32
Tabel 6. Hasil analisis spektrum
1
H NMR sampel B
No. δ ppm
ΣH Multiplisitas
1. 1,63
2 m
2. 1,72
4 t
3. 1,84
2 m
4. 2,36
2 m
5. 2,82
2 t
6. 2,92
2 t
7. 3,80
3,81 6
s 8.
3,85 3
s 9.
6,86 2
d 10.
6,95 4
d 11.
7,11 2
d 12.
7,47 4
d 13.
7,24 1
s 14.
7,76 1
s
B. Pembahasan
1. Identifikasi Hasil Sintesis 2-4-metoksibenzilidensikloheksanon
a. Identifikasi Senyawa Hasil Sintesis dengan KLT dan KLT Scanner
Identifikasi senyawa hasil sintesis dengan kromatografi lapis tipis KLT bertujuan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam hasil
sintesis. Identifikasi ini dilakukan dengan menotolkan sampel dengan jarak 1 cm antar totolannya pada suatu plat silika yang telah diberi tanda batas atas dan batas
bawah. Eluen yang digunakan dipilih secara trial and error dengan memperhatikan tingkat polaritas serendah mungkin untuk mengurangi serapan setiap komponen,
sehingga sampel akan lebih terikat pada fasa diam daripada fasa geraknya. Pada penelitian ini, eluen yang digunakan adalah kloroform:n-heksana 3:2. Sampel
yang telah ditotolkan pada plat KLT dielusi dalam chamber yang berisi eluen tersebut.
33 Berdasarkan identifikasi hasil KLT scanner terdapat satu puncak dominan
pada rasio mol 1:1 sedangkan pada perbandingan lain 1:2, 1:4, 1:6 dan 1:8 muncul lebih dari satu puncak. Yuliyani 2016 mengidentifikasi senyawa hasil sintesis
reaksi kondensasi
aldol silang
yaitu benzilidensikloheksanon
dan dibenzilidensikloheksanon berdasarkan pola puncak kromatogram yang
bersebelahan. Senyawa tersebut teridentifikasi berdasarkan perbedaan polaritas keduanya sehingga dilakukan pengelompokan Rf mejadi dua. Senyawa
benzilidensikloheksanon merupakan senyawa yang lebih polar dibandingkan senyawa dibenzilidensikloheksanon sehingga Rf benzilidensikloheksanon akan
lebih rendah bila dibandingkan senyawa dibenzilidensikloheksanon. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengelompokan produk
menjadi produk I dan produk II. Pengelompokan dilakukan berdasarkan nilai Rf yang bersebelahan. Produk I memiliki nilai Rf 0,65-0,78 sedangkan produk II
memiliki nilai Rf 0,57-0,68. Berdasarkan pengelompokan tersebut, produk I memiliki nilai Rf yang lebih tinggi dibandingkan nilai Rf produk II, sehingga produk
I bersifat lebih non polar daripada produk II. Berdasarkan hasil KLT scanner, produk I memiliki pola puncak kromatogram
yang hampir
sama dengan
senyawa pembanding
2,6-bis-4- metoksibenzilidensikloheksanon. Sedangkan produk II memiliki perbedaan.
Sehingga diperkirakan produk II merupakan senyawa target. Hasil ini masih perlu dianalisis lebih lanjut dengan spektroskopi IR dan
1
H NMR. Produk II dengan kadar tertinggi yaitu sampel B direkristalisasi untuk karakterisasi lebih lanjut.
34 Berdasarkan hasil KLT scanner sampel B pada Gambar 17 dan 18, setelah
direkristalisasi kadar produk II pada sampel B meningkat menjadi 83,81.
b. Identifikasi Senyawa Hasil Sintesis dengan Spektroskopi Inframerah IR
Berdasarkan spektrum IR senyawa hasil sintesis pada Gambar 19 dapat diidentifikasi bahwa terdapat serapan kuat pada daerah 2931,80 cm
-1
yang menunjukan adanya gugus C-H alkana. Serapan pada daerah 1597,06 cm
-1
dengan intensitas kuat yang merupakan serapan khas C=O karbonil. Menurut Silverstein et
al. 2005 umumnya serapan gugus C=O pada senyawa keton berada pada daerah sekitar 1715 cm
-1
tetapi berdasarkan hasil, daerah serapannya bergeser ke daerah serapan yang lebih rendah. Pergeseran tersebut dapat terjadi karena adanya
pengaruh lingkungan gugus C=O yang menyebabkan penurunan daerah serapan. Adanya konjugasi dengan sebuah ikatan C=C menyebabkan adanya pergeseran
daerah serapan lebih rendah panjang gelombang lebih panjang dan konjugasi lebih lanjut akan menghasilkan sedikit lagi penurunan daerah serapan. Serapan pada
daerah 1512,19 dan 1458,18 cm
-1
menunjukan adanya gugus C=C aromatik. Serapan pada daerah 1249,87 dan 1033,85 cm
-1
menunjukan adanya gugus C-O eter. Serapan pada daerah 833,25 cm
-1
menunjukan adanya aromatik tersubtitusi para.
Hasil karakterisasi tersebut menunjukan bahwa senyawa hasil sintesis dapat berupa
2-4-metoksibenzilidensikloheksanon ataupun
2,6-bis-4-metoksi- benzilidensikloheksanon. Hal ini disebabkan gugus fungsi yang dimiliki kedua
senyawa sama. Dengan demikian perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut menggunakan spektroskopi
1
H NMR.
35 c.
Identifikasi Senyawa Hasil Sintesis dengan Spektroskopi
1
H NMR. Berdasarkan spektrum
1
H NMR sampel B pada Tabel 6 diketahui bahwa muncul puncak-puncak serapan selain puncak-puncak senyawa target 2-4-
metoksibenzilidensikloheksanon sehingga diperkirakan senyawa hasil sintesis masih berupa senyawa campuran. Senyawa lain yang teridentifikasi diperkirakan
adalah hasil samping berupa senyawa 2,6-bis-4-metoksibenzilidensikloheksanon. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya serapan khas dari proton metoksi -OCH
3
yang muncul lebih dari satu puncak serta puncak-puncak lain yang mendukung. Selain itu muncul puncak-puncak kecil pada daerah sekitar 1 ppm yang
diperkirakan adanya sisa bahan sikloheksanon atau hasil reaksi self-aldol condensation antar sikloheksanon dalam suasana basa. Puncak-puncak serapan dari
sikloheksanon tersebut merupakan puncak multiplet yang saling tumpang tindih dikarenakan adanya proton dengan lingkungan yang tidak jauh berbeda satu sama
lain. Berikut ini adalah kode posisi proton senyawa target 2-4-metoksi-
benzilidensikloheksanon disajikan pada Gambar 21 berikut.
O
O H
3
C H
a b
c d
e f
f g
g h
Gambar 21. Kode posisi proton senyawa target 2-4-metoksibenzilidensikloheksanon
36 Estimasi spektrum
1
H NMR senyawa target dapat dibuat menggunakan software chemdraw. Spektrum tersebut dapat digunakan sebagai referensi daerah-
daerah serapan yang muncul untuk memudahkan karakterisasi senyawa. Berikut adalah estimasi spektrum
1
H NMR senyawa target dengan software chemdraw yang disajikan pada Gambar 22 dan 23 berikut.
O
O H
3
C H
6.72
6.72 7.19
7.19
1.96 1.33
1.40 2.94
3.73 7.26
Gambar 22. Perkiraan daerah serapan proton senyawa 2-4-metoksibenzilidensikloheksanon menggunakan
software chemdraw
Gambar 23. Perkiraan spektrum
1
H NMR proton senyawa 2-4-metoksibenzilidensikloheksanon
software chemdraw
Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi senyawa target 2-4-metoksi- benzilidensikloheksanon. Data spektrum
1
H NMR yang disajikan pada Tabel 7 berikut.
37
Tabel 7. Hasil analisis spektrum
1
H NMR senyawa target pada sampel B
Kode Chemdraw
Target ΣH
Multiplisitas Perkiraan
proton δ ppm
δ ppm a
1,96 2,82
2 t
-CH
2
- b
1,33 1,84
2 m
c 1,40
2,36 2
m d
2,94 2,92
2 t
e 7,26
7,76 1
s CH alkena
f, f’ 7,19
7,11 2
d CH
aromatik g, g’
6,72 6,86
2 d
h 3,72
3,85 3
s -OCH
3
Kode posisi proton senyawa hasil samping 2,6-bis-4-metoksibenziliden- sikloheksanon disajikan pada Gambar 24 berikut.
O H
3
C O
CH
3
O
a b
c d
e
d e
f c
d e
d e
f b
Gambar 24. Kode posisi proton senyawa hasil samping 2,6-bis-4-metoksibenzilidensikloheksanon
Berikut adalah estimasi spektrum
1
H NMR senyawa hasil samping 2,6-bis- 4-metoksibenzilidensikloheksanon dengan software chemdraw yang disajikan
pada Gambar 25 dan 26 berikut.
O
O CH
3
O H
3
C H
H 6.72
6.72 7.19
7.19
1.96 1.37
1.96 7.19 6.72
6.72 7.19
3.73 3.73
7.38 7.38
Gambar 25. Perkiraan daerah serapan proton senyawa 2,6-bis-4-metoksibenzilidensikloheksanon
menggunakan software chemdraw
38
Gambar 26. Perkiraan spektrum
1
H NMR proton senyawa 2,6-bis-4- metoksibenzilidensikloheksanon
software chemdraw
Hasil karakterisasi puncak-puncak yang muncul pada spektrum
1
H NMR selain puncak-puncak senyawa target diperkirakan adalah senyawa hasil samping
yaitu 2,6-bis-4-metoksibenzilidensikloheksanon. Karakterisasi disajikan pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Hasil analisis spektrum
1
H NMR senyawa hasil samping pada sampel B
Kode Chemdraw
Target ΣH
Multiplisitas Perkiraan
proton δ ppm
δ ppm a
1,37 1,63
2 m
-CH
2
- b
1,96 1,72
4 t
c 7,38
7,24 2
s CH alkena
d, d 7,19
7,47 4
d CH
aromatik e, e
6,72 6,95
4 d
f 3,73
3,80 3,81
6 s
-OCH
3
Berdasarkan karakterisasi data spektrum
1
H NMR di atas, diperkirakan senyawa hasil sintesis merupakan senyawa campuran antara senyawa target 2-4-
metoksibenzilidensikloheksanon, senyawa hasil samping 2,6-bis-4-metoksi-
39 benzilidensikloheksanon dan sisa bahan sikloheksanon. Perkiraan ini diperkuat
dengan munculnya puncak-puncak senyawa target 2-4-metoksibenziliden- sikloheksanon yang menunjukan adanya 8 jenis proton dan selain senyawa target
yang teridentifikasi sebagai senyawa hasil samping senyawa 2,6-bis-4- metoksibenzilidensikloheksanon dengan 6 jenis proton. Perkiraan adanya puncak
sikloheksanon atau hasil dari reaksi self aldol condensation yang muncul diperkirakan karena pada penelitian ini jumlah sikloheksanon yang digunakan
berlebih sehingga produk sintesis masih terdapat sisa bahan sikloheksanon.
2. Reaksi Kondensasi Claissen Schmidt antara 4-Metoksibenzaldehida