Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Emas Optimasi Waktu pada Proses Pelindian Emas

35 Keseluruhan reaksi pelindian emas dengan tiourea yaitu: Au + 2CSNH 2 2 + Fe 3+ aq [Au CSNH 2 2 2 ] + + Fe 2+ Proses pelindian dengan variasi waktu pelindian dilakukan pada konsentrasi tiourea 10 gL pada suhu kamar dengan variasi waktu pelindian 30, 60, 120, 180 dan 240 menit. Setelah itu, campuran disaring dengan menggunakan kertas saring whatmann no. 40. Filtrat yang didapat merupakan kompleks [Au CSNH 2 2 2 ] + . Gambar 7. Larutan Hasil Pelindian pada Variasi Waktu Adanya pengaruh waktu pelindian terhadap banyaknya emas yang terlarutkan oleh tiourea dapat dilihat pada Gambar 8 yaitu kurva antara konsentrasi emas dalam larutan hasil pelindian limbah prosesor komputer terhadap waktu pelindian. 36 Gambar 8. Kurva Hubungan antara Konsentrasi Au pada Hasil Pelindian dengan Waktu Pelindian Berdasarkan Gambar 8 pada variasi waktu pelindian, pada menit ke 30 sampai menit ke 60 mengalami peningkatan jumlah konsentrasi Au yang terlarut, tetapi setelah menit ke 60 pada variasi waktu 120, 180, dan 240 konsentrasi Au yang terlarut mengalami penurunan. Siti Marwati dkk 2015 mengatakan pada titik tertentu akan terjadi kesetimbangan ketika emas telah terlarutkan maksimal, sehingga semakin lama waktu pelindian mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke arah logam, dengan kata lain emas terendapkan kembali. Berdasarkan kurva pada Gambar 8, pada penelitian ini waktu optimum pelindian emas dalam limbah prosesor komputer yaitu 1 jam. 1,22 4,7 2,88 0,8 0,66 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 50 100 150 200 250 300 K on se n tr asi Au h asil P eli n d ian pp m Waktu Pelindian menit 37

C. Optimasi Konsentrasi Tiourea dalam Larutan pada Proses Pelindian

Emas Penentuan konsentrasi tiourea optimum pada pelindian emas dalam limbah prosesor komputer memiliki cara kerja yang hampir sama dengan penentuan waktu optimum dalam proses pelindian. Waktu pelindian yang digunakan waktu pelindian optimum yang didapat yaitu 1 jam. Proses pelindian dilakukan pada suhu kamar dengan variasi konsentrasi tiourea antara lain 2,5; 5; 10; 15; 20; dan 25 gL. Gambar 9. Larutan Hasil Pelindian pada Variasi Konsentrasi Larutan Tiourea 38 Konsentrasi larutan tiourea optimum untuk pelindian emas dalam limbah prosesor dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Kurva Hubungan antara Konsentrasi Au pada Hasil Pelindian dengan Konsentrasi Larutan Tiourea Berdasarkan Gambar 10 pada kurva hubungan antara konsentrasi Au hasil pelindian dengan konsentrasi larutan tiourea, dihasilkan kelarutan Au yang berbeda-beda. Jika secara teoritis, jika konsentrasi larutan tiourea semakin besar, maka jumlah kelarutan Au juga akan semakin besar. Tetapi dari grafik diperoleh bahwa peningkatan konsentrasi larutan tiourea, tidak berbanding lurus dengan kelarutan Au. Pada konsentrasi pertama 2,5 gL terjadi peningkatan ketika konsentrasi dinaikkan hingga. 15 gL. Setelah konsentrasinya dinaikkan menjadi 20 gL maka terjadi penurunan kelarutan Au. Menurut Kumar Gupta, 2003 semakin meningkatnya konsentrasi pelarut maka jumlah dari mineral dan logam berharga yang larut akan semakin bertambah. Hal ini disebabkan konsentrasi yang lebih tinggi dapat mempercapat proses yang terjadi. Namun demikian terdapat 2,18 27,33 4,7 12,39 7,07 4,03 5 10 15 20 25 30 5 10 15 20 25 30 K on se n tr asi Au h asil p eli n d ian pp m Konsentrasi Tiourea gL 39 konsentrasi yang optimum pada setiap pelarut. Dalam penelitian ini, konsentrasi yang optimum terdapat pada konsentrasi larutan tiourea 5 gL. Karena pada penelitian ini peningkatan dan penurunan konsentrasi Au yag terlarut idak berbanding lurus terhadap konentrasi larutan tiourea, dimungkinkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses-proses pelarutan Au seperti terjadi kemungkinan kompleks [AuCSNH 2 2 2 ] + yang terbentuk kurang stabil pada konsentrasi larutan tiourea yang tinggi. Kekurangstabilan kompleks tersebut akibat jumlah formamidin disulfida FDS yang terbentuk banyak sehingga terjadi kompetisi antar FDS dalam mengikat emas Siti Marwati, dkk. Kenaikan konsentrasi larutan tiourea akan menggeser kesetimbangan ke kanan, sehingga menambah FDS yang terbentuk. 2CSNH 2 2 aq + 2Fe 3+ aq H 2 N-CNH-S-S-CNH-NH 2 aq + 2Fe 2+ aq + 2H + aq

D. Kadar Emas Au dalam Larutan Tiourea pada Kondisi Optimum

Berdasarkan perhitungan pada yang telah dilampirkan pada Lampiran 6, diperoleh konsentrasi emas Au dalam 50 mL larutan tiourea pada kondisi optimum sebanyak 0,5466 gL. Sehingga diperoleh kadar emas Au dalam 50 mL larutan tiourea pada kondisi optimum adalah sebesar 2,88.

E. Pengendapan logam Au dengan NaBH

4 Pada pengendapan logam emas, digunakan larutan hasil pelindian dengan kondisi optimum waktu pelindian optimum dan konsentrasi tiourea optimum 40 yang didapat dari optimasi konsentrasi tiourea dan waktu dari proses pelindian. Waktu pelindian optimum selama 1 jam dan konsentrasi tiourea optimum sebesar 5 gL. Pengendapan emas pada larutan sampel dilakukan untuk memisahkan emas murni dari larutan emas Dyah Ayu, 2016 dengan menambahkan NaBH 4 . Natrium borohidrida berperan sebagai reduktor yang akan mereduksi ion Au + menjadi Au. Reaksi redoks pada proses pengendapan yaitu: Reduksi : Au + + e - → Au x8 Oksidasi : NaBH 4 + 2H 2 O + 8OH - → NaBO 2 + 8H + + 8OH - + 8e - x1 Reaksi Total : NaBH 4 + 8OH - + 8Au + → NaBO 2 + 6H 2 O + 8Au Setelah larutan hasil pelindian ditambahkan dengan NaBH 4 , larutan di diamkan selama 180 menit agar banyak endapan yang terbentuk. Kemudian larutna disaring dengan penyaring buchner untuk mrmisahkan antara endapan dengan filtrat. Endapan yang teah disaring kemudian di oven pada suhu 60°C selama 15 menit, dan endapan ditimbang dengan neraca analitik. Filtrat dari hasil penyaringan dianalisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometri tipe ContrAA 300. Analisis AAS ini dilakukan pada panjang gelombang 242,7950nm, sumber cahaya yang digunakan adalah tipe multi elemen, tipe nyala yang digunakan adalah udara-asetilen, dan menggunakan deketor CCD.