19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian HAM
Sesuai dengan sudah Peneliti tulis dalam BAB I, HAM merupakan permasalahan yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap masalah
dapat dikaji ke dalam perspektif HAM. Berikut adalah pengertian HAM: 1.
Soetandyo Winjosoebroto “Hak-hak mendasar fundamental yang diakui secara universal sebagai hak-
hak yang melekat pada manusia karena hakikat dan kodratnya sebagai manusia.”
32
2. Muladi
“HAM adalah hak yang melekat secara alamiah inherent pada diri manusia sejak lahir, dan tanpa hak tersebut manusia tidak dapat tumbuh dan
berkembang sebagai manusia yang utuh.”
33
3. Rahayu
“Hak-hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng. Sebagai konsekuensinya, hak-hak tersebut harus
dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas siapapun.”
34
4. Maidin Gultom
“Hak Asasi Manusia HAM merupakan hak-hak yang melekat pada manusia yang mencerminkan martabatnya, yang harus memperoleh jaminan hukum,
32
Soetandyo Wignjosoebroto 2003, Hak-hak Asasi Manusia: Konsep Dasar Dan Pengertianya Yang Klasik Pasa Masa masa Awal Perkembangannya dalam Toleransi Keragaman, Dalam: Rahayu, Hukum
Hak Asasi Manusia HAM, Universitas Diponegoro, Semarang, Cet. II, 2012, hlm. 2.
33
Muladi 2002, Hak Asasi Manusia Dan Reformasi Hukum Indonesia, dalam: Ibid
34
Ibid, hlm. 3.
20
sebab hak-hak hanya dapat efektif apabila hak-hak itu dapat dilindungi hukum”.
35
5. Yanyan Mochamad Yani
“Secara harfiah hak asasi manusia HAM dapat dimaknakan sebagai hak-hak yang dimiliki seseorang karena keberadaannya sebagai manusia.”
36
6. Zainal Abidin
“HAM adalah hak-hak yang melekat pada semua manusia, tidak membedakan kebangsaan, tempat tinggalnya, jenis kelaminnya, asal usul
kebangsaaan dan etnisitas, warna kulit, agama atau keyakinan, bahasa, atau status-
status lainnya.”
37
7. Jack Donnely
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan
kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.
38
8. Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
“Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia
.”
39
Dari kedelapan pengertian di atas, tidak ada pengertian HAM yang salah, karena pada hakekatnya HAM bersifat kompleks oleh karena itu permasalahan
tentang HAM dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Namun peneliti dapat menjelaskan HAM sebagai berikut: HAM pada hakikatnya bersifat
Alami dan diperoleh oleh manusia begitu saja karena dia adalah manusia, hak ini
35
Op.cit; Maidin Gultom, hlm. 7.
36
Op.cit; Yanyan Mochamad Yani
37
Op.cit; Zainal Abidin.
38
Op.cit; Rhona K.M. Smith, hlm. 28.
39
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165.
21
adalah hak yang melekat pada manusia bahkan sejak awal kehidupannya di dalam kandungan.
Prinsip Kepentingan Terbaik Bagi Anak adalah Prinsip HAM yang menjadi salah satu Prinsip penting dalam pemenuhan Hak Anak. Dalam Konvensi
Internasional mengenai Hak Anak, Prinsip ini terdapat dalam Pasal 3 ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut:
“Dalam semua tindakan yang menyangkut anak-anak, baik yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial pemerintah atau
swasta, pengadilan, penguasa-penguasa pemerintahan atau badan-badan legislatif, kepentingan terbaik dari anak-anak harus menjadi pertimbangan
utama”.
40
Penerapan prinsip ini menjadi kewajiban bagi negara-negara anggota Konvensi Hak Anak yang telah meratifikasi konvensi tersebut. Sesuai Pasal 4
dalam Konvensi tersebut yang berbunyi sebagai berikut: “Negara-negera Peserta akan mengambil semua langkah legislatif,
administratif, dan lain sebagainya untuk pelaksanaan hak-hak yang diakui dalam konvensi sekarang ini. Sepanjang yang menyangkut hak-hak ekonomi,
sosial, dan kebudayaan, negara-negara Peserta akan mengambil langkah- langkah sampai batas maksimal yang dapat dilakukan dengan sumber-sumber
daya mereka yang tersedia dan bila diperlukan, dalam kerangka kerja sama
Internasional”.
41
Prinsip Kepentingan Terbaik Bagi Anak merupakan salah satu dari 4 Prinsip penting dalam Konvensi Hak-hak Anak. Walau Prinsip ini banyak
disebutkan dalam Konvensi Hak Anak, namun tidak ada penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Kepentingan terbaik bagi anak. Namun perlu kita ketahui,
Prinsip ini adalah prinsip yang sudah lama berkembang, bahkan sejak tahun 1959
42
. Berikut adalah pengertian mengenai Prinsip Kepentingan Terbaik Bagi Anak:
40
Pasal 3 Ayat 1 Konvensi Internasional Mengenai Hak Anak.
41
Pasal 4 Konvensi Internasional Mengenai Hak Anak
42
United Nation, Convention On The Rights Of The Child, 29 Mei 2013, hlm. 3
22
1. United Nation
Konsep kepentingan terbaik bagi anak bertujuan untuk memastikan pemenuhan dan keefekktifan penerapan semua hak yang diakui dalam
Konvensi.
43
2. Adzkar Ahsinin
Konsep kepentingan terbaik dari anak diwujudkan dengan pengalokasian sumber daya yang secara khusus ditujukan untuk memenuhi
hak-hak anak.
44
3. Unicef
Prinsip kepentingan terbaik bagi anak berlaku terhadap segala tindakan dan keputusan yang berkaitan dengan anak dan menyerukan upaya-upaya
aktif untuk menghormati hak mereka dan mempromosikan hak hidup, tumbuh kembang, dan kesejahteraan mereka, serta upaya untuk mendukung
dan membantu orang tua dan pihak lain yang bertanggung jawab merealisasikan hak-hak anak.
45
4. Maidin Gultom
Prinsip Kepentingan terbaik anak harus dipandang sebagai paramount importence memperoleh prioritas tertinggi
46
. Prioritas tertinggi yang dimaksud adalah dalam rangka pemenuhan hak-hak anak.
Dari ke 4 pengertian diatas maka dapat disimpulkan maka Prinsip Kepentingan Terbaik Bagi Anak dapat diwujudkan dengan pemenuhan Hak-hak Anak. Prinsip
Kepentingan Terbaik Bagi Anak merupakan prioritas tertinggi dalam pemenuhan hak-hak anak.
43
Ibid
44
Adzkar Ahsinin, Aturan Yang Berpihak Pada Anak, Yayasan Pemantau Hak Anak, 2008, hlm. 17
45
Unicef, Prinsip Dunia Usaha dan Hak Anak,
http:www.unicef.orgindonesiaidPrinsip_Dunia_Usaha_dan_Hak_Anak.pdf, hlm. 6, dikunjungi pada
tanggal 15 Agustus 2015 pukul 11.02
46
Op.Cit;Maidin Gultom, hlm. 47
23
B. Hak Asasi Manusia