Efek Fisiologi Metode Aplikasi Stimulasi Elektrik

Stimulasi otot sangat efektif untuk penyembuhan luka kaki diabetes 2,5 kali lebih cepat dengan perawatan lembab dibandingkan dengan perawatan kering. Pada 42 sampel yang dilakukan stimulasi otot pada dua grup dengan teknik random dilakukan dengan waktu 45 menit 3 kali setiap minggu selama satu bulan maka didapatkan hasil penyembuhan luka kaki diabetes lebih cepat dengan kondisi ukuran luka mengecil dan slough menurun 50, setelah 17 hari perawatan jaringan granulasi 100 Moore, 2007.

2.3.3 Tipe Stimulasi Otot

Pada umumnya ada dua tipe dari stimulasi otot : 1 Direct current DC dan 2 Alternating current AC. Direct current parameter yang digunakan adalah untuk menstimulasi penyembuhan luka dengan tipikal 200-300 µA atau voltase rendah kurang dari 100 volts. Wolcott et. al 1969 dengan subjek manusia pada 75 pasien dengan luka iskemik dilaporkan bahwa penggunaan stimulasi otot dengan tipe DC dilaporkan bahwa 34 pasien penyembuhan komplet 100 dan 41 pasien sembuh 97. Rerata proses penyembuhan luka dengan menggunakan stimulasi otot pada luka kronik membutuhkan waktu 30 hari. Sedangkan alternating current dipakai pada voltase lebih tinggi diatas 100 volts. Bryant, Nix, 2007.

2.3.4 Efek Fisiologi

Secara fisiologis dari beberapa investigasi yang dilakukan pada stimulasi elektrik menunjukkan potensial pada permukaan kulit yang luka dimana Universitas Sumatera Utara tranepitelial meningkat pada natrium untuk mengaktifkan epidermal sel pada luka, yang paling penting adalah akan memproduksi lebih cepat proses inflamasi, dan proliferasi pada penyembuhan luka. Efek fisiologi stimulasi otot dapat di deskripsikan melalui beberapa hal antara lain : 1. Galvanotaxic effect : rangsangan positif dan negatif pada sel dari sebuah stimulasi elektrik dimana dalam waktu 30 menit stimulasi akan meningkatkan neutrofil dalam luka hal ini dipengaruhi oleh signal bioelektrik dalam fase penyembuhan luka. 2. Stimulatory effect on Cells : rangsangan ini menimbulkan efek fibroblas meningkatkan DNA dan proteinsintesa kolagen pada partial thickness wound, kontraksi sel pada luka. 3. Blood flow and tissue oxygen effect : stimulasi otot akan mempengaruhi pada aliran darah dan oksigen jaringan, selama 30 menit stimulasi akan meningkatkan mikrosirkulasi kapiler darah pada jaringan serta meningkatkan temperatur dan penyembuhan luka Bryant, Nix, 2007. Penelitian yang dilakukan oleh Baker et al 2007, dari 114 pasien dengan luka kaki diabetik dengan stimulasi otot dengan waktu 30 menit 3 kali seminggu selama satu bulan menunjukkan 90 granulasi pada penyembuhan luka kaki diabetik. Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Metode Aplikasi Stimulasi Elektrik

Stimulator otot dengan baterai 9V yang memberikan frekuensi spesifik yang rendah dan stimulasi bertegangan rendah. Daya input kurang dari 0,3 W dan daya output kurang dari 0,05 W. Kecepatan stimulasi denyut pada otot disebabkan oleh stimulasi yang berkisar antara 60 - 105 denyutmenit dan mengikuti kecepatan denyut alami jantung, stimulasi ini berlangsung selama 20 menit, dapat dilakukan 5-7 kali seminggu dan tergantung perkembangan luka. Stimulator otot mengaktifkan pompa otot betis yang bertanggung jawab untuk 80 dari aliran balik vena. Kontraksi betis yang teratur akan mengaktifkan pembuluh darah dalam dan memompa darah vena melawan gravitasi ke jantung. Stimulasi otot dihasilkan oleh aktivitas hemodinamik yang khusus untuk memperbaiki gejala-gejala terjadinya penyakit vena. Stimulasi otot direkomendasikan untuk mengurangi sensasi nyeri dan bengkak pada kaki edema, mengurangi vena stasis, mengobati gejala-gejala insufisiensi vena atau sindrom paska thrombosis PTS dan menyembuhkan vena ulcer pada pasien- pasien insufisiensi vena kronik CVI Bryant, Nix, 2007. Houghton, Kincaid, Lovelli dan Campbell beserta kolega 2003, menyatakan bahwa perkembangan luka semakin baik setelah dilakukan stimulasi otot selama 3 tiga kali seminggu selama 4 empat minggu.

2.3.6 Indikasi dan Kontraindikasi