Menentukan Tebal Perkerasan Perencanaan dan Perhitungan Konstruksi Perkerasan

55 - HV : 1 + 0,12 15 x 223 = 1221 smphari 2 hari +  Total = 202512 smphari 2 hari

4.1.1. Menentukan Tebal Perkerasan

Penentuan angka ekivalen dihitung berdasarkan tabel angka ekivalen dengan setiap nilai golongan kendaraan sebagai berikut : 1. Kendaraan ringan 1 + 1 = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004 2. Kendaraan Bus 3 + 6 = 0,0183 + 0,2923 = 0,3106 3. Kendaraan Berat Menengah 5 + 8 = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648 4. Kendaraan Truck Trailer 6+20tandem = 0,2923 + 3,3100 = 3,6023 5. Kendaraan Truck 3 As 7+8+27 tandem = 0,5415+0,9238+12,600 =14,1509 Beban lalu lintas sesuai AASHTO 1993 dinyatakan dalam repetisi lintas sumbu standar selama umur rencana W 18 , dimana untuk menghitung besarnya repetisi beban lalu lintas selama umur rencana. W 18 = ∑ LHR i x E i x D A x D L x 365 x N ; Dimana : W 18 = repetisi beban lalu lintas selama umur rencana LHR = Lalu lintas harian rata – rata E = Angka ekivalen jenis kendaraan D A = faktor distribusu arah, untuk satu arah = 1 D L = faktor distribusi lajur, untuk kendaraan ringan = 0,3 kendaraan berat = 0,45 N = faktor umur rencana 56 W 18 LV = 34347 x 0,0004 x 0,5 x 0,3 x 365 x 15 = 11315 W 18 MHV = 11199 x 0,3106 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 4284966 W 18 LB = 476 x 1,0648 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 624369 W 18 LT = 701 x 14,1509 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 12219930 W 18 HV = 1221 x 3,6023 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 5418289 W 18 MC = 154568 x 0,0002 x 0,5 x 0,3 x 365 x 15 = 25185 Jadi total W 18 = 22584054 1. Mencari harga SN Structural Number Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam mencari SN adalah : - Tingkat realibilitas R yang digunakan 90, maka Fr = 3,77 dan untuk So = 0,45 sesuai dengan AASHTO. - Nilai modulus material lapisan perkerasan yang direncanakan dalah sebagai berikut : - Modulus elastisitas aspal beton E AC = 400000 psi - Pada pondasi atas menggunakan CBR 80 M R base = 1500 x 80 = 120000 psi - Pada pondasi bawah menggunakan bahan sirtu dengan CBR 50 M R sub base = 1500 x 50 = 75000 psi - Pada tanah dasar yang diperoleh M R sub grade = 1500 x 3,5 = 5250 psi 2. AASHTO menentukan nilai ‘terminal serviceability’ pt terendah yang bisa ditoleransi, pada akhir periode penghamparan ulang : - Untuk jalan arteri : pt = 2,5 - Sedangkan untuk jalan lalu lintas lebih rendah = 2,0 57 Cara mencari harga SN sebenarnya untuk tabel perkerasan adalah melalui tahap – tahap sebagai berikut ; - Ditetapkan dahulu harga SN, kemudian dengan faktor ekivalen AASHTO disesuaikan dengan kendaraan, jumlah gandar, dan pt dicari harga E yang sesuai dengan gansar . - Kemudian dihitung sampai didapatkan perkiraan jumlah gandar selama umur rencana W 18 . - Dengan menggunakan nomogram AASHTO dicari harga SN sebenarnya yaitu dengan memasukkan faktor – faktor yang telah ditentukan. - Apabila harga SN yang dicari dengan nomogram tidak mendekati dengan harga SN asumsi akan kembali ke tahap permulaan yaitu dengan mengasumsikan SN baru. - Dengan tahap- tahap diatas dicari dengan harga SN yang sebenarnya, begitu seterusnya sampai harga SN asumsi sama atau mendekati harga SN sebenarnya. Dari tahapan – tahapan diatas diperoleh hasil sebagai berikut ; 1. Untuk lapisan pondasi bawah. Ditetapkan pt = 2,5 ; SN = 6 dilihat dari tabel lampiran 1 dan angka ekivalen beban sumbu E masing – masing jenis kendaraan dicari dengan cara sebagai berikut :  Kendaraan ringan 1 + 1 = 0,0003 + 0,0003 = 0,0006  Kendaraan Bus 3 + 6 = 0,035 + 0,25 = 0,285  Kendaraan Berat Menengah 5 + 8 = 0,12 + 0,93 = 1,05  Kendaraan Truck Trailer 6+20tandem = 0,25 + 2,170 = 2,42 58  Kendaraan Truck 3 As 7+8+27 tandem = 0,5415+0,93+12,000 =13,4715 Dari angka ekivalen diatas, kemudian dihitung lintas ekivalen kumulatif pada jalur rencana W 18 dengan menggunakan rumus AASHTO 1993 : W 18 = ∑ LHR i x E i x D A x D L x 365 x N ; W 18 LV = 34347 x 0,0006 x 0,5 x 0,3 x 365 x 15 = 16924 W 18 MHV = 11199 x 0,285 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 3931794 W 18 LB = 476 x 1,05 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 615691 W 18 LT = 701 x 13,4715 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 11633238 W 18 HV = 1221 x 2,42 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 3685092 W 18 MC = 154568 x 0,0003 x 0,5 x 0,3 x 365 x 15 = 380817 Jadi total W 18 = 20263556 Dari beberapa perhitungan dengan nilai M R untuk lapisan pondasi bawah : 1500 x 3,5 = 5250 psi. Maka didapatkan dengan SN asumsi = 6 maka SN 3 sebenarnya 6,75 2. Untuk lapisan pondasi atas Ditetapkan pt = 2,5 ; SN = 5 dilihat dari tabel lampiran 1 dan angka ekivalen beban sumbu E masing – masing jenis kendaraan dicari dengan cara sebagai berikut :  Kendaraan ringan 1 + 1 = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004  Kendaraan Bus 3 + 6 = 0,0016 + 0,24 = 0,2416  Kendaraan Berat Menengah 5 + 8 = 0,12 + 0,95 = 1,07  Kendaraan Truck Trailer 6+20tandem = 0,24 + 3,100 = 3,34 59  Kendaraan Truck 3 As 7+8+27 tandem = 0,585+0,95+11,900 =13,435 Dari angka ekivalen diatas, kemudian dihitung lintas ekivalen kumulatif pada jalur rencana W 18 dengan menggunakan rumus AASHTO 1993 : W 18 = ∑ LHR i x E i x D A x D L x 365 x N ; W 18 LV = 34347 x 0,0004 x 0,5 x 0,3 x 365 x 15 = 11283 W 18 MHV = 11199 x 0,2416 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 3333058 W 18 LB = 476 x 1,07 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 627419 W 18 LT = 701 x 13,435 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 11601719 W 18 HV = 1221 x 3,34 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 5023759 W 18 MC = 154568 x 0,0002 x 0,5 x 0,3 x 365 x 15 = 25185 Jadi total W 18 = 17292699 Dari beberapa perhitungan dengan nilai M R untuk lapisan pondasi bawah : 1500 x 50 = 75000 psi. Maka didapatkan dengan SN asumsi = 5 maka SN 2 sebenarnya 5,5. 3. Untuk lapisan permukaan Ditetapkan pt = 2,5 ; SN = 3 dilihat dari tabel lampiran 1 dan angka ekivalen beban sumbu E masing – masing jenis kendaraan dicari dengan cara sebagai berikut :  Kendaraan ringan 1 + 1 = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004  Kendaraan Bus 3 + 6 = 0,014 + 0,022 = 0,036  Kendaraan Berat Menengah 5 + 8 = 0,01 + 0,97 = 0,98  Kendaraan Truck Trailer 6+20tandem = 0,022 + 3,3250 = 3,347 60  Kendaraan Truck 3 As 7+8+27 tandem = 0,5415+0,9238+12,000 =13,4653 Dari angka ekivalen diatas, kemudian dihitung lintas ekivalen kumulatif pada jalur rencana W 18 dengan menggunakan rumus AASHTO 1993 : W 18 = ∑ LHR i x E i x D A x D L x 365 x N ; W 18 LV = 34347 x 0,0004 x 0,5 x 0,3 x 365 x 15 = 11283 W 18 MHV = 11199 x 0,036 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 496648 W 18 LB = 476 x 0,98 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 574645 W 18 LT = 701 x 13,4653 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 11627884 W 18 HV = 1221 x 3,347 x 0,5 x 0,45 x 365 x 15 = 50344288 W 18 MC = 154568 x 0,0002 x 0,5 x 0,3 x 365 x 15 = 25185 Jadi total W 18 = 63079933 Dari beberapa perhitungan dengan nilai M R untuk lapisan pondasi bawah : 1500 x 80 = 120000 psi. Maka didapatkan dengan SN asumsi = 3 maka SN 1 sebenarnya 3,5. Dari hasil perhitungan dengan cara coba – coba perhitungan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut ;  ITP SN 1 untuk lapisan permukaan = 3,5  ITP SN 2 untuk lapisan pondasi atas = 5,5  ITP SN 3 untuk lapisan pondasi bawah = 6,75 61 4.1.2. Perhitungan Tebal Perkerasan Dari karakteristik material yang digunakan maka dapat diperoleh koefisien lapisan a yaitu : - Lapisan permukaan Laston MS 744 a 1 = 0,40 - Lapisan pondasi atas, batu pecah kelas A a 2 = 0,14 - Lapisan pondasi bawah, sirtu pirtu kelas A a 3 = 0,13 Sedangkan kualitas drainase yang dipergunakan adalah baik sekali, maka didapatkan koefisien drainase m = 1,35 – 1,30 . Jadi perhitungan tebal perkerasan adalah sebagai berikut :  Tebal perkerasan permukaan D 1 = 10 cm D 1  SN 1 a 1 10  3,5 0,4 10  8,75 ....ok SN 1 = a 1 x D 1  SN 1 SN 1 = 0,40 x 10  3,5 SN 1 = 4  3,5 ....ok  Tebal lapisan pondasi atas D 2 = 15 cm D 2  SN 2 – SN 1 a 2 x m 2 15  5,5 – 4 0,14 x 1,30 15  8,24 ....ok SN 2 = a 2 x m 2 x D 2 SN 2 = 0,14 x 1,30 x 15 SN 2 = 2,73 SN 1 + SN 2  SN 2 4 + 2,73  5,5 6,73  5,5 .... ok  Tebal lapisan pondasi bawah D 3 = 25 cm D 3 SN 3 – SN 1 + SN 2 a 3 x m 3 25  6,75 – 4 + 2,73 0,13 x 1,30 25  0,85 ... ok Dari hasil perhitungan di atas maka didapat susunan perkerasan jalan seperti gambar di bawah ini : 10 cm lapisan permukaan LASTON MS 744 15 cm lapisan pondasi atas, batu pecah kelas A 25 cm lapisan pondasi bawah, sirtu kelas C CBR tanah dasar 3.5 Gambar 4.2 Susunan Lapisan Perkerasan pada Umur Rencana 15 Tahun 62 63

4.2. Perhitungan Alinyemen Horisontal

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA 3+450 - STA 10+520) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN.

0 1 146

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG.

17 57 134

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS JALAN KALIANAK STA 0+000 – 5+350 SURABAYA.

6 11 73

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR – SRENGAT STA 3+450 SAMPAI STA 10+350 DENGAN METODE AASHTO TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana (Strata-1) Program Studi Teknik Sipil

0 0 21

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS JALAN KALIANAK STA 0+000 – 5+350 SURABAYA TUGAS AKHIR - PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL

0 1 13

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 – 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TUGAS AKHIR - PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENA

0 0 19

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA 3+450 - STA 10+520) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana (Strata-1) Program Studi Teknik Sipil

0 0 14

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN AGROPOLITAN CENTER – REMAYU KECAMATAN MUARA BELITI STA 0+000 - STA 8+500

0 0 18

PENINGKATAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN PENINGGALAN-BATAS JAMBI PROVINSI SUMATERA SELATAN STA 4+450 - STA 10+319

0 0 18

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN SP. RAMBUTAN – TULUNG SELAPAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN (STA 9+450–STA 14+580,4) - POLSRI REPOSITORY

0 0 18