14 Tiourea dapat digunakan sebagai reagent pengganti sianida. Meskipun
penggunaan tiourea jauh lebih besar dari pada sianida, namun tiourea lebih ramah lingkungan dan biaya yang digunakan lebih rendah. Emas mampu larut dalam
tiourea membentuk kompleks [AuSCNH
2 2
2
]
+
dengan harga konstanta kestabilan cukup tinggi yaitu sebesar
Chen Xia, 2008: 52. Larutan tiourea memiliki kecepatan lebih baik dalam proses pelarutan dan
tidak beracun dibanding sianida, sehingga saat ini tiourea lebih sering digunakan sebagai pelarut emas dan perak. Selain melarutkan emas dan perak, larutan tiourea
juga dapat melarutkan logam-logam lain seperti Cu, Fe, Pb, Zn dalam jumlah yang sedikit Ficeriova, J., et al., 2007.
Reaksi pelarutan emas oleh tiourea terjadi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah pembentukan formamidin disulfidaFDS H
2
N-CNH-S-S-CNH- NH
2
Gonen, N Olcer, T., 2009. FDS terbentuk dari reaksi oksidasi tiourea oleh ion ferri. FDS ini berfungsi sebagai fasilitator pembentukan kompleks emas-
tiourea.
5. Pengendapan Logam Emas Au dengan NaBH
4
Pemisahan logam emas dalam larutannya dapat dilakukan dengan cara pengendapan. Logam Au dalam bentuk padatan murni diperoleh dengan cara
menambahkan pereaksi tertentu sehingga logam yang akan dipisahkan membentuk endapan dan dapat dipisahkan melalui proses penyaringan Dyah
Ayu, 2016.
15 Sodium borohidrida NaBH
4
berbentuk serbuk, berwarna putih, larut dalam air. Pada pelindian menggunakan tiourea, emas akan larut membentuk senyawa
kompleks [AuCSNH
2 2
2
]
+
. Pemisahan ion-ion emasdari larutannya diperlukan reduktor yang akan mereduksi ion Au
+
menjadi Au. Sodium borohidrida digunakan sebagai reduktor Farouk T. Awadalla Gordon M. Ritcey.1993:6.
Persamaan reaksi sebagai berikut: NaBH
4
aq + 8Au
+
aq + 8OH
-
aq NaBO
2
+ 8Au s + 6H
2
O
6. Atomic Absorption Spectrophotometer AAS
Spektroskopi serapan atom merupakan metode yang sering dipakai untuk analisis logam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Metode ini memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya: kecepatan analisisnya, dapat menentukan konsentrasi semua unsur sampai ke tingkat runut, serta tidak diperlukannya
pemisahan unsur sebelum dianalisis karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan asalkan katoda berongga yang
diperlukan tersedia. Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Logam-logam yang dapat membentuk campuran kompleks dapat
dianalisis dan tidak selalu memerlukan sumber energi yang besar Khopkar, 1990: 287.
AAS didasarkan bahwa atom-atom pada suatu unsur dapat mengabsorpsi energi sinar pada panjang gelombang tertentu. Banyak energi sinar yang
diabsorpsi berbanding lurus dengan jumlah atom-atom unsur yang mengabsorpsi. Atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton bermuatan positif dan
16 neutron berupa partikel netral, dimana inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron
bermuatan negatif pada tingkat energi yang berbeda-beda. Jika energi diabsorpsi oleh atom, maka elektron yang berada di kulit terluar elektron valensi akan
tereksitasi dan bergerak dari keadaan dasar atau tingkat energi yang terendah ground state ke keadaan tereksitasi dengan tingkat energi yang lebih tinggi
excited state. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan elektron ke tingkat energi tertentu dikenal sebagai potensial eksitasi untuk tingkat energi
tersebut. Pada waktu kembali ke keadaan dasar, elektron melepaskan energi sebagai energi panas ataupun energi sinar Pecsok, Robert L., dan Shields, L.
Donald, 1976. Prinsip kerja dari metode ini yaitu apabila terdapat cahaya dengan panjang
gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya akan diserap dan intensitas penyerapan
akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang berada dalam sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari: Day, R.A.,
dan Underwood, A.L., 2002:429 1.
Hukum Lambert : Bila suatu sumber sinar monokromatik melewati medium transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang denggan
bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorpsi. 2.
Hukum Beer : Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar
tersebut.