2.2.4. Faktor Drainase
Sistem drainase dan jalan sangat mempengaruhi kinerja jalan tersebut. Tingkat kecepatan pengeringan air yang jatuh terdapat pada konstruksi jalan
raya bersama-sama dengan beban lalu Iintas dan kondisi permukaan jalan sangat mempengaruhi umur pelayanan jalan. AASHTO ’86 membagi kualitas
drainase ini menjadi 5 tingkat.
Tabel.2.4. Kualitas Drainase AASHTO 1986
Kualitas Drainase Waktu yang dibutuhkan untuk mengerikan air
Baik sekali 2 jam
Baik 1 hari
Cukup 1 minggu
Buruk 1 bulan
Buruk sekali Air tak mungkin dikeringkan
Sumber : Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur, Silvia Sukirman hal 131
Berdasarkan kualitas dari drainase pada lokasi jalan tersebut maka dapat ditentukan koefisien drainase dari lapisan perkerasan lentur. AASHTO ’86
memberikan daftar koefisien drainase
Tabel.2.5. Koefisien Drainase AASHTO ‘86
Kualitas drainase Persentase waktu perkerasan dalam keadaan lembab -
jenuh 1
1 ₋ 5 5 ₋2 5
25 Baik sekali
1,40-1,35 1,35-1,30
1,30-1,20 1,20
Baik 1,35-1,25 1,25-1,15
1,15-1,00 1,00
Cukup 1,25-1.15 1,15-1,05
1,00-1,80 0,80
Buruk 1,15-1,05 1,05-0,80
0,80-0,60 0,60
Buruk sekali 1,05-0,95
0,95-0,75 0,75-0,40
0,40 Sumber: Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur Silvia Sukirman hal 132
12
2.2.5. Indeks Tebal Perkerasan
Ada beberapa langkah dalam penentuan tebal perkerasan sebagai berikut:
1. Tentukan ITP dengan menggunakan nomogram. dengan data :
AE18KSAL, R, So, M
R
, ∆IP.
2. Tentukan ITP akibat swellihg dengan memperkirakan umur kinerja
jalan dengan cara trial and error sebagai berikut : a.
Perkirakan umur kinerja jalan akibat beban lalu lintas dan pengembangan a tahun umur kinerja jalan maximum.
b. Tentukan besarnya
∆lP swell selama a tahun dengan grafik. c.
Tentukan penurunan IP = IPo — IPt - ∆lP.
d. Tentukan AE18KSAL dengan nomogram dan parameter yang
sama kecuali ∆IP dengan catatan nilainya AE18KSAL mendekati
dengan AE18KSAL yang dihitung melalui pembebanan dan angka ekivalen pada perhitungan awal.
3. Pilih jenis lapisan perkerasan yang akan digunakan lalu tentukan
besarnya koefisien relatif dengan grafik koefisien lapisan permukaan, grafik. koefisien lapisan base, grafik untuk koefisien lapisan subbase
dan modulus resilient dan lapis permukaan, lapis pondasi atas, lapis pondasi bawah.
4. Tentukan tebal masing- masing lapisan dengan rumus sebagai berikut:
13
L A P . P O N D A S I A T A S L A P . P E R M U K A A N
L A P . P O N D A S I B A W A H T A N A H D A S A R
I T P 3 I T P 2
I T P 1
Gambar 2.1. Tebal Lapisan Perkerasan
Persamaan dasar untuk menentukan ketebalan perkerasan : ITP = a
1
. D
1
+ a
2
. D
2
. m
2
+ a
3
. D
3
. m
3
..................................................... 2.3
Di , a , a
, D , D
3
m
2,
m
3
inimum yang ditentukan oleh AASHTO 1986 ditentukan sebagai berikut :
Tabel 2.6. Ketebalan Minimum
L Beton Aspal
Agregat mana :
a
1 2
3
: koefisien lapisan permukaan, base, subbase D
1 2
: tebal lapisan permukaan, base, subbase : koefisien drainase base, subbase ditentukan sesuai tabel.
Untuk ketebalan m
alu lintas, ESALS 50000
1,0 4,0
50001 - 150000 2,0
4,0 150001 - 500000
2,5 4,0
500001 - 2000000 3,0
6,0 2000001 - 7000000
3,5 6,0
7000000 4,0
6,0
Sumber : Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur Silvia Sukirman hal. 139
14
Untuk urutan perhitungan coba – coba tebal perkerasan permukaan, base, sub- base.
D
1
ITP a
1
............................................................................................ 2.4 ITP
1
= a
1
D
1
ITP
1
................................................................................. 2.5
2.6 ITP + ITP
ITP
1
............................................................................... 2.7 D
[ ITP
3
– ITP
1
+ ITP
2
] a
3
.m
3
.......................................... 2.8 Dimana :
D dan ITP adalah nilai yang sebenarnya digunakan.
2.3. Alinyemen Horisontal