Ekstraksi Validasi Metode Analisis

E. Metode DPPH 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil

Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal adalah metode DPPH 1,1 Diphenyl-2-picrylhidrazyl . Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 517 nm dengan warna violet gelap. Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah elektron yang diambil Sunarni, 2005.

F. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat aktif dari simplisia nabati dan hewani menggunakan pelarut yang sesuai kemudian pelarut diuapkan. Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut dalam cairan penyari. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet. Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut Dirjen POM, 1986. Soxhletasi merupakan metode ekstraksi dengan cara mengalirkan bahan yang akan diekstraksi dengan pelarut yang sesuai dan selalu baru. Bahan yang akan diekstrak dibungkus dengan menggunakan kantung ekstraksi, kemudian dimasukkan ke dalam alat soxhlet. Soxhlet diletakkan di antara labu penampung hasil ekstraksi dan suatu pendingin balik yang terhubung dengan pipa-pipa. Dalam labu penampung hasil ekstraksi, pelarut akan diuapkan. Pelarut tersebut akan bertambah sampai batas maksimal dan akan masuk ke dalam labu penampung sehingga zat yang terekstraksi akan selalu terendam oleh pelarut yang selalu baru Voigt, 1994. Gambar 2. Soxhlet Burge, Jame and Douglas, 2002

G. Validasi Metode Analisis

Validasi adalah suatu cara untuk mengetahui bahwa metode yang akan digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan Rohman, 2009. Validasi metode adalah suatu tindakan terhadap parameter tertentu yang didasarkan oleh penelitian laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi syarat untuk digunakan Harmita, 2004. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu mengatasi problem analisis, karenanya suatu metode harus divalidasi ketika: a. Metode baru dikembangkan untuk mengatasi problem analisis tertentu. b. Metode yang sudah baku direvisi untuk menyesuaikan perkembangan, atau karena munculnya suatu masalah yang mengarahkan bahwa metode baku tersebut harus direvisi. c. Penjaminan mutu yang mengindikasikan bahwa metode baku telah berubah seiring dengan berjalannya waktu. d. Metode baku digunakan di laboratorium yang berbeda dikerjakan oleh analis berbeda, atau dikerjakan dengan alat yang berbeda. Rohman, 2009. Parameter validasi metode analisis antara lain adalah akurasi, presisi, dan linieritas. Akurasi merupakan keterdekatan nilai pengukuran dengan nilai sebenarnya dari analit dalam sampel Mulja dan Suharman, 1995. Akurasi merupakan ketelitian suatu metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya atau nilai rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali pada suatu pengukuran Gandjar dan Rohman, 2007. Akurasi dinyatakan dalam persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan Harmita, 2004. Tabel I. Kriteria Akurasi yang Dapat Diterima Menurut Harmita 2004 Analit pada matrik sampel Rata-rata yang diperoleh 100 98-102 10 98-102 1 97-103 0,1 95-105 0,01 90-107 0,001 90-107 0,0001 1 ppm 80-110 0,00001 100 ppb 80-110 0,000001 10 ppb 60-115 0,0000001 1 ppb 40-120 Presisi merupakan ukuran kedekatan hasil yang diperoleh dari analisis yang dilakukan berulangkali pada suatu sampel homogen dan kondisi yang sama. Presisi dinyatakan dalam standar deviasi atau koefisien variasi Mulja dan Suharman, 1995. Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya dinyatakan dengan simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistik Gandjar dan Rohman, 2007. Tabel II. Kriteria Presisi yang Dapat Diterima Menurut APVMA cit., Angela, 2012 Kadar analit Presisi ≥ 10 ≤ 2 1 - 10 ≤ 5 0,1 - 1 ≤ 10 0,1 ≤ 20 Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen-komponen lain dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian, produk degradasi dan komponen matriks Gandjar dan Rohman, 2007. Linieritas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil- hasil uji yang secara langsung proposional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan. Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon y dengan konsentrasi x. Linieritas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi yang berbeda-beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode kuadrat terkecil, untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan slope , intersep dan koefisien korelasinya Gandjar, dan Rohman, 2007.

H. Spektrofotometri Visibel

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KULIT BUAH KIWI (Actinidia deliciosa) DENGAN METODE 1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH)

4 28 24

Potensi antioksidan filtrat dan biomassa hasil fermentasi kapang endofit colletotrichum spp. dari tanaman kina (cinchona calisaya wedd.)

2 23 82

Optimasi metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-densitometri pada penetapan kadar asam ursolat dalam ekstrak etanol daun binahong.

0 1 1

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

4 17 105

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

3 8 87

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit putih (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

1 5 119

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah dengan metode DPPH dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri

0 2 103

(ABSTRAK) UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR BUAH PALA (Myristica Fragan Houtt) DENGAN METODE DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).

0 0 2

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR BUAH PALA (Myristica Fragan Houtt) DENGAN METODE DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).

0 11 89

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit putih (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri - USD Repository

0 1 117