Scene 68 : Penangkapan Yule Mae Davis pembantu baru Hilly di

50  Tahapan konotasi - Dalam scene ini menunjukkan bahwa kaum kulit hitam adalah sekumpulan orang golongan rendah yang tidak layak mendapatkan keadilan, yaitu dalam bentuk porsi keamanan yang sama seperti kaum kulit putih. Keselamatan mereka dikesampingkan dan pemerintah cenderung membiarkannya saja. Seperti yang terjadi di dalam scene ini ketika dengan mudahnya mengusir penumpang kulit hitam untuk turun dari bis dan membiarkan mereka kembali ke kediamannya dengan jalan kaki. Kaum kulit putih sengaja membuat jarak sosial yang jauh dengan kaum kulit hitam, dengan tujuan menunjukkan bahwa status dan golongan mereka lebih tinggi dan terhormat dari kaum kulit hitam. Dalam scene ini terlihat pesan non verbal, dalam pesan prosemik sosial fase jauh, yang komunikasi yang terjalin antara kulit putih dan kulit hitam hanya sebatas hubungan kerja bisnis formal yang diatur, jika sedang dalam jam kerja mereka berinteraksi.

7. Scene 68 : Penangkapan Yule Mae Davis pembantu baru Hilly di

pemberhentian bis.  Tahapan denotasi : - Scene ini di saat Yule Mae Davis ditangkap polisi di depan pemberhentian bis, ia ditangkap dengan tuduhan mencuri cincin milik Hilly Holbrook. Yule Mae ditangkap dengan cara yang sangat kasar, padahal ia tidak melakukan perlawanan yang besar. Dalam scene ini terlihat ia dipukul dengan keadaan tangan terkunci di belakang, dan sementara itu dari kejauhan Hilly dan anaknya melihatnya di dalam mobil Ford Fairlane Station Wagon keluaran tahun 1963, mengenakan dress berwarna dasar putih bermotif bunga kuning dan 51 coklat, serta menggunakan kerudung berwarna senada dengan dress yang dipakai.  Tahapan konotasi - Dalam scene ini terlihat gesture yang ditunjukkan Yule Mae pasrah karena ia memang melakukan yang dituduhkan, namun ketika ia ingin meminta haknya untuk berbicara disalahartikan sebagai sebuah perlawanan oleh petugas polisi, sehingga ia mendapatkan perlakuan yang tidak seharusnya didapatkan, yaitu kekerasan pukulan, tindakan kasar. Kemudian dalam scene ini terlihat juga pesan fasial yang ditunjukkan Hilly dari dalam mobil dengan tatapan yang tajam, kesombongan, karena ia dapat menghancurkan kehidupan kaum yang tertindas. - Scene ini menunjukkan bahwa hidup kaum kulit hitam, terutama pekerja kulit hitam yang berkerja dengan majikan kulit putih tidak memiliki kesempatan mendapatkan perlakuan hukum yang layak dan adil, sehingga tindak kekerasan menjadi suatu jalan pintas untuk membuat kaum minoritas bungkam. Seperti yang dikemukakan Karl Max bahwa ideologi adalah sistem keyakinan yang melegitimasi segalanya berbasis kelas dan membuatnya seolah benar dan adil, atau, mengaburkan realitas yang ada atas konsekuensi-konsekuensi dari kesadaran orang. 8. Scene 72 : Para pekerja kulit hitam berkumpul di rumah Aibeleen untuk membantu Skeeter menulis bukunya. - Pembantu 1 : aku biasanya melewati jalan pintas setiap hari, saat pergi kerja di kediaman Dr. Dixon. Melewati tanah petani berumur di bawah 40 tahun untuk ke sana. Suatu hari petani ini menungguku dengan senapannya. Katanya dia akan menembaku jika aku berjalan di tanahnya lagi. Dr. Dixon menemuinya dan membeli tanahnya dengan harga dua kali lipat. Ia bilang kalau ia juga ingin bertani. Tapi, ia membeli tanah itu untukku, agar aku mudah pergi kerja. Ia melakukannya. 52 - Pembantu 2 : aku kerja untuk ibunya Nyonya Jolene hingga hari ia meninggal. Putrinya, Nancy, memintaku datang untuk bekerja untuknya. Nancy wanita yang baik. Tapi, ibunya Nyonya Jolene memasukanku dalam wasiatnya untuk bekerja pada Nyonya Jolene. Nyonya Jolene wanita yang jahat, suka menghina. Aku mencari pekerjaan lain. Tapi, di setiap pikiran orang, Keluarga French dan Nyonya Jolene berhak atasku. Berhak atasku?  Tahapan denotasi : - Dalam scene ini para pembantu rumah tangga yang bekerja dengan majikan kulit putih berkumpul di rumah Aibeleen untuk membantu Skeeter dalam penulisan novelnya, dengan cara menceritakan kisah- kisah mereka selama bekerja dengan orang kulit putih. Tampak wajah mereka ketika menyampaikan kisah-kisanya ada sesaat senang, tetapi pada akhirnya ekspresi kesedihan, kekecewaan, dan penderitaan yang mereka tampilkan.  Tahapan konotasi : - Scene ini menunjukkan bahwa hidup pembantu kulit hitam bukanlah di tangan mereka sendiri, melainkan ditentukan oleh majikan mereka, yaitu kaum kulit putih. Tampak dari kisah-kisah pengalaman yang diceritakan oleh pembantu-pembantu kulit hitam yang telah bekerja bertahun-tahun dengan orang kulit putih. Majikan mereka melakukan hal-hal yang membuat pembantunya senang dan bahagia bekerja dengan mereka, sehingga tujuan mereka sebenarnya tidak diketahui oleh pembantunya. Hal ini juga dikemukakan Marx bahwa pada era kapitalisme modern pemaksaan kaum proletar tidak lagi menggunakan paksaan fisik tapi, berganti menjadi sesuatu yang lebih rapi dan tidak 53 terlihat. Kemudian yang terjadi kaum minoritas tidak menyadari kondisinya karena efektifnya ideologi yang disosialisasikan kepada mereka. - Para pembantu kulit hitam ini mengalami kebahagiaan semu selama bekerja dengan majikannya, sehingga mereka tidak tahu bahwa hidup mereka tidak lagi bebas, telah terikat dan tidak berhak atas hidup mereka sendiri. Hal tersebut merupakan bentuk diskriminasi reverse discrimination, adalah keadaan dimana praktek diskriminasi yang menguntungkan pihak yang biasanya menjadi target prasangka dan diskriminasi dengan maksud agar mendapatkan justifikasi dan terbebas dari tuduhan melakukan diskriminasi, dan hal ini adalah bentuk token yang ekstrim. Reverse discrimination memberikan keuntungan kepada kaum minoritas hanya jangka pendek saja namun, seiring dengan berjalannya waktu ada konsekuensi negatif yang bisa ditanggung oleh kelompok minoritas tersebut. - Pada masa ke masa kaum kulit putih mempunyai cara bagaimana apa yang dimilikinya tidak lepas atau hilang. Marx mengemukakan Pip Jones, 2009:84 Mereka sudah mengatur sedemikan rupa kebutuhan ekonomi mereka untuk menguntungkan sistem produksinya. Pada keluarga mereka cenderung mendorong dan mereproduksi hubungan hirarki yang tidak egaliter, dan bertindak sebagai katub pengaman, meredam rasa kurang senang, sehingga keluarga kehilangan rasa revolusionernya. Selain itu, keluarga dalam masyarakat kapitalis telah menyiapkan tenaga kerja untuk masa depan, hal ini yang dimaksud ketika dikatakan bahwa keluarga memproduksi tenaga kerja atas dasar generasi selain keseharian. 54

9. Scene 79 : Ibu Hilly keluar dari taxi khusus kulit putih, di depan gedung

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI PERLAWANAN RASISME DALAM FILM THE HELP (Analisis Semiotika Roland Barthes) Representasi Perlawanan Rasisme Dalam Film The Help (Analisis Semiotika Roland Barthes).

0 2 14

POTRET DISKRIMINASI TERHADAP RAS KULIT HITAM DALAM FILM THE HELP (Analisis Semiotik tetang Representasi Diskriminasi terhadap Ras Kulit Hitam dalam Film The Help).

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes)

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB II

0 6 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB VI

1 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes)

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB V

0 0 45