Katalis Natrium Hidroksida NaOH Kondensasi Aldol Silang

10

3. Katalis Natrium Hidroksida NaOH

Natrium hidroksida atau soda kaustik merupakan senyawa basa kuat berbentuk padatan berwarna putih, mudah larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Menurut Material Safety Data Sheet MSDS natrium hidroksida memiliki titik didih 1388°C dan titik leleh 323 C. Dalam penelitian ini NaOH berperan sebagai katalis basa homogen, dimana katalis tersebut mempunyai fasa yang sama dengan reaktan dalam reaksi kondensasi aldol silang dari sintesis senyawa 2-4-metoksibenzilidensiklo- heksanon. Ion enolat dapat terbentuk jika suatu senyawa aldehida atau keton memiliki atom Hα dan terjadi dalam suasana basa. Katalis basa tersebut digunakan untuk meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi.

4. Kondensasi Aldol Silang

Suatu senyawa karbonil dapat bertindak sebagai neuklofil apabila memiliki atom hidrogen α. Neuklofil yang biasanya terlibat dalam kondensasi aldol adalah enol dan enolat. Terdapat dua mekanisme reaksi kondensasi aldol silang yang didasarkan pada katalis yang digunakan. Apabila reaksi menggunakan katalis asam maka reaksi melalui mekanisme enol. Apabila reaksi menggunakan katalis basa maka reaksi melalui mekanisme enolat. Ion enolat jauh lebih reaktif dibandingkan enol karena ion enolat membawa penuh muatan negatif. Sehingga membuat ion enolat lebih neuklofilik dibandingkan enol Bruice, 2007:857. 11 C C OH H H R C C H H O R C C H H O R enol enolat Gambar 4. Struktur enol dan enolat Pada reaksi kondensasi aldol silang akan lebih efektif jika hanya ada satu reaktan yang dapat membentuk ion enolat sehingga senyawa lain akan bereaksi dengan ion enolat tersebut. Jika hanya salah satu reaktan yang memiliki hidrogen α, maka hanya terbentuk satu ion enolat dalam larutan. Sehingga, jika ada reaktan lain berupa senyawa karbonil, ion enolat akan menyerang senyawa karbonil tersebut membentuk produk berupa senyawa aldol. Kemudian, hasil reaksi kondensasi aldol silang berupa senyawa aldol tersebut akan mengalami dehidrasi menghasilkan senyawa keton tak jen uh α,β Wade, 2010. Handayani 2009 menjelaskan mekanisme reaksi pada sintesis benzalaseton dan dibenzalaseton. Pada sintesis benzalaseton hanya terjadi satu tahap reaksi kondensasi aldol silang dengan rasio reaktan aseton:benzaldehida 1:1. Sedangkan pada sintesis dibenzalaseton mengalami dua tahap reaksi dengan rasio reaktan aseton:benzaldehida 2:1. Pembentukan dibenzalaseton terjadi karena benzalaseton hasil reaksi tahap pertama masih memiliki Hα dapat bertindak sebagai neuklofil yang akan menyerang satu bagian benzaldehida. Mekanisme reaksi yang terjadi menggunakan katalis basa yaitu ion hidroksida disajikan pada Gambar 5 sebagai berikut. 12 a. Pembentukan enolat H 3 C C O CH 2 H OH H 3 C C O CH 2 H 3 C C O CH 2 b. Serangan neuklofil C O CH 2 H 3 C C O H 2 C C H O C O H H 3 C c. Pembentukan aldol dilanjutkan dehidrasi H 3 C C O H 2 C C H O H H 3 C C O C H C H OH -H 2 O H 3 C C O C H C H H benzalaseton Gambar 5. Mekanisme reaksi kondensasi aldol silang benzalaseton dengan katalis basa Benzalaseton yang terbentuk pada tahap pertama reaksi masih memiliki Hα akan bertindak sebagai neuklofil yang selanjutnya pada tahap kedua akan bereaksi dengan satu bagian benzaldehida untuk membentuk senyawa dibenzalaseton. 13 Mekanisme reaksi sintesis dibenzalaseton dengan katalis basa disajikan pada Gambar 6 berikut. a. Pembentukan enolat C H C H C O CH 2 H OH C H C H C O CH 2 C H C H C O CH 2 enolat b. Serangan neuklofil C H C H C O CH 2 H C O C H C H C O H 2 C C H O c. Pembentukan aldol dilanjutkan dehidrasi C H C H C O H 2 C C H O H C H C H C O C H C H OH -H 2 O C H C H C O C H C H H dibenzalaseton Gambar 6. Mekanisme reaksi kondensasi aldol silang dibenzalaseton dengan katalis basa 14

5. Kromatografi Lapis Tipis KLT

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

Glucose Oleic Acid Synthesis using Microwave- Assisted Organic Synthesis (MAOS) Method

1 6 29

KONDENSASI ALDOL YANG RAMAH LINGKUNGAN ANTARA SIKLOHEKSANON DENGAN TURUNAN BENZALDEHIDA MENGGUNAKAN METODE MICROWAVE ASSIST ORGANIC SYNTHESIS (MAOS).

0 2 1

PENGARUH VARIASI RASIO MOL SIKLOHEKSANON-BENZALDEHIDA PADA SINTESIS BENZILIDINSIKLOHEKSANON.

0 0 10

Pengaruh Variasi Rasio Mol sikloheksanon-Benzaldehida pada Sintesis Benzilidinsikloheksanon.

0 0 86

PENGARUH NATRIUM HIDROKSIDA PADA SINTESIS 2,6-BIS-(4'-METOKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON MELALUI REAKSI CLAISEN-SCHMID.

0 1 13

OPTIMASI MOL NATRIUM HIDROKSIDA PADA SINTESIS 2,6-BIS-(3',4'-DIMETOKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON MELALUI REAKSI CLAISEN-SCHMIDT.

0 0 1

PENGARUH VARIASI RASIO MOL SINAMALDEHIDA-ASETON PADA SINTESIS 6-FENIL-3,5-HEKSADIEN-2-ON MENGGUNAKAN METODE MAOS (Microwave Assist Organic Synthesis.

0 0 1

PENGARUH GUGUS HIDROKSI DAN METOKSI PADA 4- HIDROKSI-3-METOKSIBENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS N’-(4-HIDROKSI-3-METOKSIBENZILIDEN) ISONICOTINOHIDRAZIDA DENGAN METODE IRADIASI GELOMBANG MIKRO

0 0 17

PENGARUH GUGUS METOKSI PADA SENYAWA 4- METOKSIBENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS SENYAWA N’- (4-METOKSIBENZILIDENE)-4-HIDROKSIBENZOHIDRAZIDA DENGAN METODE IRADIASI GELOMBANG MIKRO

0 0 19