Merancang Bahan dan Harga

35 dengan pola dasar lengan tetapi ukuran lingkar kerung lengan disesuaikan dengan lingkar lengan yang sudah dirubah.

6. Merancang Bahan dan Harga

a. Merancang Bahan Merancang bahan adalah menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan untuk suatu desain busana, yang terdiri dari dua cara yaitu secara global dan menggunakan pola skala kecil skala ΒΌ. Merancang bahan secara global yaitu menghitung banyaknya bahan yang diperlukan untuk membuat suatu busana secara garis besar dengan ukuran pola siap potong, dengan menjumlahkan panjang masing-masing bagian pola, ditambah panjang kelim dan kampuh yang diperlukan. Misalkan merancang bahan untuk rok suai, diperlukan bahan lebar 90cm atau 110 cm, dengan panjang bahan dikali dua panjang rok, misalnya panjang rok 65 cm, ditambah kampuh pinggang 2 cm dan lebar kelim 5 cm dikalikan dua., maka maka memerlukan bahan yang panjangnya 144cm, sehingga harus beli bahan 1,5 m. Merancang bahan menggunakan pola kecil yaitu dengan cara meletakkan pola-pola kecil diatas kertas yang telah diskala sesuai lebar bahan yang dikehendaki menurut desain, misalnya 90 cm, 115 cm atau 150 cm. Pola diatur mulai dari bagian yang besar ke yang kecil-kecil, sesuai arah serat kain yang dikehendaki dengan ditambah kampuh pada tiap pola lebih kurang 2cm dan untuk kelim 4cm. Berdasarkan rancangan bahan yang demikian maka akan mudah diketahui jumlah bahan yang diperlukan untuk suatu busana. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu merancang bahan diantaranya: 1 Membentangkan panjang kain yang dibutuhkan diatas meja apabila memungkinkan, dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan yang sering terjadi misalnya garis hias tertukar arahnya atau bagian yang seharusnya arah serat lungsin tertukar dengan bagian arah serat pakan. 2. Kain dilipat dengan bagian baik didalam, apabila diperlukan dua lapis, sebelum pola-pola diletakan pada bahan. 3. Peletakkan pola pada bahan yang bermotif besar harus diatur sedemikian rupa. Apabila motif-motif searah, harus diperhatikan jangan sampai salah satu bagian terbalik motifnya. 36 4. Bahan motif bergaris perlu diperhatikan garis-garisnya, dimana sebaiknya pola diberi tanda garis sesuai dengan desain untuk memudahkan waktu memotong supaya tidak terjadi kesalahan. 5. Meletakkan pola dimulai dari bagian yang besar baru kemudian yang kecil- kecil, supaya sehemat mungkin ditinjau dari segi penghematan bahan dan uang, namun tidak boleh dilupakan segi keindahan dan arah serat kain. 6. Tambahan kampuh harus diberikan, pada umumnya untuk kelim blus, lengan, dan rok biasanya 4cm atau 5cm, kampuh sisi dan bahu 2 cm, kerung lengan 1,5 cm, kerung leher 1 cm. Gambar berikut merupakan contoh merancang harga: Gambar 32 Rancangan Bahan b. Merancang Harga Merancang harga adalah menghitung semua biaya yang diperlukan untuk keperluan suatu busana, dengan bagian-bagian yang harus dihitungdiantaranya: 1. Nama kain, spesifikasinya, lebar dan panjang kain menurut rancangan bahan, panjang kain yang harus dibeli berikut harga satuan dan jumlahnya. 2. Nama keperluan-keperluan lainnya seperti: fliselin, renda, benang jahit, benang jelujur, kancing hias, dan yang lainnya beserta harga satuan dan jumlahnya. 3. Jumlah harga perbagian dijumlahkan semua, sehingga dari jumlah tersebut dapat diketahui berapa harga atau biaya untuk busana yang akan dibuat. Contoh merancang harga untuk gaun sederhana seperti pada rancangan bahan, kain pada rancangan habis 2,6 m dengan lebar 90 cm yaitu kain katun, maka yang harus dibeli 2,75 m. Keperluan lain yang harus dibeli diantaranya 37 benang jahit, tutup tarik, fliselin, kancing kait kecil. Rancangan harga tersebut dapat dibuat dalam bentuk tabel seperti berikut: Tabel 1. Merancang Harga No Nama Bahan Spesifikasi Kebutuhan Harga Satuan Rp Jumlah Rp 1 Bahan katun polos lebar 90 cm 2,75 m 12000m 32000 2 Fliselin 0, 25m 6000m 1500 3 Rit jepang panjang 45 cm 1 biji 2500biji 2500 4 Benang jahit astra 1 biji 1000biji 1000 5 Kancing kait kecil 1 biji 100biji 100 Total 37100 38

BAB III KEGIATAN BELAJAR 2

POLA BUSANA TEKNIK DRAPING

A. Tujuan Antara

Tujuan antara yang perlu dicapai pada akhir kegiatan belajar 1, adalah: 1. Memahami pengertian pola draping. 2. Memahami perbedaan antara teknik draping dan teknik konstruksi. 3. Memahami peralatan untuk keperluan draping. 4. Memahami cara draping pola dasar badan dan rok. 5. Memahami cara draping pola kerah.

6. Memahami cara draping busana lilit.

B. Uraian Materi 1. Konsep Dasar Draping

Teknik draping merupakan istilah dalam dunia fashion, yaitu suatu teknik membuat pola langsung di atas paspop atau boneka jahit. Disamping itu draping juga dapat diartikan sebagai suatu teknik menata kain sepanjang beberapa meter menjadi suatu bentuk busana tanpa memotong kain dan dijahit, yang cukup dengan sematan. Keistimewaan teknik draping adalah dapat secara langsung melihat hasil jadi dari bentuk busana yang diinginkan atau yang diuji cobakan. Melalui teknik draping seseorang dapat bereksperimen untuk memperoleh bentuk-bentuk busana baru yang terkadang sulit untuk didapatkan dari pola secara konstruksi. Disamping itu teknik draping juga berguna untuk membuat suatu display, dimana dengan penataan busana di atas boneka dari kain yang tidak digunting dapat menjadi daya tarik tersendiri . Pola dasar busana pada dasarnya terdiri dari 3 bagian, yaitu: a. Pola badan blus. b. Pola lengan. c. Pola rok . Cara membuat pola busana ada 3 macam yaitu: a. Secara konstruksi flat pattern yaitu dengan mengukur berbagai bagian tubuh supaya bisa menggambar polanya.