59
memenjarakannya  dengan  tuduhan  lain,  yaitu  membuat  buku  yang berisikan  rahasia  Hilly.  Apapun  ia  lakukan  untuk  menyelamatkan
martabat  dan  harga  dirinya,  sehingga  ia  ingin  menunjukkan  bahwa kaum kulit hitam tidak dapat melakukan apapun.
5.2.Tindakan Verbal
Tindakan-tindakan  dalam  film  merupakan  pesan  yang  ingin disampaikan  pelaku  sineas  kepada  penonton.  Pesan  verbal  atau  komunikasi
verbal  adalah  komunikasi  dengan  kata-kata  verbal  melalui  alat  komuniksai yang disebut bahasa. Sedangkan, bahasa dapat membantu kita untuk memiliki
kemampuan  memahami  dan  menggunakan  simbol,  khususnya  simbol  verbal dalam  menyusun  kerangka  pemikiran  yang  kemudian  dikomunikasikan  Alo
Liliweri, 2005:154.
1. Scene 11 : Dialog Minny dan Aibeleen di rumah Elizabeth :
- Minny
:  Maafkan  aku, Tuhan.  Tapi  aku  akan  membunuh wanita  itu,  Aibeleen.  Kini  iaHilly menandai  tissue  toilet  dengan
pensil. -
Aibeleen : Hahaha.. Benarkah?
- Minny
: Yeah.. Tapi, aku bawa tissue dari rumah. Si bodoh itu tidak tahu.
- Kemudian Minny dan Aibee tertawa bersama.
 Tahapan denotasi : -
Pada  scene  percakapan  di  atas  Minny  mengungkapkan  kekesalan yang  dirasakannya  kepada  Aibeleen.  Pasalnya  majikannya  Hilly
sudah  mulai  bertindak  tidak  masuk  akal,  yaitu  menandai  tissue toilet rumah.
 Tahapan konotasi: -
Pada  scene  ini  terlihat  Minny  dari  percakapan  di  atas  terdengar sangat  kesal  dan  gemas  atas  perlakuan  diskriminatif  yang
dilakukan  majikannya  Hilly  yang  menandai  tissue  toilet  di
60
rumahnya,  karena  takut  pembantunya  ikut  menggunakannya.
Terlihat dari kalimat yang diucapkan oleh Minny “ Tapi aku akan membunuh  wanita  itu,  Aibeleen.”  Kata  “membunuh”  dalam
percakapan  ini  diucapkan  Minny  dengan  penuh  kekesalan  dan kegemasan,  ia  tak  dapat  berbuat  apa-apa  karena  dapat  kehilangan
pekerjaannya,  sehingga  Minny  hanya  dapat  menahan  amarahnya dan mencurahkan isi hatinya dengan bercerita dengan Aibeleen.
2. Scene 17 :  Hilly  menceritakan  usahanya  dalam  mengajukan  RUU
Inisiatif  Sanitasi  Rumah  Tangga  terhadap  pembantu  kulit  hitam  kepada teman-temannya di klub main kartu, di rumah Elizabeth Holbrook.
- Elizabeth : Hilly, gunakan saja kamar mandinya sambil melihat Hilly
yang sedang menahan kencing. - Hilly
: Aku baik-baik saja. - Mrs. Holbrook :  Oh,  dia  marah,  karena  pembantu  menggunakan  kamar
mandi tamu seperti halnya kami. - Elizabeth
: Aibeleen coba lihat Mae Mobley anak Elizabeth. - Aibeleen
: Baik nyonya. - Elizabeth
: Gunakan saja kamar mandiku dan Raleigh. - Hilly
:  Jika  Aibeleen  memakai  kamar  mandi  tamu,  aku  yakin  ia menggunakan kamar mandimu.
- Elizabeth : Tidak.
- Hilly : Bukankah lebih baik mereka buang air di luar.
- Skeeter :  Kalian  sudah  melihat  sampul  majalah  Life  minggu  ini?
Jackie terlihat tampan sekali. mencoba mengalihkan pembicaraan
68
- Hilly :  Katakan  kepada  Raleigh,  uang  yang  ia  habiskan  untuk
kamar mandi negro akan ia dapatkan kembali saat kalian menjual rumah ini. Itu berbahaya. Mereka membawa penyakit berbeda dari kita.
- Elizabeth : Pas.
- Hilly :  Karena  itulah  aku  ajukan  RUU  Inisatif  Sanitasi  Rumah
Tangga. - Skeeter
: Apa? tampak terkejut dengan ide Hilly. - Hilly
:  Dana  pencegahan  penyakit  yang  mensyaratkan  setiap rumah  tangga  kulit  putih  mempunyai  toilet  terpisah  untuk  pembantunya.
Sudah disetujui Dewan Rakyat Warga Kulit Putih. - Skeeter
: Mungkin kita harus bangunkan kau toilet di luar, Hilly. - Hilly
:  Harusnya  kau  tak  jadikan  lelucon  masalah  warna  kulit putih ini. Akan kulakukan apa saja untuk melindungi anak-anak kita.
 Tahapan denotasi : - Scene  ini  merupakan  bentuk  diskriminasi  tokenisme    keadaan
dimana  minimnya  kaum mayoritas  melakukan  hal  positif terhadap kaum  minoritas terlihat  perkataan  Hilly  berusaha  membuat
Elizabeth  terpengaruh  dengan  perkataannya  mengenai  pemisahan toilet  majikan  dan  pembantu,  sehingga  membuat  Elizabeth
terpengaruh dengan perkataan Hilly, padahal sebelumnya Elizabeth tidak  mempermasalahkan  pemakaian  toilet  bersama  dengan
pembantunya Aibeleen.  Tahapan konotasi:
- Dalam  scene  ini  ingin  menunjukkan  bahwa  seseorang  yang
mempunyai  kelas  tinggi  bisa  melakukan  apa  saja,  terlihat  Hilly yang  notabene  adalah  ketua  perkumpulan  wanita  kulit  putih  yang
69
ada  di  Jackson.  Perkataannya  dengan  mudah  mempengaruhi teman-temannya yang tadinya tidak mempermasalahkan pemisahan
toilet  menjadi  terpengaruh  dengan  ajakan  dan  bujukan  Hilly.  Ia akan terus-menerus menyerukan hal-hal yang mendiskriminasi dan
melecehkan  kaum  kulit  hitam  untuk  menggagalkan  penyetaraan antara kulit putih dan kulit hitam.
- Kalimat yang digunakan Hilly dalam scene ini cukup kasar, seperti
penggunaan  kata  ‘negro’  yang  mana  merujuk  pada  kaum  kulit hitam,  namun  kata  ini  merupakan  kata  yang  kasar.  Percakapan
dalam  scene  ini  membahas  mengenai  pemisahan  toilet,  yang sekilas  ide  tersebut  terlihat  baik  dan  mempedulikan  fasilitas
tersendiri untuk pembantu, tetapi di balik hal itu memiliki maksud yang  mendiskriminasi  dan  melecehkan  pembantu  kulit  hitam.
Mereka menganggap kaum kulit hitam adalah bangsa rendahan dan kotor, yang dapat membawa penyakit berbeda dan membahayakan
kelangsungan  hidup  kaum  kulit  putih.  Maka,  kaum  kulit  putih berpikir dengan melakukan pemisahan toilet dapat menyelamatkan
hidup  mereka  dari  penyakit  berbahaya  yang  dibawa  orang  kulit hitam.  Hal  ini  merupakan  pembenaran  ketidaksetaraan,  Marx
berpendapat  bahwa  kapitalisme  tergantung  pada  ketidasetaraan yang melekat, apabila diakui, akan diterima sebagai hal yang adil.
3. Scene  27 :  Rumah  kediaman  majikan  Aibeleen,  Elizabeth  Leefolt,  di