BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan desain pre test dan post test non equivalent control group.
Desain ini melibatkan dua kelompok grup yaitu kelompok intervensi perlakuan dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan intervensi
pada kelompok eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan. Kedua kelompok sama-sama diberikan perlakuan pada saat pre test sebelum
dilakukan intervensi dan penilaian setelah diberikan intervensi Post Test Dharma, 2011. Pada penelitian juga peneliti ingin mengidentifikasi pengaruh
pemberian stimulasi elektrik pada perawatan luka kaki diabetes.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Pusat perawatan luka Asri Wound Care Centre Medan Jln. Suluh Gg. Mahmud No.41 Medan Tembung Medan. Alasan
memilih penelitian di tempat ini adalah metode perawatan luka kaki diabetes dengan menggunakan metode moist balance. Metode moist balance adalah salah
satu metode perawatan yang efektif dalam perawatan luka kaki diabetes Sardina, 2009. Oleh karena itu, perlakukan perawatan luka kaki diabetes responden untuk
kedua kelompok intervensi dan kontrol homogen. 39
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari sd Agustus 2014. Pengambilan data penelitian untuk kelompok intervensi dimulai pada tanggal 23
Juni sd 5 Juli 2014, sedangkan pengambilan data penelitian untuk kelompok kontrol dimulai pada tanggal 07 sd 19 Juli 2014.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Burns Grove, 2005, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien luka kaki diabetes derajat 3 –
5 yang mengalami gangguan pembuluh darah vena yang berkunjung ke Pusat Perawatan Luka Asri Wound Care Centre Medan selama satu tahun terakhir dari
bulan Januari sampai dengan Desember 2013 sebanyak 480 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian kecil atau wakil dari populasi yang akan diteliti Burns Grove 2005. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Convenient Sampling. Convenient sampling adalah metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih semua individu yang ditemui dan
memenuhi kriteria sampling sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi. Kriteria sampel yang akan diambil oleh peneliti berdasarkan kriteria inklusi
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Pasien berusia dewasa dengan rentang usia 21 – 65 tahun
2. Pasien luka kaki diabetes dengan gangguan aliran darah vena
3. Pasien luka kaki diabetes derajat 3 – 5
4. Pasien mengkonsumsi obat gula darah dengan teratur dimana gula darah
terkontrol dengan baik. 5.
Pasien dengan kadar gula darah sewaktu 200 MgdL 6.
Pasien dengan hasil pemeriksaan doppler vaskuler 0.8 – 1.0 mmHg Sedangkan kriteria ekslusi sebagai berikut :
1. Pasien tidak menyelesaikan perawatan luka dengan baik.
2. Pasien mengkonsumsi obat diluar program pengobatan.
Sampel yang diambil berdasarkan power analysis dan effect size for Test of Difference of Two Means, with
α = 0,05, power = 0,80, estimated effect size 0,60. Untuk menentukan jumlah sampelnya dilakukan dengan melihat standar
deviasi penelitian terdahulu dimana pada kelompok intervensi stimulasi otot ditemukan standar deviasi 64.3 SD=10.8 dan pada kelompok kontrol
stimulasi otot ditemukan standar deviasi 26 SD=9.9. � =
µ1 − �2 σ
� = 61.1
− 26 0.5
= 70.2 = 70 t-tabel Dengan t-tabel 80 maka dalam daftar estimated effect size 0.70, maka
jumlah sampel yang dapat diambil berdasarkan power analysis tersebut adalah 33 sampel tiap kelompok yaitu untuk kelompok intervensi berjumlah 33 sampel dan
Universitas Sumatera Utara
untuk kelompok kontrol berjumlah 29 sampel, total sampel 62 responden Polit Beck, 2012. Sampel penelitian ini direncanakan 33 orang tiap grup, tetapi pada
pengumpulan data pada grup kontrol hanya daiambil 29 orang dari 33 responden, 4 responden penelitian dikeluarkan untuk menjaga homogenitas dimana 4
responden yang dikeluarkan tersebut dilakukan pengukuran oleh asisten penelitian.
Teknik pengambilan sampel diambil berdasarkan alokasi waktu yang ditentukan masing-masing kelompok selama 2 minggu, bila diwaktu 2 minggu
untuk kelompok intervensi memenuhi jumlah sampel yang diinginkan maka pengambilan sampel dihentikan, bila selama 2 minggu sampel tidak memenuhi,
maka jumlah sampel diambil sesuai yang didapatkan selama 2 minggu tersebut, begitu juga sebaliknya untuk kelompok kontrol.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta izin untuk mengambil data pasien luka kaki diabetes. Peneliti, menjelaskan tentang
prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan penelitian, manfaat penelitian sehingga responden bersedia mengisi lembar persetujuan penelitian informed
concent. Pengumpulan data penelitian dilakukan selama 2 minggu untuk kelompok intervensi dan 2 minggu untuk kelompok kontrol. Teknik pengambilan
sampel diambil berdasarkan alokasi waktu yang ditentukan masing-masing kelompok selama 2 minggu, bila diwaktu 2 minggu untuk kelompok intervensi
memenuhi jumlah sampel maka pengambilan sampel dihentikan, bila selama 2
Universitas Sumatera Utara
minggu sampel tidak memenuhi, maka jumlah sampel diambil sesuai yang didapatkan selama 2 minggu tersebut, begitu juga sebaliknya untuk kelompok
kontrol. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner data
demografi yang mencakup inisial, umur, jenis kelamin, suku, derajat luka kaki diabetes, tinggi badan diukur dengan menggunakan meteran tinggi badan, berat
badan diukur dengan menggunakan berat badan manual dengan merek OneMed tipe 154 dengan registrasi Kemenkes AKL 21562006971, kadar gula darah diukur
dengan menggunakan alat pengukur digital dengan merek GlucoDr tipe D-144 dengan registrasi Kemenkes AKL 21302114257, penyakit penyerta.
Pengumpulan data untuk penyembuhan luka digunakan lembar observasi Bates-Jensen Wound Assessment ToolsBWAT 2001 yang telah dipublikasikan,
yang terdiri dari 13 item diukur dengan 5 skala likert : dimana skor 13 menunjukkan jaringan mengalami regenerasi sempurna, sedangkan 14-59
menunjukkan proses regeneratif jaringan, sedangkan 60 menunjukkan jaringan degeneratif.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi ABI ankle brachial index dengan beberapa tahap pada kelompok perlakuan pre test
dengan menggunakan alat Vascular Doppler dan dinilai dengan teknik ABI untuk menilai pembuluh darah pasien luka diabetik, tahap berikut perawatan luka moist
balance, kemudian dilakukan stimulasi elektrik pada otot gastroknemius selama 20 menit, pada post test dinilai kembali ABI nya dengan Vascular Doppler setelah
10-15 pasca stimulasi otot. Pada kasus kelompok kontrol pre test dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan Vascular Doppler dengan teknik ABI untuk menilai pembuluh darah pasien luka diabetik, tidak dilakukan stimulasi elektrik dan perawatan luka
moist balance, setelah perawatan luka dilakukan pemeriksaan Vascular Doppler kembali.
Alat ukur yang lain dipakai pada penelitian ini adalah Vascular Doppler merek Bistos HI-dop Model BT-200, ultrasound frequency 8 MHz, battery type
1,5 V x 2 AA Type dan Ultrasound Transmission Gel 60 gr merek Bistos serta Probe Vascular 8.0 MHz dan vascular doppler ini dikalibrasi setiap satu tahun
oleh BISTOS Co., Ltd Jakarta atas lisensi BISTOS Co., Ltd Seoul Korea. Vascular Doppler telah dapat sertifikasi : certified ISO 9001:2007 atas lisensi
BISTOS Co., Ltd Seoul Korea. Kemudian untuk mendukung pelaksanaan Vascular doppler digunakan juga Sphygmomanometer Aneroid Type Tensi 200
merek OneMed dengan izin Depkes RI AKL 20501906481 untuk mengukur tekanan sistolik ankle dan brachial. Sphygmomanometer dikalibrasi setiap 6 bulan
sekali oleh PT Royal Alkes Medan atas lisensi PT. Jayamas Medica Industri Jakarta.
Stimulasi otot dalam penelitian ini akan menggunakan alat stimulasi otot elektrik dengan merek VeinoPlus dengan battery type 9V dan menggunakan
elektroda yang ditempel pada otot gastroknemius kiri dan kanan atau salah satu otot gastroknemius yang bermasalah. VeinoPlus ini dikalibrasi setiap satu tahun
sekali oleh PT Soho Industri Pharmasi Indonesia atas lisensi AD Rem Technology Paris, France. VeinoPlus ini juga telah distandarisasi oleh Certified ISO
9001:2008 serta Kemenkes RI AKL 21403113247. Dowsett, 2005.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah :
Gambar 3.1. Kerangka penenelitian Ket. : a. I.1 – I.6 = Intervensi ke-1 sd 6 K.1 – K.6 = Kontrol ke-1 sd 6
b. ABI = Ankle brachial index c. BWAT = Bates-Jensen Wound Assessment Tool
Pemeriksaan : a.
ABI b.
BWAT
Kelompok Intervensi
n = 33 Kelompok
Kontrol n = 29
Pemeriksaan : a.
ABI b.
BWAT
Hari ke 1 Perawatan luka lembab
dan Stimulasi otot I.1
Hari ke 1 Perawatan luka
Lembab K.1
Hari ke 3 Perawatan luka lembab
dan Stimulasi otot I.2
Hari ke 6 Perawatan luka lembab
dan Stimulasi otot I.3
Hari ke 9 Perawatan luka lembab
dan Stimulasi otot I.4
Hari ke 12 Perawatan luka lembab
dan Stimulasi otot I.5
Hari ke 15 Perawatan luka lembab
dan Stimulasi otot I.6
Hari ke 3 Perawatan luka
Lembab K.2
Hari ke 6 Perawatan luka
Lembab K.3
Hari ke 9 Perawatan luka
Lembab K.4
Hari ke 12 Perawatan luka
Lembab K.5
Hari ke 15 Perawatan luka
Lembab K.6
Universitas Sumatera Utara
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel yang harus diukur, bagaimana mengukurnya dan skala pengukurannya sehingga peneliti dapat
melakukan observasi atau mengukur secara cermat objek penelitian. Definisi operasional ditentukan berdasarkan beberapa parameter antara lain :
1. Luka kaki diabetes adalah luka kaki yang dialami pasien yang diakibatkan
oleh penyakit diabetes melitus yang ditandai dengan pasien mengalami penyakit diabetes melitus, riwayat makan obat diabetes melitus, kadar gula
diatas normal 200 MgdL, alat ukur yang dipakai Bates-Jensen Wound Assessment ToolsBWAT 2001 dengan skala ukur interval, dan hasil ukur
1-12 = jaringan sehat, 13-59= regenerasi jaringan luka, 60 = luka tidak sehat degenerasi
2. Stimulasi elektrik stimulasi otot gastroknemius adalah rangsangan pada
otot gastroknemius yang dilakukan dengan menempelkan elektroda yang berarus listrik pada otot betis pasien luka diabetes sehingga menimbulkan
kontraksi positif yaitu bila kontraksi otot maksimal pada masing-masing elektroda yang ditempelkan pada otot betis.dan bila kontraksi negatif
stimulasi pada luka kaki diabetes dikatakan memiliki nilai negatif bila kontraksi otot tidak ada atau minimal pada masing-masing elektroda yang
ditempelkan pada otot betis dan bila pada otot gastroknemius yang mengalami luka kaki diabetes tidak berkontraksi maksimal maka elektroda
akan ditempelkan keduanya pada otot gastroknemius yang bermasalah. Rangsangan otot ini dilakukan sebanyak 6 kali selama penelitian. Setiap
Universitas Sumatera Utara
dilakukan stimulasi akan berlangsung selama 20 menit dengan 9 voltase. Veino plus dan ABI dengan skala ukur Interval Nilai ABI dan hasil ukur
0,9-1,1 mmHg 3.
Penyembuhan luka kaki diabetes adalah melakukan perawatan luka kaki diabetes dengan menggunakan konsep seimbang kelembaban pada luka
diabetes derajat 3 sampai 5 sehingga akan mendapat hasil perawatan yang maksimal dengan terlihatnya perkembangan luka mulai fase degenerative
sampai fase regenerasi sel. Alat ukur yang dipakai adalah Bates-Jensen Wound Assessment Tool , skala ukur interval dengan hasil ukur 1 =
jaringan sehat, 13= regenerasi jaringan luka, 60 = luka tidak sehat degenerasi
3.6 Metode Pengukuran