Definisi Manfaat Stimulasi Otot Tipe Stimulasi Otot

2.3 Stimulasi Otot

Menurut Tenneberg 2001, stimulasi otot dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : dengan melakukan pijatan pada otot-otot betis, melalui fisioterapi otot, stimulasi elektrik otot, infra red, gelombang elektromagnetik otot. Dalam penelitian ini stimulasi otot dilakukan dengan menggunakan stimulasi elektrik pada otot.

2.3.1 Definisi

Stimulasi otot adalah sebuah terapi fisik pada otot gastroknemius dengan memindahkan gelombang getar elektrik ke otot gastroknemius untuk meningkatkan sirkulasi pembuluh darah pada jaringan luka untuk mendukung proses penyembuhan luka, hal ini dilakukan dengan menggunakan dua aplikasi elektroda yang dilekatkan pada otot gastroknemius Bryant, Nix, 2007.

2.3.2 Manfaat Stimulasi Otot

Stimulasi otot memiliki banyak manfaat pada penyembuhan luka dimana elektroda dilekatkan pada kedua belah otot gastroknemius kaki atau pada satu otot gastroknemius kaki dengan menimbulkan rangsangan pada otot gastroknemius. Ketika elektroda direkatkan pada otot gastroknemius pasien akan merangsang ion natrium, kalium, dan hidrogen pada jaringan sehingga meningkatkan perubahan sel, secara positif mengaktifkan neutrofil dan fibroblast untuk migrasi ke arah stimulasi, sedangkan secara negatif mengaktifkan epidermal, neutrofil dan makrofag migrasi ke arah stimulasi Bryant, Nix, 2007. Universitas Sumatera Utara Stimulasi otot sangat efektif untuk penyembuhan luka kaki diabetes 2,5 kali lebih cepat dengan perawatan lembab dibandingkan dengan perawatan kering. Pada 42 sampel yang dilakukan stimulasi otot pada dua grup dengan teknik random dilakukan dengan waktu 45 menit 3 kali setiap minggu selama satu bulan maka didapatkan hasil penyembuhan luka kaki diabetes lebih cepat dengan kondisi ukuran luka mengecil dan slough menurun 50, setelah 17 hari perawatan jaringan granulasi 100 Moore, 2007.

2.3.3 Tipe Stimulasi Otot

Pada umumnya ada dua tipe dari stimulasi otot : 1 Direct current DC dan 2 Alternating current AC. Direct current parameter yang digunakan adalah untuk menstimulasi penyembuhan luka dengan tipikal 200-300 µA atau voltase rendah kurang dari 100 volts. Wolcott et. al 1969 dengan subjek manusia pada 75 pasien dengan luka iskemik dilaporkan bahwa penggunaan stimulasi otot dengan tipe DC dilaporkan bahwa 34 pasien penyembuhan komplet 100 dan 41 pasien sembuh 97. Rerata proses penyembuhan luka dengan menggunakan stimulasi otot pada luka kronik membutuhkan waktu 30 hari. Sedangkan alternating current dipakai pada voltase lebih tinggi diatas 100 volts. Bryant, Nix, 2007.

2.3.4 Efek Fisiologi