Scene 27 : Rumah kediaman majikan Aibeleen, Elizabeth Leefolt, di

69 ada di Jackson. Perkataannya dengan mudah mempengaruhi teman-temannya yang tadinya tidak mempermasalahkan pemisahan toilet menjadi terpengaruh dengan ajakan dan bujukan Hilly. Ia akan terus-menerus menyerukan hal-hal yang mendiskriminasi dan melecehkan kaum kulit hitam untuk menggagalkan penyetaraan antara kulit putih dan kulit hitam. - Kalimat yang digunakan Hilly dalam scene ini cukup kasar, seperti penggunaan kata ‘negro’ yang mana merujuk pada kaum kulit hitam, namun kata ini merupakan kata yang kasar. Percakapan dalam scene ini membahas mengenai pemisahan toilet, yang sekilas ide tersebut terlihat baik dan mempedulikan fasilitas tersendiri untuk pembantu, tetapi di balik hal itu memiliki maksud yang mendiskriminasi dan melecehkan pembantu kulit hitam. Mereka menganggap kaum kulit hitam adalah bangsa rendahan dan kotor, yang dapat membawa penyakit berbeda dan membahayakan kelangsungan hidup kaum kulit putih. Maka, kaum kulit putih berpikir dengan melakukan pemisahan toilet dapat menyelamatkan hidup mereka dari penyakit berbahaya yang dibawa orang kulit hitam. Hal ini merupakan pembenaran ketidaksetaraan, Marx berpendapat bahwa kapitalisme tergantung pada ketidasetaraan yang melekat, apabila diakui, akan diterima sebagai hal yang adil.

3. Scene 27 : Rumah kediaman majikan Aibeleen, Elizabeth Leefolt, di

depan toilet khusus pembantu kulit hitam. - Elizabeth : Cepat, Aibeleen Mae Mobley bangun, aku mau ke dokter. setengah berteriak kepada Aibeleen yang masih di dalam toilet khusus - Mae Mobley : Itu kamar mandi Aibee nama panggilan sayang untuk Aibeleen mama? Hei Aibee - Elizabeth : Jangan sayang. Janji kamu takkan masuk kesana, ya? 70 - Mae Mobley : Ya mama.. - Aibeleen : Aku disini sayang.. - Elizabeth : Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen? - Aibeleen : Ya nyonya.. - Mae Mobley : Kaulah ibuku yang sebenarnya Aibee…  Tahapan denotasi : - Kalimat “Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen?” ini Elizabeth mengatakannya dengan nada yang akrab, mencoba terdengar dan terlihat menyenangkan di hadapan Aibeleen dan Mae Mobley anak Elizabeth.  Tahapan konotasi : - Kalimat “Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen?” ini Elizabeth mengatakannya dengan nada yang akrab, mencoba terdengar dan terlihat menyenangkan di hadapan Aibeleen dan Mae Mobley anak Elizabeth. Percakapan antara Elizabeth dan Aibeleen ini meskipun terlihat sopan dan akrab, tetapi terselip tindakan diskriminasi secara verbal yang melecehkan Aibeleen sebagai kaum kulit hitam yang dianggap pembawa penyakit yang tidak lazim dan berbahaya bagi kaum kulit putih. - Dialog pada scene ini ingin menunjukkan bahwa pada era 1960an di Amerika diskriminasi yang terjadi sangatlah berbeda pada tahun 1800an. Pada tahun 1800an diskriminasi identik dengan kekerasan fisik, sedangkan pada tahun 1960an diskriminasi yang terjadi adalah dengan perkataan verbal, psikologis, dan kekuatan hukum yang mendukung perbedaan kelas yang jauh dengan kesetaraan dan ketidakadilan. Hal ini merupakan bentuk diskriminasi tokenisme, yaitu 71 berupa minimnya perilaku positif kepada pihak minoritas. Perilaku ini nantinya akan digunakan oleh kaum mayoritas sebagai pembelaan justifikasi bahwa ia sudah melakukan hal baik yang tidak melanggar diskriminasi.

4. Scene 29-30 : Perjalanan Aibeleen menuju kediaman Leefolt untuk

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI PERLAWANAN RASISME DALAM FILM THE HELP (Analisis Semiotika Roland Barthes) Representasi Perlawanan Rasisme Dalam Film The Help (Analisis Semiotika Roland Barthes).

0 2 14

POTRET DISKRIMINASI TERHADAP RAS KULIT HITAM DALAM FILM THE HELP (Analisis Semiotik tetang Representasi Diskriminasi terhadap Ras Kulit Hitam dalam Film The Help).

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes)

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB II

0 6 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB VI

1 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes)

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB V

0 0 45