Spektroskopi Inframerah IR Spektroskopi Resonansi Magnet Inti

15 Identifikasi senyawa organik dapat ditentukan dengan harga Rf Retardation factor. Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan dengan Rf . Harga Rf pada KLT didefinisikan sebagai berikut. Rf = Jarak yang ditempuh senyawa dari titik asal Jarak yang ditempuh pelarut dari titik asal Beberapa hal yang dapat mempengaruhi nilai Rf antara lain adalah ketebalan lapisan plat, kejenuhan chamber, kelembaban udara, campuran pelarut, dan sebagainya Stahl, 1969. Harga R f untuk senyawa murni dapat dibandingkan harga standard Sastrohamidjojo, 2007. Jarak yang telah ditempuh fase gerak dapat diukur dengan mudah, sedangkan jarak tempuh senyawa diukur pada pusat bercak, jika noda tidak tampak dapat dilihat dengan lampu UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm.

6. Spektroskopi Inframerah IR

Suatu cuplikan senyawa organik bila dilewatkan sinar inframerah, maka sejumlah frekuensi akan diserap, sedangkan frekuensi lain diteruskan ditransmisikan. Sinar inframerah berada pada panjang gelombang sekitar 1-100 µm, dimana daerah 0,7-2,5 µm merupakan inframerah dekat dan daerah 14,3-50 µm merupakan inframerah jauh. Identifikasi gugus-gugus fungsional dalam suatu molekul senyawa organik dapat dilakukan menggunakan spektroskopi inframerah IR Spectroscopy. Daerah yang paling berguna untuk mengidentifikasi suatu struktur senyawa organik adalah pada daerah 2,5-15 µm Atun, 2016. 16 Energi pada puncak-puncak yang muncul dalam spektrum absorbsi sebanding dengan frekuensi vibrasi dari suatu bagian dalam molekul sampel. Radiasi inframerah yang digunakan untuk analisis pada rentang bilangan gelombang antara 4000-679 cm -1 . Hanya pada frekuensi tertentu suatu molekul dapat menyerap radiasi inframerah. Pada proses absorbsi, frekuensi inframerah yang sesuai dengan frekuensi vibrasi suatu molekul akan diserap dan energi yang diserap akan meningkatkan jumlah vibrasi ikatan molekul tersebut. Namun, tidak semua ikatan dapat menyerap energi radiasi inframerah walaupun frekuensi radiasinya sesuai dengan frekuensi vibrasi ikatan tersebut Pavia et al, 2001: 14-15. Senyawa yang diinginkan dalam penelitian ini adalah 2-4-metoksi- benzilidensikloheksanon. Perkiraan gugus fungsi yang akan muncul dalam spektrum spektroskopi inframerah disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Perkiraan daerah serapan gugus fungsi dalam spektrum IR senyawa 2-4-metoksibenzilidensikloheksanon Gugus Fungsi Daerah serapan cm -1 Intensitas C=O keton 1725-1705 Kuat C=C alkena 1680-1600 Sedang-lemah C-H aromatik 3150-3050 Sedang-lemah C=C aromatik 1600 dan 1475 Sedang-lemah C-H alifatik didukung serapan –CH 2 - 3000-2800 1465 Kuat Sedang Aromatik tersubtitusi para 900-690 Kuat

7. Spektroskopi Resonansi Magnet Inti

1 H NMR Spektroskopi resonansi magnet inti NMR merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui tentang jumlah setiap tipe hidrogen dan sifat lingkungan dari setiap tipe atom hidrogen. Spektroskopi 1 H NMR memiliki prinsip dasar yaitu penyerapan gelombang radio oleh inti-inti tertentu dalam suatu molekul 17 organik, apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang kuat. Hal ini disebabkan karena proton dikelilingi oleh elektron-elektron dan menyebabkan adanya perbedaan lingkungan elektronik antara satu proton dengan proton lainnya Sastrohamidjojo, 2007. Suatu inti atom dalam keadaan ground state memiliki nilai spin tertentu yang akan menyerap radiasi elektromagnetik pada medan magnet eksternal yang kuat. Resonansi magnet inti dapat terjadi apabila inti yang searah dengan medan magnet eksternal yang mengabsorpsi radiasi elektromagnetik sehingga berubah arah spin- nya. Perubahan terjadi dari searah menjadi berlawanan arah dengan medan magnet eksternal. Hal ini menyebabkan elektron pada proton tersebut dapat terlindungi shielding atau tidak terlindungi deshielding dari medan magnet eksternal B o . Berdasarkan struktur 2-4-metoksibenzilidensikloheksanon, maka dapat diperkirakan puncak yang akan muncul dalam spektrum 1 H NMR disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Perkiraan daerah pergeseran δ dalam spektrum senyawa 2-4-metoksibenzilidensikloheksanon Jenis proton δ ppm Proton aromatik 6,5-8 Proton C=C alkena 5,0-6,5 Proton C-C alkana 1,0-2,0 Proton –OCH 3 3-4

8. Microwave Assisted Organic Synthesis MAOS

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

Glucose Oleic Acid Synthesis using Microwave- Assisted Organic Synthesis (MAOS) Method

1 6 29

KONDENSASI ALDOL YANG RAMAH LINGKUNGAN ANTARA SIKLOHEKSANON DENGAN TURUNAN BENZALDEHIDA MENGGUNAKAN METODE MICROWAVE ASSIST ORGANIC SYNTHESIS (MAOS).

0 2 1

PENGARUH VARIASI RASIO MOL SIKLOHEKSANON-BENZALDEHIDA PADA SINTESIS BENZILIDINSIKLOHEKSANON.

0 0 10

Pengaruh Variasi Rasio Mol sikloheksanon-Benzaldehida pada Sintesis Benzilidinsikloheksanon.

0 0 86

PENGARUH NATRIUM HIDROKSIDA PADA SINTESIS 2,6-BIS-(4'-METOKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON MELALUI REAKSI CLAISEN-SCHMID.

0 1 13

OPTIMASI MOL NATRIUM HIDROKSIDA PADA SINTESIS 2,6-BIS-(3',4'-DIMETOKSIBENZILIDIN)SIKLOHEKSANON MELALUI REAKSI CLAISEN-SCHMIDT.

0 0 1

PENGARUH VARIASI RASIO MOL SINAMALDEHIDA-ASETON PADA SINTESIS 6-FENIL-3,5-HEKSADIEN-2-ON MENGGUNAKAN METODE MAOS (Microwave Assist Organic Synthesis.

0 0 1

PENGARUH GUGUS HIDROKSI DAN METOKSI PADA 4- HIDROKSI-3-METOKSIBENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS N’-(4-HIDROKSI-3-METOKSIBENZILIDEN) ISONICOTINOHIDRAZIDA DENGAN METODE IRADIASI GELOMBANG MIKRO

0 0 17

PENGARUH GUGUS METOKSI PADA SENYAWA 4- METOKSIBENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS SENYAWA N’- (4-METOKSIBENZILIDENE)-4-HIDROKSIBENZOHIDRAZIDA DENGAN METODE IRADIASI GELOMBANG MIKRO

0 0 19