Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian ini adalah limbah elektronik berupa prosesor komputer. 2. Objek penelitian ini adalah konsentrasi Au dalam limbah prosesor komputer.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas pada penelitian ini antara lain: a. Waktu pelindian logam Au yang terdapat dalam limbah prosesor komputer dilakukan selama 30; 60; 120; 180; dan 240 menit. b. Konsentrasi tiourea dalam pelindian Au yaitu: 2,5; 5; 10; 15; 20; dan 25 gL. 2. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah jenis prosesor yang digunakan merupakan prosesor Intel® Pentium® 4 dan proses pelindian dilakukan pada suhu ruangan. 3. Variabel terikat pada penelitian ini adalah konsentrasi logam Au dalam limbah prosesor komputer.

C. Alat Dan Bahan

1. Alat yang digunakan dalam penelitian a. Atomic Absorption Spectrophotometer AAS b. Neraca analitik c. Oven 22 d. Kertas saring Whatmann no. 40 e. Penyaring Buchner f. Pompa vakum g. Magnetic stirrer h. Peralatan gelas i. Kertas label j. Tissue k. Botol sampel l. Stopwatch 2. Bahan a. Sampel limbah Prosesor Komputer Intel® Pentium® 4 b. Larutan Standar Au c. Kristal Besi II Sulfat d. Larutan H 2 O 2 e. Larutan H 2 SO 4 f. H 2 SO 4 pekat g. Serbuk Tiourea h. Larutan NaOH 14M i. Serbuk NaBH 4 j. Akuades 23

D. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Larutan

a. Larutan Tiourea 2,5;5;10;15;20; dan 25 gL

Larutan tiourea berfungsi sebagai pelarut dalam proses pelindian. Pembuatan larutan tiourea 2,5;5;10;15;20;25 gL dilakukan dengan melarutkan berturut-turut 0,25; 0,5; 1; 1,5; 2 dan 2,5 g tiourea dengan akuades, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dan diencerkan hingga tanda batas.

b. Larutan FeSO

4 5gL Larutan FeSO 4 5 gL berfungsi sebagai penyedia ion Fe 2+ . Pembuatan larutan FeSO 4 5 gL dilakukan dengan melarutkan sebanyak 0,5 gram FeSO 4 .7H 2 O dengan 1 mL H 2 SO 4 pekat, kemudian diencerkan hingga tanda batas.

c. Larutan H

2 O 2 0,03 Larutan H 2 O 2 0,03berfungsi sebagai oksidator ion Fe 2+ . Pembuatan larutan H 2 O 2 0,03 dilakukan dengan memipet 1 mL H 2 O 2 30, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 1000 mL dan diencerkan hingga tanda batas.

d. Larutan Fe

2 SO 4 3 5gL Larutan FeSO 4 3 5 gL berfungsi sebagai penyedia ion Fe 3+ yang merupakan oksidator tiourea. Pembuatan larutan Fe 2 SO 4 3 5 gL dilakukan 24 dengan mencampurkan larutan FeSO 4 5 gL, H 2 O 2 0,03 dan H 2 SO 4 0,2M dengan perbandingan volume 2 : 1 : 1 sesuai perbandingan koefisien pada reaksi: 2 FeSO 4 aq + H 2 O 2 aq + H 2 SO 4 aq Fe 2 SO 4 3 aq + 2H 2 Ol

e. Larutan Standar Au 0-8 ppm

Larutan standar Au dibuat dengan cara mengencerkan larutan standar Au 1000 ppm dengan rumus pengenceran: M 1 . V 1 = M 2 . V 2 Keterangan : M 1 = Konsentrasi mula-mula ppm V 1 = Volume yang diambil mL M 2 = Konsentrasi yang diinginkan ppm V 2 = Volume akhir mL Berdasarkan persamaan diatas, diambil 10 ml larutan induk 1000 ppm dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Selanjutnya masing-masing 0; 0,1; 0,2; 0,5; 0,8; 1; 2; 4; 6; dan 8 ml larutan standar Au 100 ppm, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi akhir larutan Au sebesar 0,1; 0,2; 0,5; 0,8; 1; 2; 4; 6; dan 8 ppm. Kemudian diukur absorbansinya menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer. Perhitungan pengenceran larutan standar Au, misal untuk larutan 5 ppm adalah sebagai berikut: