Tabel III. Hasil Scanning Panjang Gelombang Maksimum DPPH
Konsentrasi DPPH mM
maksimum hasil
scanning
nm Rata-
rata   maksimum 0,02
517,5 517,5 nm
0,04 517,0
0,08 518,0
Hasil
scanning
tiga  konsentrasi  larutan  DPPH  didapatkan  hasil  panjang gelombang  maksimum  rata-rata  adalah  517,5  nm  Tabel  III.  Panjang
gelombang ini berbeda dengan panjang gelombang maksimum teoritis DPPH, yaitu 517 nm. Hal ini diperbolehkan sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam  Farmakope  Indonesia  IV  1995,  dimana  batas  pergeseran  yang diperkenankan  adalah  maksimum  sebesar  2  nm.  Oleh  karena  itu,  panjang
gelombang maksimum yang digunakan pada penelitian ini adalah 517,5 nm.
F. Hasil Validasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan
Pengujian validasi metode dilakukan dengan menggunakan baku kapsaisin dan  ekstrak  etanol  buah  cabai  rawit  hijau  masing-masing  sebanyak  3  replikasi.
Hasil  pengujian  akan  diperoleh  3  persamaan  regresi  linier  antara  konsentrasi larutan baku kapsaisin dan larutan uji dengan
IC
.
Tabel IV. Hasil Pengukuran  IC Seri Baku Kapsaisin
Replikasi Konsentrasi
µgml
IC
Persamaan regresi linier
I 5
31,8907 y = 1,6332x + 23,7418
r = 0,9999
10 40,0911
15 48,4055
20 56,1503
25 64,6925
II 5,008
31,6629 y = 1,6193x + 23,508
r = 0,9990 10,016
39,0661 15,024
48,6333 20,032
56,1503 25,04
63,6674
III 5,016
32,3462 y = 1,7007x + 23,5765
r = 0,9992 10,032
39,9061 15,048
49,8826 20,064
57,5117 25,08
66,1972
Tabel V. Hasil Pengukuran  IC Seri Ekstrak Etanol Buah Cabai Rawit Hijau
Replikasi Konsentrasi
µgml
IC
Persamaan regresi linier
I 19,76
17,1751 y = 0,3574x + 9,9322
r = 0,9998
39,52 23,8418
59,28 31,1864
79,04 37,9661
98,80 45,4237
II 20,24
15,1030 y = 0,3378x + 8,5870
r = 0,9995
40,48 22,3684
60,72 29,6339
80,96 35,8123
101,20 42,5629
III 20,64
15,2174 y = 0,3858x + 7,2082
r = 0,9999
41,28 22,9977
61,92 31,1213
82,56 39,2449
103,2 46,9108
Gambar 5. Kurva Persamaan Regresi Linier Aktivitas Antioksidan Baku Kapsaisin
Gambar 6. Kurva Persamaan Regresi Linier Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Cabai Rawit Hijau
Gambar 5 dan 6 menunjukkan korelasi yang baik antara konsentrasi baku kapsaisin  dan  ekstrak  etanol  buah  cabai  rawit  hijau  dengan
IC
.  Hal  ini ditunjukkan  dengan  nilai  r  mendekati  1  yang  berarti  semakin  besar  konsentrasi
y = 1.6332x + 23.7418 R² = 0.9998
10 20
30 40
50 60
70
5 10
15 20
25 30
A kt
iv it
a s
a n
ti o
k si
d a
n
Konsentrasi baku kapsaisin µgmL
Persamaan regresi linier aktivitas antioksidan baku
kapsaisin
10 20
30 40
50
20 40
60 80
100 120
A kt
iv it
a s
a n
ti o
k si
d a
n
Konsentrasi ekstrak etanol buah cabai rawit hijau µgmL
Persamaan regresi linier aktivitas antioksidan ekstrak
etanol buah cabai rawit hijau
y = 0,3858x + 7.2082 r = 0,9999
baku kapsaisin maupun ekstrak etanol buah cabai rawit hijau maka semakin besar pula
IC
yang dihasilkan. Analisis  presisi  nilai
Coefficient  of  Variation
dan  akurasi  nilai
Recovery
seri  baku  kapsaisin  menggunakan  persamaan  regresi  linier  dari replikasi  I,  yaitu  y  =  1,6332x  +  23,7418  Tabel  IV  sedangkan  untuk  ekstrak
etanol buah cabai rawit hijau menggunakan persamaan regresi linier dari replikasi III,  yaitu  y  =  0,3858x  +  7,2082  Tabel  V  karena  nilai  r  yang  dihasilkan
merupakan yang paling baik 1 atau -1 dari ketiga replikasi yang telah dilakukan. 1.
Linieritas Hasil  dari  tiga  replikasi  yang  dilakukan  pada  baku  kapsaisin  dan  ekstrak
etanol  buah  cabai  rawit  hijau  menunjukkan  bahwa  koefisien  korelasi  yang paling  baik  pada  baku  kapsaisin  sebesar  r  =  0,9999  replikasi  I,  sedangkan
pada  ekstrak  etanol  buah  cabai  rawit  hijau  sebesar  r  =  0,9999  replikasi  III. Nilai  r  yang  memenuhi  persyaratan  linieritas  yang  baik  menurut  Mulja  dan
Hanwar  2003  adalah  lebih  besar  0,999,  sehingga  nilai  r  yang  diperoleh dalam  penelitian  ini  masih  dapat  diterima  karena  masih  berada  diatas  nilai  r
yang  dipersyaratkan.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  metode  yang  digunakan dalam  penelitian  ini  mempunyai  linieritas  yang  baik  untuk  analisis  baku
kapsaisin dan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau. 2.
Akurasi Akurasi  dinyatakan  dengan  nilai
recovery
.  Nilai
recovery
diperoleh dari  data  hubungan  antara  seri  konsentrasi  baku  kapsaisin  dan  ekstrak  etanol
buah  cabai  rawit  hijau  dengan  aktivitas  antioksidan  yang  dihasilkan.  Tabel
berikut  menunjukkan
recovery
baku  kapsaisin  dan  ekstrak  etanol  buah cabai rawit hijau.
Tabel VI. Hasil  recovery dan  CV Uji Aktivitas Antioksidan Baku Kapsaisin
Konsentrasi Teoritis
µgml
IC
Konsentrasi Terukur
µgml Rata
– rata Konsentrasi
Terukur µgml
SD
CV recovery
Larutan Baku 1
5 31.8907
4.9895 5,0360
0,2131  4,2313 99,7901
5,008 31,6629
4,8500 96,8457
5,016 32,3462
5,2685 105,0330
Larutan Baku 2
10 40,0911
10,0106 9,7639
0,3345  3,4257 100,1060
10,016 39,0661
9,3820 93,6798
10,032 39,9061
9,8973 98,6575
Larutan Baku 3
15 48,4055
15,1014 15,4494
0,4870  3,1520 100,6762
15,024 48,6333
15,2409 101,4438
15,048 49,8826
16,0059 106,3656
Larutan Baku 4
20 56,1503
19,8436 20,1215
0,4813  2,3919 99,2179
20,032 56,1503
19,8436 99,0594
20,064 57,5117
20,6772 103,0560
Larutan Baku 5
25 64,6925
25,0739 25,1718
0,7791  3,0950 100,2956
25,04 63,6674
24,4463 97,6288
25,08 66,1972
25,9952 103,6492
Tabel VII. Hasil  recovery dan  CV Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Cabai Rawit Hijau
Konsentrasi Teoritis
µgml
IC
Konsentrasi Terukur
µgml Rata
– rata Konsentrasi
Terukur µgml
SD
CV recovery
Larutan Uji 1
19,76 17,1751
25,8345 22,3526
3,0190  13,5063 130,7413
20,24 15,1030
20,4634 101,1037
20,64 15,2174
20,7600 100,5812
Larutan Uji 2
39,52 23,8418
43,1146 41,1123
1,9163 4,6611
109,0956 40,48
22,3684 39,2955
97,0740 41,28
22,9977 40,9267
99,1441
Larutan Uji 3
59,28 31,1864
62,1520 60,7543
2,2762 3,7466
104,8448 60,72
29,6339 58,1277
95,7307 61,92
31,1213 61,9831
100,1019
Larutan Uji 4
79,04 37,9661
79,7250 78,9690
4,4965 5,6940
100,8666 80,96
35,8123 74,1424
91,5791 82,56
39,2449 83,0395
100,5808
Larutan Uji 5
98,80 45,4237
99,0553 97,8683
5,7278 5,8526
100,2584 101,2
42,5629 91,6400
90,5534 103,2
46,9108 102,9097
99,7187 Persyaratan rentang
recovery
yang baik menurut Harmita 2004 untuk analit  dengan kadar 0,01 sebesar 90  -  107.  Dari data  yang ditunjukkan
pada Tabel  VI  rentang
recovery
baku kapsaisin  adalah 93,68  -  106,37 yang  telah  memenuhi  syarat
recovery
yang  dapat  diterima.  Hal  ini menunjukkan bahwa metode  yang digunakan telah memberikan akurasi  yang
baik. Persyaratan rentang
recovery
yang baik menurut APVMA
cit
., Angela, 2012  untuk  analit  sebesar  0,1  -  1  yaitu  80  -  120.  Dari  data  yang
ditunjukkan  pada  Tabel  VII  semua  data  memenuhi  syarat
recovery
yang
dapat  diterima,  walaupun  pada  konsentrasi  19,76  µgml  tidak  memenuhi
recovery
,  namun  pada  konsentrasi  lainnya  memenuhi  syarat
recovery
, sehingga dapat  disimpulkan bahwa metode  yang digunakan memiliki akurasi
yang baik. 3.
Presisi Presisi  dinyatakan  dengan  nilai
CV Coevicient  of  Variation
.  Semakin kecil nilai
CV
maka presisi suatu metode tersebut akan semakin baik. Persyaratan  rentang
CV
yang  baik  menurut  APVMA
cit
.,  Angela,  2012 untuk analit dengan kadar  0,01 sebesar
≤ 20. Dari data yang ditunjukkan pada  Tabel  VI  dan  VII  menunjukkan  nilai
CV
memenuhi  syarat.  Hal  ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan memiliki presisi yang baik.
4. Spesifisitas
Uji spesifisitas dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan etanol yang digunakan  sebagai  pelarut,  kapsaisin,  larutan  ekstrak  etanol  buah  cabai  rawit
hijau pada panjang gelombang 517,5 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum DPPH. Hasil pengukuran dari ketiga larutan tersebut tidak terdapat
serapan.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  metode  yang  digunakan  spesifik terhadap DPPH.
G. Hasil Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH