69
ada  di  Jackson.  Perkataannya  dengan  mudah  mempengaruhi teman-temannya yang tadinya tidak mempermasalahkan pemisahan
toilet  menjadi  terpengaruh  dengan  ajakan  dan  bujukan  Hilly.  Ia akan terus-menerus menyerukan hal-hal yang mendiskriminasi dan
melecehkan  kaum  kulit  hitam  untuk  menggagalkan  penyetaraan antara kulit putih dan kulit hitam.
- Kalimat yang digunakan Hilly dalam scene ini cukup kasar, seperti
penggunaan  kata  ‘negro’  yang  mana  merujuk  pada  kaum  kulit hitam,  namun  kata  ini  merupakan  kata  yang  kasar.  Percakapan
dalam  scene  ini  membahas  mengenai  pemisahan  toilet,  yang sekilas  ide  tersebut  terlihat  baik  dan  mempedulikan  fasilitas
tersendiri untuk pembantu, tetapi di balik hal itu memiliki maksud yang  mendiskriminasi  dan  melecehkan  pembantu  kulit  hitam.
Mereka menganggap kaum kulit hitam adalah bangsa rendahan dan kotor, yang dapat membawa penyakit berbeda dan membahayakan
kelangsungan  hidup  kaum  kulit  putih.  Maka,  kaum  kulit  putih berpikir dengan melakukan pemisahan toilet dapat menyelamatkan
hidup  mereka  dari  penyakit  berbahaya  yang  dibawa  orang  kulit hitam.  Hal  ini  merupakan  pembenaran  ketidaksetaraan,  Marx
berpendapat  bahwa  kapitalisme  tergantung  pada  ketidasetaraan yang melekat, apabila diakui, akan diterima sebagai hal yang adil.
3. Scene  27 :  Rumah  kediaman  majikan  Aibeleen,  Elizabeth  Leefolt,  di
depan toilet khusus pembantu kulit hitam. - Elizabeth
: Cepat, Aibeleen Mae Mobley bangun, aku mau ke dokter. setengah berteriak kepada Aibeleen yang masih di dalam toilet khusus
- Mae Mobley :  Itu  kamar  mandi  Aibee  nama  panggilan  sayang  untuk Aibeleen mama? Hei Aibee
- Elizabeth : Jangan sayang. Janji kamu takkan masuk kesana, ya?
70
- Mae Mobley : Ya mama.. - Aibeleen
: Aku disini sayang.. - Elizabeth
: Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen? - Aibeleen
: Ya nyonya.. - Mae Mobley : Kaulah ibuku yang sebenarnya Aibee…
 Tahapan denotasi :
- Kalimat “Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen?” ini Elizabeth mengatakannya dengan nada yang akrab,  mencoba terdengar
dan terlihat menyenangkan di hadapan Aibeleen dan Mae Mobley anak Elizabeth.
 Tahapan konotasi :
- Kalimat “Bukankah menyenangkan punya toilet sendiri, Aibeleen?” ini Elizabeth mengatakannya dengan nada yang akrab,  mencoba terdengar
dan terlihat menyenangkan di hadapan Aibeleen dan Mae Mobley anak Elizabeth.  Percakapan  antara  Elizabeth  dan  Aibeleen  ini  meskipun
terlihat  sopan  dan  akrab,  tetapi  terselip  tindakan  diskriminasi  secara verbal  yang  melecehkan  Aibeleen  sebagai  kaum  kulit  hitam  yang
dianggap pembawa penyakit yang tidak lazim dan berbahaya bagi kaum kulit putih.
- Dialog  pada  scene  ini  ingin  menunjukkan  bahwa  pada  era  1960an  di Amerika  diskriminasi  yang  terjadi  sangatlah  berbeda  pada  tahun
1800an.    Pada  tahun  1800an  diskriminasi  identik  dengan  kekerasan fisik,  sedangkan  pada  tahun  1960an  diskriminasi  yang  terjadi  adalah
dengan  perkataan    verbal,  psikologis,  dan  kekuatan  hukum  yang mendukung  perbedaan  kelas  yang  jauh  dengan  kesetaraan  dan
ketidakadilan.  Hal ini merupakan bentuk  diskriminasi tokenisme, yaitu
71
berupa  minimnya  perilaku  positif  kepada  pihak  minoritas.  Perilaku  ini nantinya  akan  digunakan  oleh  kaum  mayoritas  sebagai  pembelaan
justifikasi  bahwa  ia  sudah  melakukan  hal  baik  yang  tidak  melanggar diskriminasi.
4. Scene  29-30 :  Perjalanan  Aibeleen  menuju  kediaman  Leefolt  untuk