Tanaman Tebu TINJAUAN UMUM
Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Sumiarsih, 1992. Husin 2007 menambahkan, berdasarkan data dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia P3GI ampas tebu yang
dihasilkan sebanyak 32 dari berat tebu giling. Pada musim giling 2006 lalu, data yang diperoleh dari Ikatan Ahli Gula Indonesia Ikagi
menunjukkan bahwa jumlah tebu yang digiling oleh 57 pabrik gula di Indonesia mencapai sekitar 30 juta ton Anonim, 2007b, sehingga ampas
tebu yang dihasilkan diperkirakan mencapai 9.640.000 ton. Namun, sebanyak 60 dari ampas tebu tersebut dimanfaatkan oleh pabrik gula
sebagai bahan bakar, bahan baku untuk kertas, bahan baku industri kanvas rem, industri jamur dan lain-lain. Oleh karena itu diperkirakan sebanyak
45 dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan. Ampas tebu sebagian besar mengandung
ligno-cellulose . Panjang
seratnya antara 1,7 sampai 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro, sehingga ampas tebu ini dapat memenuhi persyaratan untuk diolah
menjadi papan-papan buatan. Bagase mengandung air 48 - 52, gula rata- rata 3,3 dan serat rata-rata 47,7. Serat bagase tidak dapat larut dalam
air dan sebagian besar terdiri dari selulosa, pentosan dan lignin Husin, 2007.
Menurut Husin 2007 hasil analisis serat bagas adalah seperti dalam Tabel berikut:
Kandungan Kadar
Abu Lignin
Selulosa Sari
Pentosan SiO
2
3,82 22,09
37,65 1,81
27,97 3,01
Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UPN “Veteran” Jatim
Penelitian Bab II Tinjauan Pustaka
Hasil analisa serat bagas atau ampas tebu yang kami gunakan seperti dalam tabel berikut:
Kandungan Kadar
Selulosa 16,613
Lignin 1,613
Pentosan 14,078
Kadar Air 13,248
Sumber: laboratorium instrumentasi FTI UPN”VETERAN”JATIM
Pada umumnya, pabrik gula di Indonesia memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan, setelah ampas tebu
tersebut mengalami pengeringan. Disamping untuk bahan bakar, ampas tebu juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas,
particleboard, fibreboard, dan lain-lain Indriani dan Sumiarsih, 1992. Ampas tebu juga mengandung polisakarida yang dapat dikonversi menjadi
produk atau senyawa kimia untuk mendukung proses produksi sektor industri lainnya. Salah satu polisakarida yang ada dalam ampas tebu ialah
pentosan, dengan presentasi sebesar 20 – 27. Kandungan pentosan yang cukup tinggi tersebut memungkinkan ampas tebu untuk diolah menjadi
furfural. Furfural memiliki aplikasi cukup luas dalam beberapa industri dan dapat disintesis menjadi turuna – turunannya seperti: furfuril alkohol,
furan, dan lain – lain. Kebutuhan furfural dan turunannya terus meningkat. Saat ini seluruh kebutuhan furfural dalam negeri diperoleh melalui impor.
Impor terbesar diperoleh dari China yang saat ini menguasai 72 pasar furfural didunia.