Pola Dasar Badan: Pola Dasar Lengan: Pola Dasar Rok:

6 garis dengan pensil ini dipertajam dengan pensil berwarna. Pensil bewarna merah untuk garis pola bagian muka dan pensil bewarna biru untuk garis pola bagian belakang. Garis bantu pola di pertajam dengan pulpen warna hitam.

f. Penghapus

Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang baik adalah yang berwarna hitam terbuat dari karet yang lemas, dengan menggunakan penghapus ini goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang dan tidak meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.

g. Jarum

Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 s.d 4 cm. Bentuk jarum pentuljarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan pola adalah jarum pentul yang baik yaitu ujungnya runcing dan terdapat pegangan mutiara dipangkalnya, sehingga mudah dalam menggunakannya.

2. Menggambar Pola Busana Teknik Konstruksi

Menggambar pola busana dengan teknik konstruksi yang baik harus mempunyai lipit kup untuk ruang bentuk yang menonjol buah dada, dimana bentuk lipit kup ada yang di pinggang, di bahu, di sisi, dan ada pula yang terletak di kerung leher, dan di tengah muka. Pola konstruksi untuk wanita banyak macamnya, tetapi semua jenis sistem pola konstruksi memiliki lipit kup. Untuk menggambar pola sesuai dengan masing-masing sistem pola konstruksi di perlukan ukuran tubuh si pemakai yang diukur dengan cermat menurut cara mengambil ukuran masing-masing. Ukuran tersebut disesuaikan dengan masing-masing sistem pola konstruksi yang akan digambar, walaupun demikian ukuran yang diperlukan dalam menggambar pola konstruksi secara umum adalah sbb:

a. Pola Dasar Badan:

1. Lingkar leher : diukur sekeliling leher tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. 7 2. Lebar muka : diukur 6 atau 7 cm dari lekuk leher ke bawah, kemudian diukur datar dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan. 3. Lingkar badan : diukur sekeliling badan terbesar dengan posisi cm tidak terlalu kencang dan ditambah 4 cm. 4. Lingkar pinggang : diukur pas sekeliling pinggang. 5. Panjang muka : diukur dari lekuk leher tengah muka sampai pinggang 6. Tinggi dada : diukur dari pinggang sampai puncak dada. 7. Panjang bahu : diukur dari batas lingkar leher sampai batas bahu terendah 8. Panjang sisi : diukur dari pinggang sampai ketiak, dikurangi 2 cm. 9. Lebar punggung : diukur 9 cm ke bawah dari tulang leher belakang kemudian diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri ke lingkar kerung lengan kanan. 10. Panjang punggung : diukur dari tulang pangkal leher belakang lurus sampai batas pinggang. 11. Ukuran controlpemeriksa: diukur dari tengah muka pinggang, serong keatas menuju garis bahu terendah melewati buah dada, serong kebawah menuju tengah belakang pinggang melewati tulang belikat.

b. Pola Dasar Lengan:

1. Panjang lengan : diukur dari bahu terendah sampai panjang yang diinginkan. 2. Tinggi puncak lengan : diukur dari bahu terendah sampai batas lengan terbesarotot lengan, atau sama dengan panjang bahu. 3. Lingkar pangkal lengan: diukur sekeliling pangkal lengan. 4. Lingkar kerung lenga : diukur sekeliling kerung lengan dengan sedikit longgar.

c. Pola Dasar Rok:

1. Lingkar pinggang : diukur pas sekeliling pinggang. 2. Tinggi panggul : diukur dari pinggang sampai batas panggul terbesar pada bagian belakang. 3. Lingkar panggul : diukur melingkar pada pinggul yang paling tebal secara horizontal dengan tidak terlalu ketat. 8 4. Panjang rok : diukur dari pinggang sampai panjang rok yang dikehendaki. Berdasarkan jenis ukuran tersebut di atas dapat digambar pola menurut sistem pola konstruksi yang diinginkan, jenis ukuran yang diperlukan, serta cara menggambar pola untuk setiap sistem konstruksi berbeda-beda. Cara menggambar pola sistem dressmaking dimulai dari pola bagian belakang, dengan jumlah ukuran yang cukup banyak. Pola sistem meyneke, memerlukan ukuran yang cukup lengkap, dimana pola badan muka dan belakang digambar berdampingan, dengan lipit kup dibahu yang besarnya sesuai dengan besar payudara, yaitu selisih antara lingkar badan dan lebar bahu. Kup bahu tersebut mudah dipindahkan kesisi berbagai bagian pola badanblus, sesuai dengan desain busana. Ukuran yang diperlukan untuk mengkonstruksi pola meyneke juga cukup banyak dan memakai ukuran control, sehingga hasilnya akan lebih baik. Menggambar pola untuk berbagai sistem pola konstruksi tersebut sama-sama menggunakan perhitungan secara matematis yang sangat sederhana, dengan jumlah ukuran yang berbeda. Ukuran yang telah tersedia akan memudahkan dalam membuat polanya.

3. Pembuatan Pola Dasar Teknik Kostruksi Pola Dasar Badan Wanita Dewasa Sistem Dressmaking