kg batu pecah, dan 0,66 kg serat nanas. Biaya untuk membuat 1 m 3 beton serat dari serat nanas sebesar Rp769.250,00. Kuat tarik belah beton serat rata-rata sebesar 3,28 Mpa, sedangkan kuat tarik belah beton yang ditargetkan adalah 2,5 MPa. Jadi kuat tarik belah beton yang diuji sudah melebihi kuat tarik belah beton yang ditargetkan. Beton serat dari serat nanas ini dapat diaplikasikan untuk elemen struktur yang tipis agar tidak mudah retak akibat benturan.

2.2 Beton Ringan

Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis density lebih ringan daripada beton pada umumnya. Agregat yang digunakan untuk memproduksi beton ringan merupakan agregat ringan juga. Terminolog ASTM C.125 mendefinisikan bahwa agregat ringan adalah agregat yang digunakan untuk menghasilkan beton ringan, meliputi batu apung, scoria, vulkanik cinder, tuff, 15 expanded, atau hasil pembakaran lempung, shale, slte, shele, perlit, atau slag atau hasil batubara dan hasil residu pembakarannya Mulyono, 2005. Tidak seperti beton biasa, berat beton ringan dapat diatur sesuai kebutuhan. Keunggulan beton ringan utamanya ada pada berat, sehingga apabila digunakan pada proyek bangunan tinggi akan dapat secara signifikan mengurangi berat sendiri bangunan, yang selanjutnya berdampak kepada perhitungan pondasi. Keuntungan dari beton ringan antara lain memiliki nilai tahanan panas thermal insulator yang baik, memiliki tahanan suara peredam yang baik, dan tahan api fire resistant, sedangkan kelemahan beton ringan adalah nilai kuat tekannya compressive strength lebih kecil dibanding dengan beton normal sehingga tidak dianjurkan penggunaannya untuk struktural Sumarno, 2010. Menurut SNI 03-2847-2013, beton ringan lightweight concrete adalah beton yang mengandung agregat ringan dan berat volume setimbang equilibrium density, sebagaimana ditetapkan oleh ASTM C567, antara 1140-1840 kgm 3 . Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengurangi berat jenis beton atau membuat beton lebih ringan antara lain sebagai berikut Tjokrodimuljo, 1996 : 1. Dengan membuat gelembung-gelembung gasudara dalam adukan semen sehingga terjadi banyak pori-pori udara di dalam betonnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah bubuk alumunium ke dalam campuran adukan beton. 2. Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar, batu apung atau agregat buatan sehingga beton yang dihasilkan akan lebih ringan dari pada beton biasa. 3. Dengan cara membuat beton tanpa menggunakan butir-butir agregat halus atau pasir yang disebut beton non pasir.

2.3 Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktural SNI 03-