Konsep Baru Penyembuhan Luka

i. Warna kulit sekitar luka terdiri dari : pink atau normal, merah terang jika di tekan, putih atau pucat atau hipopigmentasi, merah gelap abu- abu, hitam atau hyperpigmentasi j. Jaringan tepi yang edema : no swelling atau tidak ada edema, non pitting edema kurang dari 4 cm disekitar luka, non pitting edema 4 cm disekitar luka, pitting edema kurang dari 4 cm disekitar luka krepitasi atau pitting edema 4 cm k. Indurasi jaringan tepi luka, indurasi 2 cm sekitar luka, indurasi 2-4 cn dengan luas 50 cm sekitar luka, indurasi 2-4 cn dengan luas 50 cm sekitar luka, indurasi 4 cm dengan luas pada area sekitar luka, jaringan granulasi, kulit utuh atau stage 1, terang 100 jaringan granulasi, terang 50 jaringan granulasi, granulasi 25 , tidak ada jaringan granulasi l. Epitelisasi, 1= 100 epitelisasi, 75 - 100 epitelisasi, 50 - 75 epitelisasi, 25 - 50 epitelisasi, 25 epitelisasi Jensen, 2001.

2.2.5 Konsep Baru Penyembuhan Luka

Studi pertama berkaitan dengan penyembuhan luka menggunakan konsep baru pertama sekali dikemukan oleh George Winter tahun 1962 adalah Moist Balance Wound Healing Concept dalam publikasi ilmiahnya pada pada jurnal Nature 1962 p. 293-295 yang menyatakan penyembuhan luka lembab : laju Universitas Sumatera Utara epitelisasi 90 setelah 3 hari sedangkan konvensional laju epitelisasi 0 setelah 3 hari. 1. Keuntungan penyembuhan luka dengan seimbang kelembaban Penyembuhan luka dengan seimbangnya kelembaban memberikan beberapa keuntungan yaitu : a. Meningkatkan penyembuhan lebih cepat b. Meningkatkan epitelisasi c. Mengurangi infeksi d. Meningkatkan sintesa kolagen e. Makrofag lebih banyak pada luka f. Balutan luka tidak lengket g. Tidak mengalami perdarahan saat membuka balutan h. Tidak mengalami nyeri i. Menghemat waktu dan biaya. 2. Alasan pentingnya Moisture Balance dalam penyembuhan luka Saat ini perawatan luka dengan keseimbangan kelembaban yang menggunakan balutan luka tertutup memiliki beberapa alasan yang rasional pada teori perawatan luka lembab seperti yang dikemukan oleh Darwis 1998 dalam Maryunani 2013 sebagai berikut : a. Fibrinolisis : fibrin yang terbentuk pada luka dapat dengan cepat membentuk neutrofil dan sel endotel Universitas Sumatera Utara b. Angiogenesis : merangsang angiogenesis lebih cepat dan meningkatkan mutu pembuluh kapiler, angiogenesis akan lebih cepat dengan terbentuknya tumor necrotic factor alpha TNF-alpha. c. Kejadian infeksi : lebih rendah dibandingkan dengan luka kering d. Pembentukan faktor tumbuh : epidermal growth factor EGF fibroblas growth factor FGF dan Intreleukin 1inter-1 adalah substansi yang dikeluarkan oleh makrofag yang berpern pada angiogenesis dan pembentukan stratum korneum. Platelet derived growth factor PDGF dan Transforming Growth Factor Beta TGF-Beta yang dibentuk oleh platelet berfungsi pada proliferasi fibroblas. Stimulasi elektrik juga mampu mengaktifkan fibroblas setelah 6 jam stimulasi dan juga mneingkatkan faktor tumbuh dengan mensekresi lebih cepat Fibroblas Growth Factor 1 FGF-1 dan Fibroblas Growth Factor 2 FGF-2 sehingga mmepromosikan penyembuhan luka dengan baik Rouabhia, Park, Meng, Derbali, Zhang, 2013. e. Percepatan pembentukan sel aktif : invasi neutrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini Maryunani, 2013. Perawatan luka lembab dapat mempercepat tumbuhnya jaringan baru dengan berbagai cara yang dilakukan oleh perawat yaitu dengan cara topical negative pressure TPN, terapi larva, madu, bio-electrical stimulation, dan silver containing dressing Benbow Maureen, 2008 Universitas Sumatera Utara

2.3 Stimulasi Otot