Disamping itu masih terdapat yang perlu diperhatikan : 1.
Perkerasan harus cukup kuat memikul beban kendaraan yang melintasi diatasnya.
2. Mampu menahan gaya dan rem dari roda kendaraan.
3. Tahan terhadap pengaruh cuaca.
2.2.1. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Dengan Metode AASHTO
Metode perencanaan tebal perkerasan lentur AASHTO The American Association of State Highway and Transpotation Officials
berkembang semenjak dimulainya pengujian lapangan yang dilaksanakan di Ottawa, Negara bagian Illinois. Perkembangan metode berkelanjutan sesuai
dengan hasil pengamatan, pengalaman dan penelitian yang diperoleh. Adapun faktor – faktor yang disyaratkan dalam perencanaan perkerasan dengan
metode AASHTO adalah sebagai berikut : 1.
Lalu lintas 2.
Reabilitas dan simpangan baku 3.
Kondisi lingkungan kekuatan tanah dasar 4.
Drainase
2.2.2. Persamaan Dasar
Persamaan dasar yang digunakan AASHTO 1986 untuk perencanaan perkerasan lentur adalah sebagai berikut:
9
07 ,
8 log
32 ,
2 1
. 2
........ ..........
1 1094
40 ,
5 ,
1 2
, 4
log 20
, 1
log 36
, 9
18
19 ,
5
Mr
ITP IP
ITP ZrSo
LogW
Dimana : W18 : Kumulatif beban gandar standar selama umur rencana
Zr : Simpangan baku So : Gabungan kesalahan baku dari perkiraan beban lalu lintas dan
kinerja perkerasan ITP : indeks tebal perkerasan
∆IP : selisih indeks permukaan awal dan akhir = IPo – Ipt
Mr : Modulus resilien tanah dasar psi.
2.2.3. Lalu lintas
Untuk menyatakan beban gandar yang bervariasi ke dalam bentuk satu parameter perencanaan maka diperlukan suatu faktor ekivalen beban gandar.
Faktor - faktor ekivalen beban mewakili perbandingan jumlah pengulangan berbagai beban gandar dan susunan gandar single, tandem, midem
diperlukan untuk maksud pengurangan yang sama dalam Indeks Permukaan ∆ sebagai suatu penerapan dan beban gandar tunggal 18 kips. Faktor - faktor
ekivalen ditunjukkan dalam lampiran untuk susunan gandar single, tandem dan tandem, serta harga pt sama dengan 2,0 ; 2,5.
10
Untuk memperoleh jumlah kumulatif pembebanan lalu lintas dua arah pada akhir kondisi rencana selama periode analisa digunakan rumus sebagai
berikut : AE18KSAL = 365 . LHRi . Ei . Ci . 1+a
n’
. [1+a
n
-1i] ...................... 2.2 Dimana :
AE18KSAL = Lintas ekivalen kumulatif pada lajur rencana LHRi = Jumlah kendaraan untuk jenis tertentu I misalkan
jenis bus,dinyatakan dalam kendaraan hari 2 arah pada tahun perhitungan volume lalu lintas
Ei = Angka ekivalen beban sumbu untuk jenis kendaraan Ci = Koefisien distribusi kendaraan pada lajur rencana
a = Faktor pertumbuhan lalu lintas tahunan dan perhitungan volume lalu lintas dilakukan sampai saat
jalan tersebut dibuka. i
= Faktor pertumbuhan lalu lintas dan jalan tersebut dibuka sampai pada tahun periode analisa.
n’ = Jumlah tahun dan saat diadakan perhitungan volume lalu lintas sampai jalan tersebut dibuka.
n = Jumlah tahun periode analisa.
11
2.2.4. Faktor Drainase