Scene 29-30 : Perjalanan Aibeleen menuju kediaman Leefolt untuk

71 berupa minimnya perilaku positif kepada pihak minoritas. Perilaku ini nantinya akan digunakan oleh kaum mayoritas sebagai pembelaan justifikasi bahwa ia sudah melakukan hal baik yang tidak melanggar diskriminasi.

4. Scene 29-30 : Perjalanan Aibeleen menuju kediaman Leefolt untuk

bekerja. Dalam scene ini Aibeleen menjelaskan mengenai hukum mengenai kulit hitam dan kulit putih yang berlaku di Jackson. Kemudian terlihat Skeeter mengunjungi perpustakaan kota meminjam buku undang- undang yang mengatur kulit hitam dan kulit putih. - Aibeleen narator : “Tak boleh ada wanita kulit putih mengasuh anak di ruangan dimana ada pria negro di dalamnya. Tak boleh saling bertukar buku antara sekolah kulit putih dan hitam, tapi boleh dipakai kulit hitam setelah kulit putih memakainya. Juru pangkas negro tak boleh melayani wanita kulit putih. Apabila ada selebaran yang mempublikasikan, atau mengedarkan tulisan yang meminta publik meminta atau menuntut persamaan hak antara kulit putih dan kulit hitam diancam hukuman penjara.”  Tahapan denotasi : - “Tak boleh ada wanita kulit putih mengasuh anak di ruangan dimana ada pria negro di dalamnya. Tak boleh saling bertukar buku antara sekolah kulit putih dan hitam, tapi boleh dipakai kulit hitam setelah kulit putih memakainya. Juru pangkas negro tak boleh melayani wanita kulit putih. Apabila ada selebaran yang mempublikasikan, atau mengedarkan tulisan yang meminta publik meminta atau menuntut persamaan hak antara kulit putih dan kulit hitam diancam hukuman penjara.” Pada dialog di scene ini Aibeleen memaparkan hukum di Jackson dengan nada yang terdengar lemah dan pasrah dengan keadaan. 72  Tahapan konotasi - Dalam dialog scene ini ingin menujukkan dan menjelaskan bahwa diskriminasi yang terjadi di Jackson, Mississipi didukung dan dilindungi oleh hukum. Hal ini menyebabkan kaum minoritas tak berdaya, karena hukum telah membatasi hak mereka. Hak tersebut terlihat memberikan kesetaraan bagi kaum kulit hitam, tetapi bagi kaum mayoritas mereka tidak akan membiarkan orang kulit hitam untuk mendapatkan keadilan. Hal tersebut disebut pembenaran ketidaksetaraan yang melekat, apabila diakui, akan diterima sebagai hal yang adil. 5. Scene 51 : Di rumah Aibeleen Skeeter dan Minny merundingkan langkah selanjutnya dalam mencari cerita yang lebih banyak. “ Mereka orang kulit putih membunuh putraku. Ia putra Aibeleen jatuh membawa barang di pabrik. Truk menggilasnya dan menghancurkan paru-parunya. Mandor kulit putih melempar tubuhnya ke belakang truk. Membawanya ke rumah sakit kulit hitam, mencampakan dan meninggalkannya di sana. Tak ada yang bisa mereka lakukan, jadi ku bawa putraku pulang membaringkannya di sofa itu. Ia mati di depanku. Umurnya baru 24 tahun Miss Skeeter. Masa terbaik dalam kehidupannya. Ketika peringatan kematiannya setiap tahun, nafasku sesak. Tapi, bagi kalian, ini cuma kematian biasa. Hentikan saja ini, semua yang ku tulis, yang ia tulis, semuannya akan mati bersamanya. ”  Tahapan denotasi : - Dalam scene ini mandor kulit putih melakukan diskriminasi dalam bentuk tokenisme terhadap anak Aibeleen.Tokenisme keadaan dimana kaum kulit putih berlaku minimnya perilaku positif terhadap kaum kulit hitam. Sehingga pada suatu saat ketika tuduhan diberikan kepada kaum kulit putih terhadap sikap diskriminatif terhadap kaum kulit hitam, mereka akan berdalih bahwa mereka telah melakukan hal yang benar, 73 yaitu kewajiban menolong kaum kulit hitam dan tidak melakukan diskriminasi.  Tahapan konotasi : - Skeeter, Aibeleen, dan Minny merundingkan bagaimana mendapatkan cerita lebih, karena editornya mengiginkan paling tidak menambah 12 cerita pekerja. Minny menawarkan untuk menuliskan cerita-cerita yang pernah didengarnya dan meminta Skeeter mengarang nama pembantunya, tetapi Skeeter tidak menyetujuinya. Aibeleen merasa tersinggung karena Skeeter seolah-olah tidak memperhatikan keselamatan Aibeleen dan Minny, kemudian ia menceritakan peristiwa kematian anaknya. - Scene ini menunjukan bahwa kaum kulit putih tidak ingin terlibat dan bertanggung jawab lebih jauh terhadap hidup kulit hitam. Terlihat dari mandor yang menolong dan memperlakukan anak Aibeleen seperti binatang, meninggalkannya begitu saja tanpa bertanggung jawab lebih jauh lagi.

6. Scene 52 : Acara syukuran kehamilan kedua Elizabeth Leefolt di

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI PERLAWANAN RASISME DALAM FILM THE HELP (Analisis Semiotika Roland Barthes) Representasi Perlawanan Rasisme Dalam Film The Help (Analisis Semiotika Roland Barthes).

0 2 14

POTRET DISKRIMINASI TERHADAP RAS KULIT HITAM DALAM FILM THE HELP (Analisis Semiotik tetang Representasi Diskriminasi terhadap Ras Kulit Hitam dalam Film The Help).

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes)

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB II

0 6 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB VI

1 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes)

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB V

0 0 45